12

17.6K 307 3
                                    

Suasana hati Marla sat ini sedang kurang baik.

Dia masih saja memikirkan tentang kejadian tadi pagi saat melihat Axel yang sedang memapah seorang perempuan dengan pakaian serta make up berantakan. Sepertinya perempuan tadi sedang mabuk. Dasar perempuan gila bisa bisanya mabuk di pagi pagi buta di dalam hotel pula. Batin Marla kesal.

Memang diakui Marla begitu kesal jika mengingat kejadian tadi pagi. "Apakah aku cemburu? aahh tidak mungkin palingan aku kayak gini cuma karena terlalu terbawa perasaan kesalku karena kejadian malam itu dan juga karena om Axel udah ngebohongin aku". Desisnya frustasi. Ego nya masih terlalu tinggi untuk menyadari dan mengakui perasaan nya yang cemburu.

Di letakkannya hasil rancangan busana yang telah beberapa minggu ini di buatnya dengan kasar ke atas meja. Sungguh Konsentrasinya buyar seketika. Tidak mungkin rasanya mengerjakan semuanya dalam kondisi hati yang sedang kacau.

Akhirnya Marla menyerah dengan fikirannya. Kini mengambil tas dan melenggang pergi menuju kedai kopi di dekat butiknya.

"Ran saya mau pergi beli kopi sebentar.,nanti kalo ada yang cariin saya suruh tunggu sebentar ya." Pesan Marla terhadap Rani salah satu pegawai di butiknya.

Memang hari ini ia ada janji bertemu dengan salah satu anak artis yang akan memesan baju di tempatnya untuk hari ulang tahunnya. Karena ini adalah tamu spesial yang juga orang tuanya sudah menjadai pelanggan Marla selama berthaun tahun maka Marla yang harus turun tangan untuk menghandle tamu nya. Biasa lah anak orang kaya untuk sekedar baju ulang tahun pun harus mencari designer yang sudah mempunyai nama besar seperti Marla contohnya.

Jarak kedai dengan butik yang tidak terlalu jauh hanya memakan kurang dari lima menit dengan berjalan kaki. Sepertinya Marla sedang beruntung karena suasana di sini tidak begitu ramai. Mungkin karena ini di jam kantor. Karena biasanya apabila di pagi atau sore hari jangan harap kafe ini sepi. Apalagi kalau weekend,Siap siap saja harus antre untuk sekedar hanya menikmati kopi beserta dessertnya. Kafe ini memiliki lokasi yang sangat strategis di tambah dengan suasana yang begitu nyaman membuat siapa saja betah berlama lama berada di sisni.

                                                                              #############

"Sebaiknya kamu beristirahat sekarang, aku harus pergi". Baru saja Axel hendak meraih gagang pintu, Perempuan yang baru saja di tolong nya kembali memuntahkan segala yang masih tersisa di dalam perutnya.

"Maaf" ringis wanita yang kini tengah terbaring di ranjang apartemennya.

"kamu baik baik saja? Atau sebaiknya q cancel saja meeting hari ini".

"Jangan Xel aku ga mau jadi beban buat kamu. Cukup kamu dateng nolongin aku tadi pagi aja aku udah bersyukur banget." 

" Ok q tinggalin kamu sekarang di sini dan jangan keman mana karena dokter keluarga aku sebentar lagi bakalan kesini buat meriksa kondisi kamu. Dan aku harap lain kali kamu gak keberatan buat cerita sama aku kenapa kehidupan  kamu bisa  kayak sekarang ini. Biar gimanapun juga kmu masih tetap sahabat aku."

Perempuan yang tampak terbaring lemah tersebut hanya mengangguk sambil menarik selimutnya lebih ke atas.

Setelah memastikan perempuan tersebut nyaman Axel segera pergi dengan berbagai pikiran. Setelah sekian lama tidak bertemu dengan sahabat terbaiknya selama bertahun tahun,beberapa hari yang lalu mereka di pertemukan kembali dalam situasi yang sungguh di luar dugaan. Kyra sahabat yang dulu di kenalnya begitu lugu dan polos serta apa adanya kini menjelma menjadi seorang wanita penggoda di sebuah klub ellite di kotanya. Entah apa yang membuat wanita sederhana tersebut begitu berubah. Ia seperti tak mengenali sosok tersebut. Bukan bermaksud untuk mendiskreditkan harga diri seseorang akan tetapi sebenarnya apapun alasan di baliknya tidak sepantasnya pekerjaan tersebut dijadikan lahan mencari uang. Dan Ironisnya tadi pagi Kyra meminta pertolongannya karena di pukul oleh istri dari pria yang di kencaninya di sebuah hotel.

MarlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang