23

11.6K 202 12
                                    

Marla akhirnya memutuskan  pulang setelah memastikan keadaannya memungkinkan untuk keluar dari kamar tersebut. Dia masih benar benar tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

"Sepertinya aku harus minta penjelasan dari Hadi dan juga om Axel." Gumamnya dengan langkah sedikit sempoyongan.

Sampai di lobby ia melihat ke arah receptionist dan memutuskan untuk bertanya lebih dulu di sana. Siapa tau saja si receptionis  tahu perihal dirinya yang bisa tiba tiba ada di sana.

Namun ia kembali mengurungkan niatnya saat melihat ada tamu lain yang juga menuju meja receptionist.

Sebenarnya Marla bisa saja menunggu, akan tetapi rasa pusing yang menderanya membuat Marla memutuskan lebih baik langsung pulang saja.

Toh nanti ia bisa bertanya pada Axel ataupun Hadi. Atau mungkin ia bisa datang besok pagi. Hari ini ia benar benar pusing dan tidak sanggup berdiri lama lama. Dengan langkah pelan ia segera pergi menuju parkiran.

Perlu lebih dari 20 menit bagi Marla untuk sampai di rumah walaupun pusingnya sudah berkurang, tetap saja ia harus berhati hati agar tidak membahayakan diri di jalan.

Mobil Axel tidak terlihat sama sekali di garasi. Hanya ada motor matic milik Kyra yang terparkir disana.
Ada rasa kecewa terbersit dihati Marla saat menyadari Axel tidak ada di rumah. Padahal ia benar benar ingin menanyakan perihal kejadian di hotel tadi. Kenapa bisa bisa om nya mengatakan ia wanita murahan?

Mungkin sebaiknya ia segera ke kamar dan bersih bersih badan. Siapa tau pikirannya bisa lebih tenang. Ia benar benar butuh relaksasi setelah semua kejadian membingungkan yang ia alami tadi. Biarlah urusan lainnya nanti ia tanyakan setelah Axel pulang.

                                        

   ############

"Pagi kak." Sapa Marla lesu. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru. Tapi nihil ia tak melihat batang hidung pria kesayangannya.

Axel masih tertidur Mar. Kemarin malam badannya panas. Sepertinya ia demam. " Ucap kyra seolah olah tau apa yang sedang Marla pikirkan.

"Mau selai rasa apa biar aku bikinin." ucap Kyra sekali lagi sambil menawarkan sarapan.

"Nggak usah kak aku lagi pengen nasi goreng. Bi Ratih mana ya kak?" Marla terlihat celingukan mencari keberadaan bi Ratih yang tumben tidak terlihat pagi ini.

" Bi Ratih tadi aku suruh beli bubur ayam di perempatan deket pasar Mar."

"Eh buset jauh amat kak. Kan di depan ada tuh yang jual."

"Yang di depan nggak enak Mar, kasian Axel masak lagi demam di suruh makan bubur ayam nggak enak. Eh tapi kamu juga keliatan pucat Mar. Kamu sakit?"

"Nggak kak. Aku cuma capek aja. " Balas Marla pelan sambil mendaratkan pantatnya di atas kursi.

"Oh iya kak kemarin malam om Axel pulang jam berapa ya? Kak Kyra tau nggak?"

" Tau, dia pulang larut banget. Kelihatan marah gitu."

"Terus om Axel ada cerita cerita nggak dia kenapa semalem sama kak Kyra?"

"Hem enggak sih Mar. Emangnya kenapa?" Kyra yang sedang sibuk mengoles selai langsung memasang wajah penasaran.

"Panjang ceritanya kak. Nanti malem aku ceritain ya kak. Sekalian aku mau curhat. Huft aku lagi sedih banget kak gara gara semalem". Ucap Marla memasang tampang cemberut.

" Emang gadis beruntung kayak kamu bisa sedih juga ya?"

Marla mengernyit bingung dengan maksud ucapan Kyra.

MarlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang