13

17.3K 294 2
                                    

"Dari mana kamu?" sebuah suara berat mengagetkan Marla yang baru saja menutup pintu.

"Tadi jalan jalan sma temen" jawab Marla malas. Sungguh badan dan pikirannya begitu letih ia tidak ingin suasana hatinya yang mulai membaik kembali rusak.

"Sampai jam segini dan gak ngabarin?"

"Astaga baru juga jam setengah 12 om lebay deh dan sejak kapan om berhak ngatur ngatur jam keluar aku?" Kini Marla benar benar merasa kesal terhadap om nya

"Aku tidak pernah mempermasalahkan kamu pergi dengan siapa dan sampai jam berapa. Tapi tolong bisa kan kamu minta ijin dulu. Biar bagaimanapun juga kamu tetap harus menghargai aku sebagai suami kamu."

" Oh ya, lalu apakah om udah ngehargain aku sebagai istri? Masih mending aku jujur tadi bilang kalo aku pergi keluar bareng temen aku.

Daripada om ngakunya keluar kota tapi ternyata pergi ke hotel kan sma perempuan, lalu apa itu namanya menghargai istri?" Delik marla tak kalah sebal.

"Dari mana kamu tau. Kamu memata matai aku ya? kini Axel tampak mulai gerah dengan arah pembicaraan yang tiba tiba saja berubah membuat dirinya merasa terpojok. Padahal seharusnya dia yang memarahi Marla tapi kenapa sekarang malah terbalik?

"Huh emang om pikir om siapa sampai aku harus memata matai segala. Makanya kalo bohong tuh yang pinteran dikit napa.

Tadi pagi aku pas berangkat kerja gak sengaja liat om mapah perempuan keluar hotel dengan pakaian berantakan. Kalian habis ngapain huh?"

"Jauhkan pikiran negatif itu dari kepala kamu. Aku nggak ngapa ngapain dan aku memang seharusnya keluar kota.

Tapi rupanya tadi pagi dia ngehubungin aku minta bantuan. Aku tidak tega membiarkannya dalam kondisi mengenaskan seperti itu. Jadi mau tidak mau aku harus menolongnya biar bagaimanapun juga dia adalah salah satu orang yang begitu dekat dengan ku."

"Dia siapa om, ada hubungan apa om sama perempuan itu?"

"Dia Kyra sahabt aku dulu waktu masih kuliah." perlahan Axel mulai mendekat sambil menunjukan bebrapa fotonya dengan seorang gadis cantik berpenampilan sopan dan polos,

Marla terlonjak kaget mengetahui fakta bhawa perempuan di hotel tadi adalah Kyra.

"Jadi dia kak Kyra yang dulu sering  dateng ke rumah ya om?"

"Iya dan aku masih belum mengerti kenapa setelah beberapa lama menghilang tanpa kabar, dia mulai berubah seperti ini. Jujur aku sangat merindukannya." Tatapan menerawang Axel mengingat kenangan bersama sahabatnya yang membuat hatinya menghangat.

Melihat tatapan Axel yang seperti begitu merindukan sosok Kyra cukup membuat Marla kecewa. Entah mengapa tiba tiba saja ia merasa marah dan juga kecewa. Padahal ia tau betul siapa Kyra. Kyra adalah sahabat omnya yang begitu baik terhadapnya.

Masih teringat jelas wanita cantik tersebut sering membantu Marla mengerjakan tugas sekolah setiap kali ia berkunjung ke rumah.

Kini suasana yang tadi tegang berubah melunak dan hening sejenak.

"Apa om masih ada perasaan sama kak kyra?" selidik Marla memecah keheningan.

" Axel yang masih melamun mengingat kebersamaannya dulu bersama Kyra langsung menatap Marla dengan tatapan heran

"Tumben kamu nanya nanya perasaan aku segala. Tumben banget peduli." Kini Axel menatap Marla dengan seringaian jahil.

"Jangan geer ya ku cuma nanya kali om jangan berpikiran yang macem macen deh aku tuh gak mungkin cemburu ya sama kak Kyra. Salah tingkah di tatap sperti itu ia memalingkan wajahnya ke arah lain.

MarlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang