"Selamat datang kembali di rumah kami kak." Marla tampak bersemangat begitu membuka pintu rumah, sedangkan Kyra tampak tengah memperhatikan seisi ruangan di rumah tersebut.
"Rumahnya nggak banyak berubah ya dari terakhir aku main kesini" seru Kyra tak kalah bersemangat.
"Iya dong kak. Kita sengaja biarin semua tetap kayak dulu biar kenangannya nggak ilang. Kak, nanti kamar kaka yang di sebelah kanan ya. Dulu itu bekas kamar mama sama papa tapi daripada nggak ada yang nempatin kita jadiin kamar tamu deh." Marla terus mengoceh tanpa henti sambil memperlihatkan seisi ruangan di rumah itu. Seolah olah Kyra adalah orang baru yang belum pernah berkunjung kesana padahal dulu kyra sangat sering main di sana bahkan sempat beberapa kali menginap karena orang tuanya ada urusan bisnis di luar kota.
"Mar udah ah biarin Kyra istirahat dulu jangan di recokin." Axel yang sedari tadi membantu Kyra mengangkat koper, tampak pusing mendengar celoteh istrinya.
Marla hanya terkekeh sendiri mendengar nada protes Axel. Bukan hanya sekali dua kali ia di protes karena tingkat kecerewetannya, tetapi sering.
"Silahkan kak istirahat dulu. Aku juga pegel nih mau berendam di kamar, bye. Eh lupa, kalo kaka mau curhat atau ngobrol sma aku nanti tinggal langsung ke kamar aku aja ya. masih inget kan letak kamar aku?"
Kyra tampak berfikir sebelum akhirnya mengangguk.
Marla yang menyadari ke kikukan Kyra segera menjelaskan jika dirinya tidak tidur sekamar dengan Axel. Dan alasan yang di smpaikan Marla cukup masuk di akalnya sehingga ia tidak lagi banyak bertanya pada pasangan suami istri yang menurutnya unik tersebut.
"udah jangan bengong. Bye kak kyra. Sampai ketemu jam makan malam nanti"
"Aku juga ya Ra, nanti kalo ada perlu apa apa tinggal minta tolong sama bi Ratih. Aku harap kamu masih terbiasa seperti dulu. anggap saja rumah sendiri." Pamit Axel lalu langsung melenggang menuju kamarnya menyusul marla yang terlebih dahulu naik ke atas.
########################
"Om aku besok lembur ya? mungkin pulangnya lebih larut malam, soalnya beberapa minggu lagi aku ada pagelaran busana, jadi mau nggak mau aku harus lembur."
"Oh pagelarannya jadi di adain ya?"
"Iya dong om. Keren kan?"
"Wah keren banget Mar. apa aku boleh nonton?" celetuk kyra yang maih sibuk mempersiapkan saladnya di meja makan.
"Tentu aja kak, malah kakak sama om Axel bakal jadi tamu kehormatan aku. Acaranya juga sekaligus sebagai awal kerjasama aku sma majalah The one fashion kak."
"Aku semakin kagum sama kamu Mar." Puji Kyra sambil tersenyum sekilas mata dan tangannya masih sibuk dengan bebrapa peralatan di depannya.
"Tapi sayangnya yang jadi model utama di pagelaran aku nanti si Zeeta kutu kupret itu kak." Seketika mood Marla tampak buruk.
"Siapa zeeta?"
"Mantannya om axel yang super nyebelin."
"Kenapa nggak kamu tolak aja kalau kamu memang tidak suka dengan modelnya?" Kini Axel tampak ikut terlibat dalam pembicaraan Marla dan Kyra.
"Gimana mau nolak? orang Kak Zeeta model resmi dan juga model utamanya majalah The one fashion, ya nau nggak mau sih harus terima, aku kan juga harus terlihat profesional dong om walau pun dalam hati kesel." Decak Marla terlihat frustasi. Sebelum tiba tiba pandangannya teralihkan ke arah salad yang tengah dibuat oleh Kyra terlihat begitu menggiurkan. Segera saja ia menghampiri meja makan tempat Kyra membuat salad.
"Kak nanti aku minta sladanya ya."
"kamu kan tadi udah makan malam Mar" Axel kembali menyela
"Ya namanya juga mau nyoba om." Tampak Marla mendengus sebal ke arah Axel.
"Udah nggak apa apa, aku buat lebih kok." Kyra langsung menengahi perseteruan yang hampir saja di mulai di tengah ruangan tersebut.
"Hem baru aja tadi kesel gara gara Zeeta jadi model kamu, sekarang malah cepet baget teralihkan hanya karena sepiring salad." Ledek Axel dengan nada keras.
Marla tampak tidak memperdulikan ucapan Axel dan malah membahas topik lain dengan Kyra.
"Kak Kyra hebat ya kalo malem bisa cuma makan sayur aja."
"Malah kamu yang lebih hebat. Mau makan sebanyak apapun badan kamu tetep langsing jadi iri. Sedangkan aku harus bersusah payah diet buat jaga body."Keluh Kyra yang tengah mencuci beberapa sayuran mentah di wastafel.
"Iya kayaknya aku emang beruntung deh hehehe." Cengir marla lalu mencomot beberapa buah dan sayur yang sudah tertata di mangkok.
Gerakannya terhenti saat mendengar handphone Axel berdering.
"Om ada yang telpon nih" Teriak Marla kencang padahal jarak mereka hanya beberapa meter.
Bukan karena tidak tau sopan santun, ia hanya merasa kesal saja saat tau siapa yang menelpon malam malam begini. Tadi ia melirik sekilas nama si pemanggil yang ternyata adalah si Zeeta alias Zeetan kekanakan yang otak dan pemikirannya tidak jauh lebih baik dari abg 15 tahun.
"Siapa?" tanya Axel masih belum beranjak dari sofa kesayangannya
"Biasa mantan peliharaan om, Si zeetan. Heran deh, anak itu baru aja diomongin udah main telpon aja. mau diangkat atau aku yang angkat?" teriak Marla semakin emosi. Enthalah ia juga tidak tahu mengapa bisa begitu emosi hanya karena Zeeta menelpon om nya malam malam begini. Tapi kalau siang juga ia tetap tidak suka, pokoknya tidak suka titik entah kapan atau dimanapun itu ia paling benci jika omnya masih berurusan dengan makhluk labil yang entah dulu ibunya ngidanlm apa waktu sedang hamil, hingga bisa melahirkan anak se norak dan se labil Zeeta.
Yang membuat keksalan Marla semakin memuncak adalah, tanpa babibu Axel segera melesat ke arahnya dan menjawab telpon dari Zeeta lalu melenggang keluar tanpa memperdulikan raut wajah Marla yang terlihat begitu masam. Lebih masam dari sayur asem basi selama berhari hari.
Kyra yang memperhatikan situasi kurang nyaman segera menghampiri Marla.
"kamu nggak apa apa?"Yang hanya di jawab dengan gelengan oleh Marla
"Kamu cemburu hem?" bisik Kyra lembut.
Tidak terima di bilang cemburu Marla segera menggeleng kembali dengan lebih keras.
"No way aku bukan cemburu kak, mana mungkin aku cemburu. Aku nikah sama om Axel aja karena dijodohin." Tanpa sadar ia setengah berteriak tepat di depan wajah Kyra yang membuat wanita tersebut terkejut. Menyadari kesalahannya, Marla segera meminta maaf karena menyesal.
"Maaf kak aku nggak sengaja.""Nggak apa apa mar, aku ngerti lagipula perasaan cemburu itu bukan hanya di artikan untuk sepasang kekasih, tapi bisa juga untuk orang tersayang lainnya seperti keluarga ataupun teman."
Kyra tampak begitu bijak dan dewaaa. Marla merasa sangat beruntung bisa mengajak Kyra tinggal bersamanya. Setidaknya ada yang bisa menghiburnya di saat saat seperti ini.Axel yang baru saja selesai menerima telpon langsung menatap heran pada istrinya yg terlihat seperti sedang marah. Tapi apa salahnya? Masa iya cuma karena menerima telpon dari Zeeta, Marla sampai segitunya?
"kamu kenapa?"
"Om tuh ya ternyata masih berhubungan sama kak Zeeta" Delik Marla kesal. Dia heran kenapa Axel masih saja berhubungan dengan wanita ular tersebut.
"Berapa kali aku harus jelasin sama kamu, aku tidak pernah lagi berhubungan dengan Zeeta. Tadi dia nelpon cuma mau ngundang aku ke acara ulang tahunnya."
"Lalu pasti om bakalan dateng ke sana kan?" Sergah Marla tak sabaran. Sungguh hanya dengan tau om nya menelpon Zeeta saja sudah membuat moodnya begitu buruk malam ini.
"Iya aku bakalan dateng ke sana dan bilang ini untuk terakhir kalinya." Desah nafas Axel terdengar berat.
"Ok fine dateng aja kesna!" teriak Marla lalu segra berlari kekamarnya. Axel mengacak rambutnya frustasi. Apa salahnya hanya sekedar datang lalu memberi ucapan selamat? bahkan rencananya ia mau mengajak Marla juga kesana. Belum selesai ia berbicara, Marla sudah keburu ngambek dan pergi. Dasar para wanita terlalu mudah terbawa perasaan batin Axel kesal.
"Sudah biarkan dulu ia tenang nanti aku bantu ngomong sma dia." Kyra mengelus bahu Axel memberi semangat. Seolah tau apa yang edang ada di pikiran Axel.
"Padahal aku pengen ngajak dia ikut kesana." Gumam Axel pelan yang masih bisa di dengar jelas oleh Kyra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marla
RomanceTerpaksa menikah dengan om sendiri tentu bukan hal yang mudah. Ini adalah kisah tentang Marla yang harus menikah dnegan om nya sendiri. Tentang Marla yang baru mengetahui jika pria yang selama ini dianggap sebagai om kandungnya, ternyata sama sekali...