"Aww" ringis Zeeta kesakitan saat tangannya di tarik paksa oleh seorang pria berpakaian rapi lengkap dengan jas licinnya.
"Lepas. Siapa lo narik narik tangan gue sembarangan?" Bentak Zeeta sambil mengkibas kibaskan lengannya akibat rasa sakit dan kaget bersamaan.
" Gue Hadi dan tadi gue liat apa yang mau lo lakuin. Lo mau ngeledakin butik temen gue ya?" terdengar nada tak suka dari pria tersebut.
Sejenak Zeeta tampak berfikir sepertinya ia familiar terhadap pria tersebut.
Astaga pria ini yang dulu sempat ia lihat beberapa kali keluar makan siang bersama Marla.
Bukannya bermaksud memata matai, hanya saja tempat pemotretannya yang dekat dengan butik Marla membuatnya mau tak mau harus melihat kebersamaan Marla dengan pria ini beberapa kali saat jam makan siang. Ia cukup penasaran terhadap pria ini. Mungkinkah mereka ada hubungan atau terlibat affair di belakang Axel.
"Hei jawab" hardik Hadi kesal karena tak ditanggapi.
"Hahahah santai aja kali cuma petasan kecil doang kok bukan bom".
"Wah ternyata cantik cantik kriminal juga ya otak lo".
Mendengar kata cantik seketika senyum Zeeta merekah. Ya memang diakui dirinya begitu cantik. Hanya orang tak waras yang tidak mengatakan dirinya cantik.
"Ngapain lo senyum senyum? Jangan jangan lo cewek gila ya?" kini tatapan waspada di tunjukan Hadi sambil bergidik ngeri membayangkan jika wanita di hadapannya ini adalah wanita gila.
"Sialan lo, gak punya majalah fashion ya di rumah atau jangan jangan lo gak punya akun media sosial. ampe lo gak tau siapa gue". Umpat Zeeta kesal. Bisa bisanya ia disangka tak waras oleh pria arogan tersebut.
Sepertinya selain gila perempuan ini juga sombong. Klop lengkap sudah gila dan sombong bercampur jadi satu atau karena sombong ia jadi gila? Batin Hadi tanpa sadar ia menatap Zeeta naik turun yang membuat wanita tersebut risih.
"Aww bangsat. Masa depan gue". Seketika teriakan nyaring memekakan telinga keluar dari Mulut Hadi saat Zeeta dengan sengaja menendang bawah selangkangannya.
"Rasain dasar cowok mesum".
Sebenarnya Hadi ingin membalas wanita gila tersebut tapi dirinya masih berfikir dua kali untuk menjelma menjadi emak emak nyinyir.
Biarlah kali ini ia mengalah. Tanpa berkata apa apa lagi ia melenggang pergi menjauhi tempat tersebut. Namun kali ini terbalik tangan Zeeta tiba tiba mencengkram tangan Hadi lalu menatap pria tersebut naik turun seperti yang dilakukan Hadi tadi.
"Tunggu gue mau tanya sesuatu sama lo".
Hadi hanya memutar bola mata malas menanggapi wanita gila tersebut.
"Lo udah punya pacar atau istri mungkin?"
Hadi masih terdiam agak takut. Sepertinya wanita tersebut benar benar gila baru saja mereka bertengkar, kini wanita tersebut malah menanyakan status percintaan dirinya.
Jengah karena tak di tanggapi akhirnya Zeeta berteriak kencang tepat di telinga Hadi.
"Woy diem diem bae gue lagi ngomong woy"
"Ampun dah kuping Gueee" teriak Hadi tak kalah kencang.
"Tinggal jawab susah amat. Jangan ge er gue cuma mau mastiin. Soalnya gue perhatiin lo dari waktu ini senang banget deh ngeliatin si Marla trus sering banget mampir ke butiknya. Lo suka sama dia?"
"Bukan urusan lo" Sentak Hadi kini ia benar benar dibuat kesal oleh wanita gila tersebut.
"Urusan gue dong. Si jalang Marla itu udah ngerebut pacar gue. Dia nikah sama pacar gue. Lo bisa bayangin kan gimana sakit hati gue sama tu cewek"
"Terserah bukan urusan gue. Minggir gue mau pergi".
Tanpa basa basi lagi Hadi segera melesat menuju mobil kesayangannya persetan dengan wanita gila yang tiba tiba curhat dengannya tadi. Pokoknya dia harus segera pergi sebelum Marla melihatnya bersama wanita sinting itu.
Zeeta yang tadinya kesal tiba tiba saja mendapat sebuah ide untuk menyelidiki siap pria yang bernama Hadi tersebut.
##################################
"Om tadi bekas peliharaannya om lepas terus buat onar di butik aku." Tanpa basa basi Marla langsung meletakan tas kerjanya di meja depan sofa.
Axel yang sedang menikmati tontonan favoritnya menatap heran ke arah Marla.
"Perasaan aku nggak pernah pelihara apa apa deh selain si momo". Momo yang merasa tidur nyamannya di pangkuan Axel terganggu,segera bangkit dan berpindah tempat menunju bawah sofa.
Momo adalah nama kucing anggora pemalas peliharaan Axel yang hobinya hanya makan dan tidur."Bukan si Momo pemalas itu tapi kak Zeeta."
"Zeeta? Emang dia ngapain?"
"Biasa om kayaknya dia belum terima om putusin makanya ber ulah.
Atau jangan jangan om masih berhubungan ya sama kak Zeeta?" Kini marla memposisikan tubuhnya tepat di depan Axel."Hus kalo ngomong suka sembarangan. Gini gini aku itu orangnya setia tau. Kalo udah punya satu ya satu aja gak sama yang lain lagi. Minggir ah kamu menganggu banget aku lagi nonton juga." Delik Axel kesal sambil mengibas ngibaskan tangannya agar Marla segera menjauh dari depan matanya.
"Pokonya aku gak mau tau. Om harus selesain dulu masalah om sama si Zeetan itu. Aku males om di gangguin dia terus lagian umur udah tua kelakuan masih kayak anak kecil" Cebik Marla kesal.
"Dia belum tua Mar orang umurnya cuma beda dua tahun dari kamu."
"Serius om?"
Axel hanya mengangguk tanpa berniat menjawab lebih lanjut. Rupanya tontonannya sore ini jauh lebih menarik dari Marla dan apapun yang sedang dibicarakannya.
Malas karena tidak terlalu ditanggapi, Marla langsung mengambil tas kerjanya dan melenggang menuju arah kamarnya.
Momo yang menyadari majikan wanitanya telah pergi segera beringsut naik dan duduk kembali di pangkuan Axel sambil mengeong manja.
"kenapa mo mau di elus elus?'' Axel yang sudah tau kebiasaan momo segera menyenderkan badannya agar momo bisa lebih nyaman tiduran di atas pangkuannya.
Marla yang baru saja hendak menutup pintu segara melotot kesal ke arah Axel. Bisa bisanya tadi omongannya tak di tanggapi sedangkan momo bisa leluasa mendapat perhatian axel.
Astaga dasar kucing ganjen pemalas. Biasa bisanya dia sok manja begitu terhadap Axel. dirinya saja yang sudah sah berstatus suami istri hampir tidak pernah tidur di pangkuan Axel dengan kepala yang di elus elus se romantis itu.
Aih bodoh bisa bisanya dia iri pada kucing gendut jelek tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marla
RomanceTerpaksa menikah dengan om sendiri tentu bukan hal yang mudah. Ini adalah kisah tentang Marla yang harus menikah dnegan om nya sendiri. Tentang Marla yang baru mengetahui jika pria yang selama ini dianggap sebagai om kandungnya, ternyata sama sekali...