35. Darah Lucifer

4.8K 418 60
                                    

Tujuh tahun kemudian ...

Park Shinhye baru saja tiba di rumahnya setelah dia selesai berbelanja, baru saja berdiri di ambang pintu tiba-tiba tubuh Shinhye langsung bergetar mendengar suara tembakan dari arah halaman rumahnya. Dia bahkan sampai menutup kedua telinganya dengan tangan saking kagetnya. Park Shinhye mengelus dada dan menghela napas kasar kemudian dia segera menuju halaman belakang untuk melihat apa yang terjadi di sana.

Mata Park Shinhye membulat dengan mulut menganga ketika melihat putra semata wayangnya sedang memegang senjata dan siap membidik sasarannya, bahkan posisinya sudah seperti penempak profesional dengan menutup sebelah matanya dan fokus melihat sasaran.

Di sana putra kecilnya itu tak sendiri, di dekatnya ada Jang Geunsuk yang berdiri dengan melipat kedua tangan di depan dada, senyuman pongah menghiasi wajah tampan pria itu. Park Shinwoo juga ada di sana dan tentunya Goon beserta beberapa pengawal Jang Geunsuk lainnya.

"Jang Sukjong!!" Panggil Park Shinhye keras sebelum anak itu sempat melepaskan tembakan, seluruh mata menatap ke arahnya.

"Ibu.."

Park Shinhye langsung melangkah mendekat. "Apa yang kau lakukan dengan senjata itu?" Tanya Shinhye menatap Jang Sukjong.

Jang Sukjong tersenyum menampakan semua giginya hingga matanya tertutup berbentuk bulan sabit. "Aku sedang berlatih menembak bersama Ayah dan juga Paman, Bu" jawabnya polos.

Tatapan Park Shinhye langsung beralih pada suami dan adiknya. "Apa yang kalian ajarkan pada anakku?" Tanya Park Shinhye menahan geram.

"Sayang, aku hanya mengajarkannya cara menggunakan senjata" ucap Jang Geunsuk santai.

"Aku hanya ikut membantu saja Noona" timpal Park Shinwoo.

Park Shinhye sudah akan meledak tapi dia masih menahan emosinya. Dia memanggil pelayan untuk membawa Jang Sukjong ke kamarnya, putranya itu sempat menolak, dia masih ingin berlatih menembak tapi Park Shinhye mengeluarkan perintah tegas yang tak terbantahkan. Dengan berat hati Jang Sukjong memberikan senjata di tangannya itu pada Ayahnya lalu mengikuti pelayan pergi ke kamarnya.

"Apa kalian sudah gila mengajarkan anakku menggunakan senjata berbahaya seperti itu?!" Amuknya langsung begitu Jang Sukjong pergi dari sana. "Lihatlah!! Bahkan senjata itu lebih besar dari tubuhnya" Shinhye memandangi senjata yang ada di tangan Jang Geunsuk.

"Karena itulah aku di sini untuk mengawasinya langsung agar senjata Sukjong bisa menggunakan senjata berbahaya ini dengan baik. Dari semua senjata yang aku miliki dia sangat menyukai ini" kata Jang Geunsuk. "Kau ingat dulu saat kau sedang mengandungnya, kau juga sangat menyukai senjata ini, bahkan kau hendak menembak burung dengan Barett M107CQ ini" kata Jang Geunsuk mengingatkan. "Ternyata dulu memang anak kita yang menginginkannya" ucap Jang Geunsuk bangga karena sejak dalam perut saja anaknya sudah mengerti mana senjata yang bagus.

"Barett M107CQ itu memang shotgun yang terbaik. Pilihan Sukjong memang hebat" puji Park Shinwoo yang justru mendapat pelototan dari Park Shinhye.

"Aku tidak mau tau seperti apa hebatnya senjata ini. Pokoknya aku tidak suka anakku bermain-main dengan senjata seperti yang ada di tanganmu ini ataupun sejenisnya. Dia itu masih sangat kecil Geunsuk. Jangan kau racuni pikirannya dengan hal-hal berbahaya seperti yang biasa kau lakukan" tegas Park Shinhye.

"Apa salahnya? Aku hanya mengajarkan anakku cara menggunakan senjata agar dia bisa menjaga diri" balas Jang Geunsuk.

Park Shinhye memegang kepalanya dan meremas rambutnya sendiri frustasi. "Demi Tuhan, Geunsuk. Jang Sukjong itu baru tujuh tahun. Dia masih sangat kecil untuk tau dengan hal berbahaya seperti ini"

"Dia sudah besar Shinhye, dulu saja aku sudah berlatih menggunakan segala jenis senjata saat usiaku baru empat tahun. Tidak masalah" ujar Jang Geunsuk.

"Aku juga berlatih menggunakan senjata saat usiaku enam tahun, lebih muda dari usia Sukjong" timpal Park Shinwoo.

"Ya,, sangat luar biasa kalian sudah sangat hebat menggunakan senjata di saat anak-anak lain seusia kalian masih bermain robot-robotan dan lihatlah sekarang, kalian sukses menjadi mafia besar" Park Shinhye bertepuk tangan. "Tapi aku tidak berencana untuk melihat anakku menjadi mafia seperti kalian" lanjutnya.

"Kau tidak bisa menghindarinya Shinhye, darah itu mengalir di tubuhnya. Dia adalah putraku, dia akan menjadi seperti ayahnya. Jangan lupa darah lebih kental dari air, kau tidak bisa menghilangkan kenyataan itu" ucap Jang Geunsuk.

"Tidak Jang Geunsuk! Aku tidak ingin anakku menjadi seperti kalian dan terlibat dalam bahaya. Aku hanya ingin Sukjong menjadi pria biasa tanpa kekerasan" tolak Park Shinhye.

"Oh ayolah Noona. Mana ada laki-laki tanpa kekerasan" cetus Park Shinwoo.

"Pokoknya tidak! Aku tidak bisa membiarkan anakku dalam bahaya. Aku sudah cukup hidup dalam ketakutan tiap kali melihat kalian dalam bahaya. Aku tidak mau apa yang dulu terjadi pada ibu dan ayah terulang lagi" Park Shinhye masih kekeuh pada keputusannya. "Aku tidak mau putraku sampai terluka" Shinhye menggeleng keras.

"Heii,, tenanglah sayang. Tidak akan ada yang melukainya. Ada aku di sini yang akan menjaganya. Tidak akan aku biarkan siapapun berani melukai putraku, akan aku singkirkan segala bahaya yang berani mendekatinya" ujar Jang Geunsuk menenangkan. Di usapnya dengan lembut pipi Shinhye.

"Geunsuk Hyung benar Noona, aku juga tidak mungkin membiarkan keponakanku terluka. Aku akan menjaganya dengan baik" kata Park Shinwoo.

"Aku tidak ingin Sukjong seperti kalian yang terus hidup dalam bahaya, aku takut" Park Shinhye menutup wajahnya dengan kedua tangan sambil menahan suara tangisnya.

Jang Geunsuk menghela napas lalu memeluk Park Shinhye, mengusap punggungnya menenangkan. "Tidak ada yang perlu kau takutkan, ada aku. Justru aku melakukan ini demi Sukjong, dia harus tau cara menggunakan senjata, setidaknya dia bisa melindungi dirinya sendiri. Dunia ini kejam Shinhye. Dunia tidak sedamai yang kau pikirkan" ujar Jang Geunsuk. "Sekeras apapun kau berusaha menjauhkan Jang Sukjong dari semua ini tapi pada akhirnya dia sendiri yang akan mendekat. Dalam tubuhnya mengalir darahku, darah Lucifer, bahkan paman dan kakeknya pun seorang Lucifer. Jangan pernah mencoba lari dari kenyataan itu Shinhye"

__________

Windayesung
Jambi, 15 Maret 2018

LUCIFER  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang