9

20K 330 3
                                    

Malam ini Marla terlihat begitu cantik dengan dress hitam ketat 5cm diatas lutut dan juga potongan dada agak rendah mengekspous setiap lekuk indah tubuh langsingnya. Ditambah riasan yang cukup berat namun terlihat pas di wajah, rambut lurus yang dibuat ikal dibagian bawah yang sengaja dibiarkan tergerai semakin menambah nila kecantikan Marla malam ini.

Setelah mematut diri beberapa kali dicermin untuk memastikan penampilannya, Ia berdecak puas dengan hasil karya tangannya mulai dari pakaian hingga make up. Marla memang orang yang sangat fashionable mungkin jiwa fashion nya di dapat secara alami karena dia kini mewarisi butik milik almarhumah omanya. Sekaligus dia juga yang mendesain sebagian besar pakaian yang dijual disana.

"Mau kemana kamu dengan pakaian kekurangan bahan itu?" Tiba tiba saja Axel sudah berada dibelakngnya yang juga ikut memandang kearah cermin.

"Kapan om masuk ke kamar ku? Harusnya ketok pintu dulu dong. Aku ijin mau ke ulang tahun temen boleh kan?

"Siapa suruh pintu ke buka lebar kayak gitu ya aku masuk aja. Dan kamu emang harus ya hadir ke pesta dengan riasan dan pakaian yang seperti itu?" Ekspresi Axel begitu datar

Marla yang langsung berbalik badan menatapnya keheranan. Tumben tumbenan suaminya sampai mengurus dan mengatur pakaian yang akan di kenakannya. Biasanya juga Marla bebas mau pakai apapun. ya memang di akui ini adalah pakaian paling terbuka yg pernah di pakainya selama ini. Tapi toh wajar saja menurut Marla karena banyak juga diluaran sana yang berpakaian sepertinya malah bisa dibilang banyak yang lebih parah. Tapi kenapa suaminya malah seperti orang kebakaran jenggot begini?" Batin Marla

"Kenapa kamu natap aku kayak gitu heh?" Delik Axel karena lagi lagi omongannya tak ditanggapi oleh Marla

"Udah deh om. Aku tu udah gede bukan anak kecil lagi masak iya harus segala macem diurusin. Lagian nih om party nya di adain di Maxillo. Masak iya aku pake celana jeans ama sweater kesana." Sungguh dia benar benar kesal dengan tingkah suaminya, bukannya memuji penampilan Marla yang malam ini berani tampil beda eh ini malah marah marah gak jelas.

'Maxillo yang club malam itu?" kini raut tak suka tampak jelas terlihat di wajah Axel.

Marla hanya menggangguk sebal karena dari tadi suaminya berubah menjadi wartawan dadakan.

"aku gak ijinin kamu pergi kalo baju kamu belum di ganti pake yang lebih sopan. Kamu lupa kalo sekarang status kamu itu sudah menjadi istri orang?"

"Huh iya tau aku sekarang udah jadi  istri orang siapa bilang aku ini istri monyet. Tapi om ini tuh udah termasuk sopan untuk tempat sekelas maxillo om".

"Ganti atau tidak pergi sama sekali?' Axel yang mulai habis kesabarnnya tanpa sadar membentak Marla.

Hening sesaat Marla begitu kaget mendengar bentakan Axel. Selama hidupnya baru kali ini ia dibentak oleh suaminya.

"Kamu gak takut dengan pakaian seperti ini kamu sama aja ngundang orang jahat buat ngejahatin kamu."

"Astaga om aku tuh udah gede ya udah dewasa jadi aku bisa jaga diri. kalo ada yang berani macam macam ya langsung aku lawan lah emang om pikir aku cewek lemah yang ga ada tenaga buat ngelawan sama sekali?"
Delik Marla kesal lalu segera mengambil tasnya dan melenggang pergi dari hadapan Axel. Namun belum sampai menyentuh gagang pintu, badan Marla sudah di tarik dengan kasar oleh tangan kekar Axel.

Dihempaskannya tubuh Marla ke ranjang. Marla yang dilanda kebingungan dan juga rasa takut langsung berusaha melepaskan diri dari cengkraman tangan Axel. Tetapi sia sia saja tenaga Axel Jauh lebih besar dari Marla.

"Om kenapa sih? please jangan kayak gini om buat ak....... Emphhh" jerit  Marla tertahan karena  seketika itu juga bibir mungilnya dibungkam dengan bibir oleh Axel.

Perlahan tangan Axel mulai merobek dress yang dikenakan Marla dan melemparnya asal ke lantai. Kini badan marla hanya tertutup oleh celana dalam karena memang dressnya kali ini di design memiliki cup sehingga tidak perlu menggunakan bra. Sungguh memalukan ia tak dapat menyembunyikan rona kemerahan dan air mata yang menetes akibat rasa malu yang menderanya. Sungguh dia tidak bisa terima dan bersumpah tidak akan memaafkan perlakuan bejat Axel padanya malam ini. Memang mereka suami istri tapi bukankah sebelumnya mereka sudah sepakat jika mereka tak akan melakukan hubungan suami istri apabila belum ,mantap dengan perasaan masing masing. Dan sekarang Axel malah memperlakukannya dengan begitu kasar.

"Om jahat" isak Marla tertahan setelah pagutan Axel terlepas dari bibir nya.

Perlahan Cengkraman tangan Axel mulai mengendur.

"Pakai selimut ini buat nutupin badan kamu" bentak Axel masih kasar.

"Kamu lihat sendiri kan betapa lemahnya wanita sepertimu?  itu yang kamu bilang mampu menjaga diri kalau seandainya bukan aku, mungkin kau sudah habis." Terlihat nada mengejek keluar dari mulut Axel.

" Marla begitu malas mendengar ucapan Axel. kini dirinya segera beringsut kekamar mandi untuk menganti pakaian dan juga membersihkan diri. Sudah tidak mungkin baginya untuk pergi ke pesta temannya setalah segala kekacauan yang dibuat Axel malam ini terhadap dirinya. Arrgh ingin rasanya dia mencekik leher Axel atau malah meracuni nya sekalian.

"Sepertinya besok aku harus bangun  lebih pagi untuk menaruh racun disarapan om Axel" desah  Marla frustasi.

*************

Cukup lama Marla dikamar mandi sekitar hampir satu jam. Dia butuh waktu berendam lebih lama untuk menenangkan pikirannya atas kekacauan malam ini. Ia begitu enggan keluar dari kamar mandi lebih tepatnya begitu enggan bertemu dengan Axel. Namun perasaan lega menghampirirnya ketika tak menemukan Axel di kamarnya.

Mungkin sudah pergi kekamarnya batin Marla. Sketika wajah Marla terasa begitu panas mengingat kejadian yang baru saja terlewat sejam yang lalu. Entah mengapa kini wajahnya merona ada glenyar aneh di dadanya ketika axel berani mencium bibirnya.

Aihh bodoh hentikan pikiran bodohmu itu Marla. Disaat sperti ini tidak sepantasnya kamu malu malu begini tapi harusnya kamu marah sudah di lecehkan oleh om Axel. bisik batin Marla.

Dengan sekuat tenaga Marla berusaha melenyapkan pikiran tentang kejadian barusan hingga tanpa Sadar ia terlelap.

************

Pagi ini Marla sengaja bangun lebih siang untuk menghindari pertemuan dengan Axel. Rasanya sungguh malas bertemu dengan makhluk tampan bak dewa yunani itu dipagi pagi seperti ini. Ralat maksudnya Makhluk kasar berhati Gladiator itu. bukan makhluk tampan karena sikapnya semalam tidak setampan wajahnya. Camkan itu.

betapa beruntungnya karena hal yang Marla harapkan ternyata berjalan sesuai rencana tak ada om nya pagi ini di rumah. kata bi Ratih Axel sudah berangakt pagi pagi sekali katanya ada meeting dengan klien penting. Entahlah mungkin Axel juga berniat menghindari Marla setelah kejadian semalam.



MarlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang