17

14.2K 248 4
                                    

"Tiiiiiin" terdengar klakson panjang dari arah belakang Marla. Tanpa sempat berfikir ia merasa tubuhnya tengah terhempas ke pinggir jalan. Masih berusaha menetralkan nafasnya ia melihat sosok yang kini berada di sebelahnya dengan posisi memeluknya. Tampak wanita tersebut meringis kesakitan sebelum akhirnya beberapa orang menghampiri mereka untuk memberikan pertolongan.

"Kalian tidak apa apa?" tanya seorang bapak bapak paruh baya saat membantu Marla untuk duduk di pinggiran trotoar. Marla yang masih shok atas kejadian tadi hanya bisa mengangguk lemah.

"Bisa bantu kami ke butik di seberang?"

Marla mau tak mau memandang heran ke arah wanita yang meminta bapak bapak tersebut mengantar mereka ke butiknya. Hingga akhirnya kesadaran kembali padanya .Ya tuhan dia kan kak Kyra batin Marla dalam hati.

"kak Kyra?"

"Hai Mar kamu masih inget aku rupanya." Tampak senyum tersungging dari bibir wanita cantik yang bernama Kyra tersebut.

Tak ada waktu untuk berbasa basi saat ini, karena Marla mulai merasa ngilu dan perih di area tangannya karena tergores aspal saat Kyra menyelamatkannya tadi.

Setelah mereka sampai di butik,beberapa karyawannya segera menghampiri dan membantu mereka untuk duduk di sofa yang ada di sana.

"Terlihat beberapa karyawannya bertanya pada bapak bapak yang membantu bosnya. Sebelum akhirnya mereka mengambilkan minum untuk Marla dan Kyra.

"Silahkan buk minum dulu" tampak salah satu karyawan Marla yang bernama Mawar menyodorkan segelas air putih kepada Marla dan Kyra.

"War, bisa minta tolong telpon dokter Ryan? minta tolong dia kesini bilang saya hampir keserempet mobil dan ada luka lecet. Nomornya ada di buku telpon bawah laci." Ucap Marla pada Mawar karyawannya yang tadi memberi minum.

"Baik bu." Segera saja Mawar menghubungi dokter Ryan sesuai perintah Marla.

"Kak Kyra nggak kenapa kenapa?" terlihat Marla tengah memperhatikan kyra dengan cemas.

"Tenang aja aku nggak apa apa justru kamu yang harusnya aku tanya kayak gitu."

"Makasih ya kak. kalo nggak ada kakak nggak tau deh gimana nasib aku sekarang." Balas Marla Tulus.

Tampak Kyra hanya tersenyum ramah sambil mengatakan jika itu hanya suatu kebetulan saja ia bisa membantu Marla.

"Ngomong ngomong kok kakak masih inget aku?" Marla tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya pada Kyra.

"Ya ingetlah Mar. Orang wajah kamu sering terpampang di majalah fashion sebagai pengusaha muda sukses, lagi pula beberapa waktu lalu aku melihat kamu sama Axel sedang jalan jalan di pantai. Tapi aku nggak berani nyapa takut salah orang. Dan ternyata memang benar kamu yang diajak oleh Axel waktu itu. Nggak nyangka deh kamu jadi secantik ini sekarang." Puji Kyra terlihat kagum.

Marla yang di puji sedemikian rupa tampak kikuk.

"Kak Kyra berlebihan, justru malah kakak yang sekarang jauh berubah kaka jadi modis dan cantik banget. Oh ya bentar lagi dokter pribadi keluarga aku dateng buat obatin kita kakak tunggu dulu ya."

"Nggak usah lah Mar aku nggak apa apa kok cuma luka lecet sedikit."

"Justru itu yang harus diobatin kak. Kulit itu aset yang sangat berharga buat kita para wanita. Jangan sampai ada goresan atau bekas luka sedikitpun." Kini Marla tampak mulai membujuk kyra.

"Terserah kamu deh" balas Kyra sambil tersenyum.

Marla begitu senang bertemu dengan Kyra hari ini. Rasanya ia begitu merindukan sosok kakak perempuan yang ada pada diri Kyra.

MarlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang