27

10.7K 207 51
                                    

Marla menatap heran pada wanita yang membukakan pintu apartemen Hadi untuknya.

"Maaf mbak cari siapa?"
Tanya wanita tersebut pada Marla.

"Ibu siapa ya? Saya Marla teman dari pemilik apartemen ini." Jawab Marla heran.

" Oh jadi ini yang namanya mbak Marla ya. Maaf mbak saya Ranum, pembantu baru di sini. Kebetulan masih sepupuan sama bekas pembantunya mas Hadi yang lama. Dan saya baru saja datang tadi sore. Tapi kata mas Hadi saya boleh kok mulai kerjanya besok pagi. Maklum mbak abis perjalanan jauh jadi saya agak capek." Jawabnya lengkap. Bahkan sangat lengkap.

"Zeeta kemana ya bi?"
Tanya Marla sambil berjalan menuju kamarnya.

"Ada non dikamarnya, dari tadi nggak keluar keluar. Kalo mas Hadi udah pulang ke apartemen dia yang satunya. "Jawab Bi Ranum.

" Oh gitu. Bi saya mau langsung istirahat aja di kamar ya. Bibi kalo mau ke kamar juga nggak apa apa kok." Balas Marla

"Ok non siap." Terlihat wanita setengah abad tersebut menegakan tangan di atas pelipisnya memberi tanda hormat yag membuat Marla geleng geleng.

#######

Pagi ini Marla bangun dengan kondisi badan yang jauh lebih baik dari kemarin. Walaupun badannya terasa agak sedikit pegal, tetapi demamnya sudah benar benar sembuh. Diliriknya jam di atas nakas yang menunjukan pukul tujuh pagi. Ia pun segera bergegas mencuci muka lalu keluar kamar mencari sarapan. Karena jujur saja perutnya yang belum diisi dari kemarin sore, sudah meronta minta di isi.

"Pagi non Marla, pagi non Zeeta."

Sapa bi Ranum dengan begitu riang gembira saat melihat dua gadis teman majikannya sudah keluar dari kamarnya masing masing.

"Waduh kompak banget keluar kamarnya udah kayak kembar siam." Komentarnya lagi yang membuat Marla dan Zeeta saling menoleh.

"Masak apa bi? kayaknya enak." Tanya marla yang langsung duduk di meja makan. Begitu pula dengan Zeeta.

" Masak ikan sarden sama nasi putih aja non.
Kebetulan cuma ini yang ada di kulkas.
Kemarin bibi lupa minta uang belanja sama mas Hadi. Sedangkan persediaan di dapur adanya cuma ini aja. Di maklunin ya non."

"Bibi kok gak bangunin saya? kan saya bisa kasi bibi uang belanja." Ucap Marla merasa prihatin dengan bi Ranum.

"Anu non, saya kan baru disini jadi saya gak tau pasarnya ada di mana."

" Oh itu, di seberang sana ada supermarket kok bi, deket tinggal jalan kaki. Nanti saya tunjukin." Ucap Marla pada bi Ranum

Tapi ini enak kok Mar." Ucap Zeeta yang tau tau sudah mulai makan di sebelahnya.

Merasa begitu lapar, Marla pun juga segera mengambil nasi dan lauk yang tersedia di atas meja.

" Hemm iya lumayan enak rasanya."

"Kalo gitu silahkan lanjut makan non. Bibi mau lanjut kerjaan di belakang. "  ucap bi Ranum lalu langsung pergi ke belakang membawa sapu dan kemoceng.

"Kalian udah sarapan ternyata." Suara berat yang berasal dari pintu, membuat Marla dan Zeeta menoleh berbarengan. Tampak Hadi dengan agak susah menutup menutup pintu itu kembali karena tangannya penuh dengan tentengan.

"Iya tadi di masakin bi Ranum." Jawab Zeeta masih sambil terus sibuk mengunyah.

" Yah padahal tadi aku beliin kalian sarapan loh. Aku pikir bi Ranum belum masak soalnya kemaren karena buru buru pergi, aku lupa ngasi dia uang belanja. Dan isi dapur masih kosong." Hadi meletakan empat bungkus bubur ayam beserta daging  dan sayur sayuran mentah di atas meja makan.

MarlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang