10. The Guardian

6.7K 509 60
                                    

Park Shinhye berbaring memunggungi Jang Geunsuk. Dia sungguh tidak menyangka mendengar pengakuan Jang Geunsuk yang sama sekali tidak merasa menyesal atas apa yang sudah dia lakukan pada rekan kerja Shinhye. Dengan entengnya Jang Geunsuk mengatakan bahwa dia mematahkan tangan Gong Joon karena pria itu sudah dua kali kedapatan menyentuh Park Shinhye. Ada rasa takut menyelimuti hati Park Shinhye dengan sikap Jang Geunsuk yang menganggap remeh kehidupan orang lain. Tiba-tiba tubuh Park Shinhye menegang ketika di rasakan Jang Geunsuk menarik tubuhnya dan sekarang tubuhnya sudah di tindih oleh pria itu. Tanpa bicara apapun Jang Geunsuk langsung mencumbuinya dengan penuh gairah, pria itu seperti tidak peduli dengan kemarahan Shinhye tadi setelah dia mengakui telah menyuruh orang mematahkan tangan Gong Joon. Ciuman Jang Geunsuk sudah beralih pada leher Park Shinhye, menggigitnya pelan dan meninggalkan tanda kepemilikannya di sana. Tangan Jang Geunsuk juga sudah meremas pelan payudara Park Shinhye yang masih tertutup pakaian. Tanpa melepaskan ciumannya, Jang Geunsuk melepaskan pakaian yang melekat pada tubuh Park Shinhye. Mengecap tiap inci tubuh istrinya itu. Park Shinhye hanya diam seperti patung, membiarkan Jang Geunsuk menjelajahi tubuhnya. Jang Geunsuk kembali naik hingga pandangannya bertemu dengan mata Park Shinhye.

"Jangan diam saja Shinhye, kau membuatku seperti bercinta dengan patung" protes Jang Geunsuk.

"Dia temanku, dia tidak punya maksud apa-apa. Kenapa kau patahkan tangannya?" Park Shinhye tidak menghiraukan perkataan Jang Geunsuk padanya.

"Kau pikir aku tidak tau kalau dia menyukai mu? Kau juga tau itukan karena dulu dia pernah mengutarakan isi hatinya padamu tapi saat itu kau justru harus pergi ke Amerika hingga isi hatinya itu menggantung tidak jelas" kata Jang Geunsuk.

Park Shinhye terkejut karena Jang Geunsuk mengetahui hal itu, tidak ada yang tau bahwa Gong Joon pernah menyatakan cinta padanya dulu karena Shinhye tidak pernah menceritakan pada siapapun.

"Kau milikku Park Shinhye. Tidak akan aku biarkan siapapun berani menyentuh apa yang menjadi milikku. Beruntung hanya tangannya yang aku patahkan, bukan lehernya"

"Jangan menyakitinya lagi. Kumohon" pinta Park Shinhye.

"Jangan membahas pria lain di hadapan ku jika kau tidak ingin datang ke pemakamannya" kata Jang Geunsuk membentak.

Air mata Park Shinhye jatuh begitu saja. Jang Geunsuk langsung menjilat air mata di sudut mata Park Shinhye. "Kau hanya boleh memikirkan ku, hanya aku yang berhak atas dirimu" bisik Jang Geunsuk kemudian melanjutkan kecupan-kecupannya di tubuh Park Shinhye. Setelah di rasakan miliknya sudah menegang dan berdenyut, tanpa membuang waktu lagi Jang Geunsuk langsung memasuki Park Shinhye. Menyetubuhinya dengan napsu dan gairah. Park Shinhye tidak bisa lagi menahan desahannya karena sentuhan Jang Geunsuk.

"Mendesahlah sayang, panggil namaku" bisik Jang Geunsuk di telinga Shinhye.

"Aahhhhhn.. Geun..Suk.. mmmhhnn, Jang Geunsuk"

"Ya sayang.." Jang Geunsuk mencium lembut bibir Park Shinhye.

Park Shinhye menatap langit-langit kamarnya lalu pandangan beralih pada pria di sebelahnya yang masih terlelap. Tangan pria itu memeluk erat tubuhnya. Park Shinhye memindahkan tangan Jang Geunsuk dari dirinya lalu turun dari tempat tidur hendak menuju kamar mandi.

"Jangan lupa minum pil mu" ucap Jang Geunsuk dengan mata masih tertutup. Kini dia menggerakkan posisinya menelungkup, pria itu masih enggan membuka mata. Lagi-lagi Jang Geunsuk menyuruh Park Shinhye meminum pil pencegah kehamilan setiap kali mereka habis bercinta.

Park Shinhye membuka laci di nakas yang ada di samping tempat tidurnya, mengambil botol obat yang Jang Geunsuk maksud lalu pergi ke kamar mandi. Park Shinhye menatap obat itu lama lalu sorot matanya tampak marah, Park Shinhye membuang semua pil itu ke kloset.

LUCIFER  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang