21

11.6K 197 10
                                    

"Lo nggak ada kerjaan selain nguber nguber suami orang? Atau lo emang bener bener udah nggak laku sampai harus menghalalkan segala cara buat bisa balikan lagi sama mantan lo yang statusnya udah bukan single lagi?"

Habis sudah kesabaran Marla. Sengaja ia pagi pagi menghubungi Zeeta dan meminta bertemu. Ia sudah tidak bisa mentoleransi lagi segala kekacauan yang dibuat wanita stres di depannya ini.

Zeeta yang sedang meminum jus sirsak kesukaannya tiba tiba saja tersedak kaget.

"Maksud lo?" terlihat zeeta masih belum mengerti dengan arah pembicaraan Marla.

"Iya, lo sengaja kan ngirim foto gue sama Hadi lagi berduaan di restauran hotel lo tadi pagi kerumah gue"

Zeeta yang merasa dirinya tidak melakukan tuduhan Marla langsung mendelik sebal.

"Enak aja. Gue nggak pernah berfikir sekejam itu kali. Ya emang gue akuin, waktu itu gue sempet ngancem lo, tapi ya bukan berarti gue bakalan lakuin. Gue nggak serendah itu."

"Oh ya? terus kalo bukan lo siapa lagi yang tau gue sama Hadi makan disana? Terus siapa dong yang kirim foto kami kalo bukan lo? Setan huh?"

"Terserah lo. Yang pasti gue nggak ada." Zeeta masih kekeh dengan jawabannya.

"Ok gue sibuk mau ada pemotretan. Kalo lo ajak gue ketemu cuma buat bahas masalah yang nggak penting gini, mending gue pergi. Seenakanya aja lo fitnah gue." Tanpa basi basi ia segera meninggalkan Marla dengan serentetan umpatan kasar yang mengiringi kepergiannya.

Baru saja ia melangkah meninggalkan area kafe, ia sudah mendapatkan panggilan dari Hadi.

"Iya, halo" jawab Zeeta malas.

"Gue mau ketemu sama lo sekarang"

Zeeta mendengus sebal. Ada apa dengan dua orang ini. Tadi Marla mengajaknya bertemu, lalu tiba tiba menuduh nya yang bukan bukan. Nah sekarang Hadi. Tidak bisakah hari ini hidupnya tenang menjalani pemotretan?

"Halo Ta, lo dener gue kan?" terdengar suara Hadi memanggil manggil namanya dari seberang.

"Ia gue denger. Mau ngomongin apa sih? Gue sibuk nih ada pemotretan". Balas Zeeta tak sabaran.

" Ada hal penting yang mau gue omongin."

Yap Zeeta sudah dapat menebak apa yang akan dibicarakan Hadi pada nya. Apalagi kalau bukan masalah foto yang ia sendiri juga tidak tahu siapa pelakunya.

"Lo dengerin gue. Entah lo percaya atau nggak, pokonya bukan gue yang lakuin. Bukan gue yang kirim foto kalian kerumahnya Axel."

"Kok lo tau gue mau bahas itu?" Terdengar nada penasaran dari Hadi

"Ya tau lah orang baru aja ni gue dilabrak si Marla. Dia nuduh gue yang nyebar. Enak aja asal main tuduh orang sembarangan. Pokonya gue nggak ada waktu ladenin kalian berdua."

Tanpa menunggu jawaban Hadi, Zeeta segera menekan tanda merah pada ponselnya.

Hari ini ia sudah dibuat kesal dengan rencana perjodohan gila dari orang tuanya. Dan sekarang ia malah dituduh yang bukan bukan oleh dua makhluk sialan ini.

Padahal yang lusa malam itu cuma sekedar ancaman saja. Ia bahkan sudah tidak berminat sama sekali untuk mengejar Axel yang dulu dianggap sangat berpotensial diajukan sebagai calon suami di depan orang tuanya agar mereka tidak merecokinya lagi dengan segala urusan perjodohan gila yang ia sendiri tidak habis pikir, di jaman se modern ini masih ada saja orang tua yang pemikirannya seperti jaman dulu.

Dengan langkah besar ia segera menuju mobilnya dan berangkat menuju tempat pemotretan.





###################

Axel tampak menelpon sebuah restaurant pinggir pantai dan memesan  paket romantic dinner husus untuk dirinya dan Marla. Malam nanti ia akan menyatakan perasaannya pada gadis kecilnya. Perasaan cinta layaknya seorang pria kepada wanitanya tentu saja. Ia akan menghapuskan segala batasan antara om dan keponakan karena Marla akan menjadi istri yang sesungguhnya mulai malam nanti.

Setelah memberi beberapa arahan serta menyebutkan request yang harus dipenuhi pihak restauran, ia segera mengirim pesan kepada Marla agar pulang lebih awal. Tidak lupa ia memberi tahu jika mereka akan makan malam berdua.

Rupanya gadisnya membalas dengan cepat pesan yang dikirimnya. Marla mengiyakan permintannya.

Axel sudah tak sabar menunggu malam tiba. Ia sudah tak sabar untuk mengetahui bagaimana reaksi Marla saat ia menyatakan cinta. Perasaan aneh membuncah dari dalam dirinya. Entahlah, ia merasa begitu deg degan, takut, tetapi juga tak sabar. Entahlah padahal ia sudah sering melakukan sesi penembakan dan acara makan malam romantis. Tetapi kali ini terasa begitu berbeda. Terasa begitu menegangkan.

Disisi lain Marla tampak mengernyit heran membaca pesan dari Axel. Tumben tumbenan Axel mengajaknya makan malam romantis. Bahkan Axel memintanya untuk memakai dress dan berdandan secantik mungkin. Tapi ia tak mau ambil pusing kerjaannya masih begitu banyak. Acara pagelaran busana sudah dekat. Sebenarnya ia berencana untuk lembur lagi malam ini. Tapi sudahlah karena seperti nya ajakan Axel lebih menggiurkan. Sekaligus sebenarnya ia juga penasaran tentang kejutan dan sesuatu yang akan disampaikan Axel nanti malam sepertinya sangat penting.

Ia mengegeleng gelengkan kepalanya pelan mencoba mengusir rasa penasaran yang hinggap dikepalanya. Entah mengapa ia merasa begitu deg deg an dan sudah tidak sabar menunggu nanti malam. Ia sendiri juga tidak mengerti kenapa perasaannya bisa begitu bahagia hanya karena diajak makan malam romantis berdua oleh om nya. Padahal dulu mereka juga sering makan malam berdua tapi di rumah saja memang.

Tapi bukannya sama saja ya? sama sama makan malam?

Ah sudahlah. Marla mengambil sketsa busana utama yang akan ditampilkan pada saat pagelaran dan juga beberapa contoh kain yang baru saja ia terima dari supplier. Jujur moodnya kembali memburuk saat ingat jika Zeeta lah yang akan memakai maha karyanya. Gaun terbaiknya dan pagelaran pertamanya akan terasa kurang sempurna jika Zeeta tetap menjadi model utama. Tapi apa boleh buat mau tak mau ia harus terima dengan  segala keputusan The One Fashion. Apalagi ia harus menjaga image di mata para petinggi majalah besar tersebut.

Ia menarik dan menghembuskan nafas beberapa kali sbelum akhirnya kembali menekuri meja kerjanya untuk menyelesaikan rancangan yang baru ia buat setengah.













MarlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang