Semua orang merasa hancur saat mendengar kabar Reva.
Reina menangis histeris dan sampai-sampai pingsan, Reivan hanya bisa menenangkan Reina.
"Kamu yang tenang, pikirin bayi yg ada di perut kamu."
"Aku nggak bisa tenang. Kemaren baru aja aku liat senyum dia, tawa dia. Tapi kenapa, itu jadi yang terakhir kali nya, Van? " Reina lagi lagi menangis.
Sedangkan Reyno dia hanya menatap kosong foto Reva yang seakan akan tersenyum kepadanya.
"Harusnya, aku nggak pernah biarin kamu pergi, va. Maafin aku. Maafin aku yang nggak bisa jagain kamu, aku cuman bisa nyakitin kamu, aku nggak bisa bikin kamu bahagia. Sampai sampai sekarang kamu ninggalin aku. " air mata Reyno secara perlahan jatuh.
"No, kamu yang sabar ya. " Kata Diandra menenangkan Reyno dengan cara memegang pundak Reyno.
Tapi, Reyno menepisnya.
"Kamu bisa pergi dulu? Aku mau sendiri."
Diandra hanya bisa menunduk dan mundur secara perlahan meninggalkan Reyno yang masih menatap foto Reva yang terpajang disana.
Sebenarnya semenjak hari pernikahan mereka, yang ada dipikiran Reyno hanya satu. Reva.
Reyno kadang salah menyebut dirinya adalah Reva. Pikiran Reyno kacau, perasaannya tidak enak semenjak Reva berkata padanya bahwa dia akan balik ke Jepang dan menetap disana.
Benar saja. Tepat keesokan harinya, Reyno mendapatkan telpon dari Reivan bahwa pesawat yang ditumpangi Reva hilang kendali.
Reyno langsung kalut, mengambil kunci mobil dan langsung pergi. Tanpa menjawab pertanyaan Diandra seakan akan tidak ada Diandra disana.
"Maafin aku, va. " Akhirnya Reyno menangis sejadi jadinya.
Tanpa Reyno tau, sebenarnya Reva ada disampingnya, Reva ingin menghapus air mata Reyno walaupun Reva tau itu nggak mungkin. Reva hanya menunduk.
'Maafin aku, No.'
Sepulang dari pemakaman Reva, Reyno hanya diam. Semua pertanyaan Diandra tidak dia jawab. Semua perkataan Diandra, tidak Reyno hiraukan. Reyno lebih dari kata kacau.
"No, kamu dengerin aku nggak sih? " Tanya Diandra.
"Kamu jangan ganggu aku dulu bisa nggak sih?! Kamu nggak liat aku banyak pikiran?" Bentak Reyno.
"Pikiran apa?! Reva? Dia udah tenang disana Reyno! Kamu pikir, dia mau liat kamu begini?" Kata Diandra.
Benar.
Bukan ini yang Reva mau.
Reyno cuman bisa menunduk dan menahan tangis nya lagi.
"Maafin aku, dian." Kata Reyno sambil memeluk Diandra.
'Kamu yang kuat, no. Kamu harus bahagia.' Kata Reva yang tersenyum melihat Reyno memeluk Diandra.
Reyno membuka pesan yang dikirim Reva terakhir kali sebelum Reva pergi.
'No, makasih udah ngasih segala hal indah buat aku. Makasih udah mencintai aku sangat lama. Aku hari ini akan balik ke Jepang, aku harap kamu baik baik aja ya. Maaf aku udah bikin kamu terlalu nunggu lama. Mungkin ini emang pantes aku dapetin. Aku mau, kamu bahagia sama Diandra. Jangan pernah kamu nyakitin Diandra. Dia orangnya baik, dia orang yang tepat buat kamu. Jaga kesehatan, jangan sedih lagi, udah saatnya kamu bahagia. Nanti, aku harap kita bisa ketemu lagi di lain kesempatan.'
Nyatanya, Tuhan berkehendak lain. Mereka tidak akan bertemu lagi. Mungkin, akan bertemu di alam lain.
'Sampai ketemu lagi, va. ' Gumam Reyno.
Aku harap, hanya aku satu satunya manusia didunia ini yang merasakan penyesalan terbesar dalam hidupku, yaitu menyia-nyiakan orang yang mencintaiku. Karena bukan hal yang indah, ketika kau sudah terlambat mencintai. Tidak ada jaminan, kau akan menerima hal yang sepadan dengan kemarin. Yang kamu akan dapatkan adalah rasa kecewa. Dan, kamu tidak akan bisa marah, karena tanpa kamu sadari, itu adalah kesalahan yang kau perbuat sendiri. -Reva.
Maaf, Ini aku buatin extra seadanya aja. Semoga kalian seneng yaa. Buat sequel, nanti aku pikir pikir lagi yaa, soalnyaa aku juga bingung, kalau bikin sequel, jalan ceritanya tentang apaa. Yamg penting, pesan dalam cerita ini nyampe yaa dikalian. 😊❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret In Heart ✔️
Teen Fiction(COMPLETE) "Kadang perkataan sama perbuatan berbanding jauh. Dan perkataan sangat berbanding jauh dengan perasaan."-Reina. "Gue nggak akan pernah lelah buat ngedapetin hati lo, Nathan." -Rachel. "Kenapa ketika gue udah ngebuka hati dan udah menjadi...