(BAGIAN DUA PULUH EMPAT)(TENANGLAH DISANA)
~~~~~~
Tak bisa aku ingkari
Engkaulah satu-satunya
Yang bisa membuat jiwaku
Yang pernah mati, Menjadi berarti
Namun kini kau menghilang
Bagaikan ditelan bumi
Tak pernahkah kau sadari
Arti cintamu,Untukku.__________
"Ical, kenapa lo pergi? Gue salah sama lo? Tuhan kenapa sih, memanggil lo secepat ini? Perasaan baru aja kita ketawa bareng. Gue kangen sama lo. Lo nggak bener-bener pergi kan? Lo masih ada disini kan? Lo pernah janji sama gue kalo lo nggak bakal ninggalin gue."
Rachel mengeluarkan semua isi hatinya didalam kamar. Air matanya seakan-akan tak habis. Setiap mengingat wajah sahabatnya itu, dia selalu menginginkan Ical kembali.
Tiba-tiba HP Rachel berbunyi dan tertera nama Kevin disana.
"Halo kak?"
"Rachel, kamu bisa kerumah besok?"
"Bisa kak."
"Oke. Kamu nggak papa kan? Ikhlaskan Ical ya. Ical bakal sedih disana kalo liat kamu nangis."
"Rachel nggak nangis kok, kak." Nyatanya, air mata Rachel terus deras mengalir.
"Oke. Kakak tunggu besok. Ada titipan dari Ical buat kamu."
Kevin langsung menutup telpon.
🏀🏀🏀🏀
Tok...tok...tok
Tidak lama kemudian, seorang cowok membuka pintu rumah dengan senyumannya. Ketika melihat cowok tersebut, dia langsung teringat dengan Ical. Mereka bisa dibilang mirip dengan perbedaan umur 3 tahun lebih tua darinya dan Ical.
"Masuk, Chel."
Rachel hanya mengangguk dan mengikuti Kevin ke ruang tamu.
Kevin menyodorkan 2 amplop warna hitam, putih, dan abu-abu.
"Dia cuman nitip ini buat dikasihkan ke kamu, dan perekam suara. Dia udah nggak mampu buat nulis, makanya yang satu ini dalam bentuk rekaman." Kata Kevin sambil menyodorkan sebuah mini voice, sebuah alat perekam suara.
"Sebenernya, bilang Ical isi amplop itu bukan surat. Tapi, dia bilang tentang isi hatinya selama ini yang nggak pernah dia sampaikan ke kamu dari dia pergi ke Singapura."
Rachel mengangguk sambil menatap ke 3 amplop ditangan kanannya dan sebuah mini voice di tangan kirinya.
"Kalo yang ini, dari kakak." Kevin menyodorkan sebuah kaset.
"Kamu tonton aja dirumah. Itu keadaan Ical saat disana."
Rachel menatap Kevin, lalu tersenyum.
"Kak, Rachel boleh ke kamar Ical?" Tanya Rachel.
"Boleh."
Rachel langsung melangkah menuju sebuah kamar yang beberapa bulan belakangan ini lama tidak dia kunjungi. Tapi, kamar ini kini sudah tak berpenghuni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret In Heart ✔️
Teen Fiction(COMPLETE) "Kadang perkataan sama perbuatan berbanding jauh. Dan perkataan sangat berbanding jauh dengan perasaan."-Reina. "Gue nggak akan pernah lelah buat ngedapetin hati lo, Nathan." -Rachel. "Kenapa ketika gue udah ngebuka hati dan udah menjadi...