Tepat pukul 6 sore Marla keluar dari butik. Ia sudah tidak sabar untuk makan malam dengan om nya. Ia segera menuju parkiran dan melajukan mobilnya di jalan raya menuju arah pulang. Semoga saja hari ini tidak macet. Harapnya dalam hati.Tetapi tetap saja mustahil jalanan akan sepi di jam pulang seperti ini.
Baru beberapa meter Marla melajukan mobilnya, tiba tiba saja ia di serempet dari arah samping oleh dua orang pemuda pengemudi motor.
Dengan kesal Marla membunyikan klakson panjang agar sang pengendara berhenti.
Tapi begitu si pengendara motor tadi berhenti, Marla merasa ketir juga.
Ia segera menepikan mobilnya agar tidak terganggu oleh pengendara lain yang juga ikut sibuk mengkalkson kendaraan mereka dari tadi.
Tampak dua orang pemuda asing yang berjalan kearahnya mendekat. mereka terlihat seperti orang baik baik. Tapi tetap saja Marla harus was was. walaupun jalanan sangat ramai sata ini, akan tetapi entah mengapa ia tetap merasa takut. Mungkin efek kebanyakan menonton film atau berita kriminal jadilah ia sudah negatif thingking duluan terhadap orang lain.
"Kami minta maaf mbak. Kami bener bener nggak sengaja tadi. Mbaknya nggak kenapa kenapa kan?" pengendara yang tadi menyerempetnya tampak menunduk memasang tampang bersalah sedangkan yang satunya terlihat tengah memeriksa bagian samping mobil Marla yang tadi kena serempet.
"Saya nya sih nggak apa apa, tapi mobil saya tuh yang kenapa kenapa." Marla tampak agak sewot. Hilang sudah rasa takutnya yang tadi saat ia menyadari mobil kesayangannya yang ia pelihara seperti anak sendiri dan di beri nama Malika itu tampak membentuk garis panjang berwarna putih.
"Saya benar benar minta maaf. Saya tanggung jawab deh. Saya bawa ke bengkel ya?"
Marla terlihat berfikir sejenak sebelum akhirnya teringat akan janjinya makan malam bersama Axel malam ini.
"Nggak usah saya buru buru mau pergi."Baru saja ia hendak kembali masuk kedalam mobil, tiba tiba saja ia merasa pusing dan tidak sadarkan diri.
Kedua pria yang tadi menyerempet Marla dengan sigap segera memasukan tubuh Marla kedalam mobil.
Mereka membagi tugas.
Yang satunya menyetir mobil Marla sedangkan yang satunya lagi mengikuti dari arah belakang dengan sepeda motor.Beberapa menit kemudian kedua pria tak dikenal tersebut membawa Marla memasuki areal hotel.
Rupanya kedatangan mereka tengah di tunggu oleh seseorang di dalam salah satu kamar hotel itu.
"Cepat tidurkan perempuan itu di atas kasur" perintah wanita yang tadi menunggu mereka di dalam kamar.
"Baik bos." Tanpa menunggu perintah lebih lanjut salah satu pria yang tadi membawa Marla segera merebahkan tubuh Marla di atas kasur.
"Kalian sudah pastikan keadaan tadi aman?"
"Iya bos kami yakin tadi aman. Soalnya tadi posisi kami sangat menguntungkan. Kami sengaja menyerempet mobil gadis ini sesuai perintah dari bos. Selain itu juga kami sengaja memilih tempat yang ada pohonnya untuk berhenti sehingga tidak ada yang memperhatikan jika kami membawa gadis ini karena terhalang oleh pohon besar yang berada di tepian jalan"
Mendengar jawaban anak buahnya terlihat jelas wanita yang di panggil bos tersebut tersenyum puas lalu menyerahkan amplop berisi sejumlah uang kepada dua orang pria tadi.
"Sekarang kalian boleh pergi."
Tanpa menunggu lama mereka segera pergi dengan senyum yang tak kalah puasnya dari wanita tadi"Sekarang gilirannku yang bekerja." gumam wanita tersebut kepada dirinya sendiri. Ia segera mengambil ponsel di dalam tas Marla dan mengetik sesuatu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marla
عاطفيةTerpaksa menikah dengan om sendiri tentu bukan hal yang mudah. Ini adalah kisah tentang Marla yang harus menikah dnegan om nya sendiri. Tentang Marla yang baru mengetahui jika pria yang selama ini dianggap sebagai om kandungnya, ternyata sama sekali...