3

32.8K 537 6
                                    

Flash back off

Hampir 4 tahun lamanya oma tidak berani pulang ke Indonesia tapi akhirnya kami cukup lega dan berani pulang ke Indonesia berkat papa kamu Marla. Ya kami sangat menyayangi Andra seperti anak kandung kami sendiri. Dan beruntungnya tidak ada yang curiga dengan siapa sebenarnya Andra. Semua orang mengira kalau papa mu memang anak kandung Oma.
Namun tetap saja oma merindukan memiliki anak kandung yang lahir dari rahim oma sendiri. Selama belasan tahun oma mencoba tapi Tuhan tak kunjung mempercayai oma memiliki anak dari rahim oma sendiri. Yah oma sempat berfikir jika ini adalah hukuman dari Tuhan karena sudah membohongi papa oma sendiri.
Hingga akhirnya 14 tahun setelah oma mengadopsi Andra, oma hamil dan lahirlah om mu nak, om Axel. Jadi itu sebabnya perbedaan usia kalian hanya 9 tahun. Dan karena oma anak tunggal serta opamu juga tidak tau dimana keluarganya berada, apalagi papamu nak, jdi oma memutuskan untuk menikahkan kalian berdua. Tak ada salahnya kan pasti juga papa dan mamamu di alam sana sangat setuju dengan ide oma.

Di sisi lain Marla dan Axel sungguh terkejut mendengar cerita tersebut. Ya Axel masih bisa menerima keadaan ini dengan lapang dada tapi bgaimana dengan Marla? Selama 22 tahun hidupnya di penuhi dengan kebohongan yg baru terungkap. Marla masih belum siap menerima kenyataan bahwa sebenarnya tidak ada ikatan darah diantaranya dengan om dan oma tersayangnya. Orang yg selama ini dianggap sebagai keluarga. Coba saja orang tuanya masih hidup tentu kejadiannya tidak akan sperti ini. Seharusnya Marla bisa menentukan jalan hidup begitupula dengan jodohnya. Ya walaupun tak bisa di pungkiri memang ada sedikit ketertarikan antara dirinya dengan om Axel. Tp Marla pun masih bingung untuk menyimpulkan perasaan jenis apa yang sedang dirasakannya terhadap omnya tersebut. Mungkin hanya perasaan sayang keponakan kepada om sendiri. Ah entahlah yg jelas saat ini perasaan Marla bercampur antara sedih kecewa atau harus bagaimana. Namun tetap saja Marla tidak berhak marah ataupun menghakimi oma nya karena bagaimanapun juga Oma nya lah yg membesarkan dan merawatnya dari berumur 5 tahun. Setelah orangtuanya meninggal karena kecelakaan pesawat. Harusnya Marla sangat bersyukur diasuh oleh orang yang sama sekali tidak ada ikatan darah dengannya tapi rela menyayanginya dengan sepenuh hati. Mungkin ini lah saatnya membalas segala kebaikan Oma Rini dan juga Marla tidak tega rasanya membuat omanya semakin mederita dengan kelakuannya yang membangkang. Sudah cukup Omanya menderita dengan sakit Leukimia yang bebrapa tahun ini di deritanya. Sepertinya tidak terlalu buruk juga menerima tawaran omanya toh Marla sudah mengenal Om Axel dari kecil. Belun tentu juga jika dia mencari jodohnya sendiri dia akan bahagia. Buktinya sudah beberapa kali Marla menjalin hubungan dengan pria yang hanya menebar janji manis namun ujung-ujungnya tetap saja menyakiti Marla.

"Jadi bagaimana menurut kalian?" petanyaan oma Rini menghentikan aktifitas melamun marla

"Ah eh iya oma. Marla terserah om Axel aja kalau memang harus begini ya Marla terima." jawabnya tanpa berani memandang om nya.

"Baiklah pernikahan kalian akan di laksanakan bulan depan."

"Ma kenapa harus secepat ini?" Axel mengernyit heran dengan keputusan kilat yang di buat mama nya.

"Tentu kamu dan Marla tau penyakit mama sudah stadium akhir dan hal terakhir yang mama inginkan hanya melihat kalian menikah. Hanya itu permintaan terakhir mama."

Axel yang awalnya kurang setuju langsung luruh oleh perkataan Rini. Dia hanya bisa mengangguk pasrah tanpa ingin mamanya membahas tentang penyakit leukimia yang dideritanya bebeapa tahun terakhir ini. Axel dan Marla terpaksa harus menuruti keinginan Rini yang bisa saja ini adalah permintaan terakhirnya. Mereka tidak ingin menyakiti dan mengecewakan perempuan yang telah merawat dan membesarkan mereka dengan sepenuh hati. Terutama Marla ingin rasanya Marla menolak mentah mentah perjodohan gila tersebut. Namun apa daya Marla akan menjadi cucu angkat yg sangat tidak tau diri jika menolak permintaan oma tersayangnya.

Rini tersenyum puas semua berjalan sesuai keinginannya dia yakin jika mereka berdua memang ada rasa salkng mencintai. Bukan sebagai keluarga melainkan rasa cinta antara pria dan wanita. Namun sayang sepertinya kedua orang tersayangnya tersebut belun menyadari perasaan masing masing. Tinggal menunggu waktu hingga mereka sadar satu sama lain. Bukan hal sulit bagi Rini untuk mengetahui hati dari anak dan cucunya. Dri kecil dia mengasuh mereka tentunya tau bagaimana sikap dan gerak gerik mereka selama ini.

MarlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang