Sebulan berlalu dan sekarang tiba saat di mana dua orang manusia akan di satukan dalam suatu janji dan ikatan suci. Acara berlangsung sederhana hanya mengundang beberapa kerabat terdekat dan sahabat dari kedua mempelai. Tidak ada resepsi mewah seperti yang biasa dilakukan oleh pengusaha kaya pada umumnya. Ya memang Axel adalah seorang pengusaha muda yang sekarang memegang kendali atas Brawijaya property group. Perusahaan property terbesar nomor 2 di Indonesia sedangkan Marla yang baru saja menamatkan pendidikan S1 nya memilih untuk melanjutkan bisnis butik milik Rini yang telah memiliki cabang hingga ke beberapa kota besar. Mereka berdua adalah pasangan yang sangat serasi setidaknya itulah yang ada di benak beberapa tamu undangan.
Rini yang saat ini memyaksikan pernikahan mereka tersenyum sambil menahan tangis haru."Akhirnya mereka menikah".Desah Rini pelan
******
Di lain tempat tampak senyum Marla yang agak dipaksakan harus menyalami setiap tamu undangan yang datang begitupula dengan Axel.
"Astaga rasanya kakiku mau copot" desah Marla dengan bibir mengerucut.
"Bentar lagi selesai kok" tanpa sadar tangan Axel bergerak menggenggam tangan Marla agar membuatnya nyaman.
"woyy udah kali pegangan tangannya nih tamu undangan pada dianggurin. kita kan juga mau salaman."
Tanpa perlu menoleh Axel sudah tau siapa yang berbicara. siapa lagi kalau bukan Dion sahabat sperguruannya sedari kecil lebih tepatnya partner in crime.
"Akhirnya lo nikah juga xel. gua kirain lo bakalan jadi bujang lapuk seumur hidup tawa Dion masih dengan tampang tak bersalah.
'Kurang ajar lo balas Axel sembari menoyor kepala sahabatnya.
"Hei Mar baik baik ya sama ni cwok gila"
Marla yang mendengar candaan Dion hanya tertawa kecil. Dion dan Marla cukup akrab karena dulu Dion sempat mendekati Marla. Namun di tolam mentah mentah oleh gadis tersebut. tapi itu dulu ketika Marla masih sma hanya sekedar cinta monyet. kini mereka sudah memiliki kehidupan masing masing Dion sudah memiliki istri dan seorang putra yang begitu tampan meski usia putranya baru menginjak 2 tahun tetapi pesonanya sudah terlihat.
"Pergi lo gara gara lo ngobrol di sisni tamu undangan pada gak kebagian salaman sama gue nih" Delik Axel sambil mengusir sahabatnya. Dion yang sudah hafal kelakuan Axel hanya mendengus pura pura kesal sambil mengangkat kedua tangannya pertanda menyerah lalu menarik lengan istrinya untuk menjauh.
Namun sebelum mereka benar benar jauh Dion malah berbalik dan membisikan sesuatu pada Axel yang hanya di balas dengan delikan dan ekspresi kesal dari Axel. Entah apa yang tadi dibisikan Dion hanya mereka berdua dan Tuhan lah yang tau.Beberapa saat setelah semua tamu selesai bersalaman dengan kedua mempelai, Marla yang merasa kepo tingkat parah tidak tahan untuk tidak bertanya pada Axel.
"Kak Dion ngomong apa ke om Axel?"
Marla memang memanggil semua teman Axel dengan sebutan Kakak. karena usia mereka yang memang hanya terpaut 9 tahun bahkan bisa dibilang kurang dari 9 tahun. Hanya untuk Axel dia memanggil dengan sebutan om karena setaunya dulu Axel adalah adik kandung dari papanya yang ternyata bukan.
"Aihhh ternyata kamu tipe orang yang suka kepo juga." cengir Axel yang kini raut mukanya sudah berubah menjadi senyuman jahil
"Iihh orang cuma penasaran aja. Kalo gak mau kasih tau juga ga masalah" balas Marla berusaha memasang tampang cuek. Bisa bisa om nya ke geer an di sangka Marla perhatian lagi gara gara nanyain hal yang mungkin gak penting itu.
"Ihh beneran nih gak kepo?" Kalo kepo juga ga papa nanti aku kasi tau.
"Udah di bilang ga jadi kepo ya ga jadi. Ga usah maksa deh buat ngasi tau apa yang dibisikin kak Dion ke om". Hentak Marla kasar yang rupanya membuat beberapa orang menoleh ke arah mereka. Marla yang merasa malu akhirnya hanya nyengir tak jelas sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.
Axel yang melihat tingkah Marla hanya diam dengan expresi menahan tawa.
******************
Cukup lama acara berlangsung hampir pukul 10 malam acara baru selesai. Memang acaranya kecil kecilan saja dan tidak mengundang banyak orang hanya orang terdekat serta beberapa rekan bisnis Axel dan Marla. Namun tetap saja acara beramah tamah yang cukup alot membuat acara harus selesai hampir pukul 10 malam.
Marla yang sudah sangat pegal dan lelah langsung berjalan menuju kamar begitu tamu sudah mulai bubar. Sedangkan Axel masih tetap di sana hingga acara benar benar selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marla
RomanceTerpaksa menikah dengan om sendiri tentu bukan hal yang mudah. Ini adalah kisah tentang Marla yang harus menikah dnegan om nya sendiri. Tentang Marla yang baru mengetahui jika pria yang selama ini dianggap sebagai om kandungnya, ternyata sama sekali...