Beberapa hari berlalu semenjak meninggalnya Rini. Keluarga kecil Brawijaya masih di selimuti kabut duka. Memang tidak mudah untuk mengikhlaskan keluarga yang begitu menyayangi dan melindungi kita harus pergi meninggalkan kita begitu saja.
Sudah beberapa hari ini pula Marla dan Axel tidak beraktifitas seperti biasa jika biasanya mereka akan pergi ke kantor masing masing maka dalam beberapa hari ini mereka hanya berdiam diri di rumah lebih tepatnya di kamar masing masing. Semenjak Rini meninggal mereka membuat kesepakatan baru yaitu tidur di kamar masing masing.
Sejauh ini pernikahan mereka berjalan biasa biasa saja. Karena memang mereka agak menjaga jarak. Entahlah karena apa mungkin mereka masih kacau dan bingung mau di apakan pernikahan mereka yang sudah berjalan hampir 2 minggu ini.
*********
Di sebuah kamar yg bernuansa biru muda tampak seorang gadis sedang termenung sambil sesekali menatap figura yang sedari tadi di pegangnya. Entah apa yang sedang di pikirkannya.
"Tok tok tok sebuah ketukan mengejutkannya dari lamunan panjangnya
"Masuk" terdengar perintah yg menandakan empunya kamar memperbolehkan orang yg mengetuk tadi untuk masuk.
Terlihat kepala Axel menyembul dari balik pintu.
"Kenapa om?" tatap Marla heran tumben tumbenan sore ini Axel datang ke kamar nya. Biasanya mereka hanya akan bertemu di ruang makan tapi kali ini Axel malah sengaja datang ke kamarnya.
"Kamu hari ini ada kemana?" tanya Axel yang sepertinya masih ragu untuk bertanya.
"Gak kemana mana sih om aku males keluar pengennya dirumah aja. Lagian juga nanggung kalo ke butik sekarang ini udah weekend soalnya. Sekalian aja lusa senin aku kerjanya.
"sama aku juga kepikiran kayak gitu. Hemm Mar?"
"Iya"? Kernyit Marla heran tidak biasanya Axel bersikap seperti ini ada apa gerangan? Kini marla mulai penasaran.
"Kalo kita jalan jalan bentar gimana? Aku pengen refreshing buat ngilangin stres lagian juga kayaknya kamu butuh hiburan deh daripada terus bengong dikamar mending kita keluar jalan jalan gimana?"
Tanpa pikir panjang Marla langsung mengiyakan ajakan om nya. Ya siapa tau dengan jalan jalan beban kesedihannya bisa agak berkurang.
Axel yang mendapat respon positive dari istrinya langsung tersenyum senang dan menampilkan deretan putih giginya yang tersusun rapi.
Tanpa perlu waktu lama ia segera kembali ke kamarnya untuk bersiap sepertinya ini adalah hari yang cukup baik untuk sekedar berjalan jalan melepas penat.
Marla kini menatap pantulannya di cermin. Riasan tipis dipadu dengan kaos putih ketat dan jeans panjang serta di tambah flat shoes berwarna hitam tampak pas dan tidak berlebihan untuk sekedar jalan jalan yg dia sendiripun tak tau kemana
Apakah ini kencan? Batin Marla gugup.
"Ah kenapaa aku bisa berfikiran kegeeran seperti ini" tanpa sadar ia menepuk jidatnya sendiri.
Setelah memastikan penampilannya cukup ok Marla langsung menuju ruang tengah yang ternyata Axel sudah menunggu di sana. Tanpa basa basi langsung saja mereka menuju mobil
"Mau ke mana kita om?"Marla membuka percakapan setelah hening beberapa saat..
"Ke pantai yuk" ajak Axel tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan
"sore sore gini om?"
"Ia di sana temen aku bilang ada restaurant bagus abis jalan jalan kita bisa langsung makan disana".

KAMU SEDANG MEMBACA
Marla
RomanceTerpaksa menikah dengan om sendiri tentu bukan hal yang mudah. Ini adalah kisah tentang Marla yang harus menikah dnegan om nya sendiri. Tentang Marla yang baru mengetahui jika pria yang selama ini dianggap sebagai om kandungnya, ternyata sama sekali...