Haiiii.... teman-teman gambar di atas bukan Bran... hehehe Bran masih kusimpan. Diatas itu adalah saudara kandung dari Jake Tomlinson, dia bernama Omar Tomlinson. Umurnya 2 tahun lebih muda dari Bran dan Jake....😂. Jadi selamat menikamati ceritanya.
Setelah kepergian pria tampan tadi, suasana ruangan itu langsung gaduh apa lagi karyawan wanita. Mereka histeris karena melihat senyuman pria tadi, aku juga tidak tau siapa pria itu tetapi dia tadi tersenyum kearahku. Anggap saja aku memang kepedean tetapi aku bisa melihat tatapan matanya yang bertemu denganku. Terdengar bisik-bisik karyawan yang melewati kami.
"Kau melihat senyumannya. Ya, Tuhan aku tidak kuat".
"Selama aku bekerja disini sudah 3x aku melihat senyuman dewa-dewa itu. Bikin gemes".
"Badannya ituloh bikin aku geregetan".
"Aku rela panas-panasan atau lembur demi cintaku itu"
"Heiii... dia itu milikku"
"Bukan.. milikku"
"Enak saja rebutin pujaan hatiku. Itu ..tuh tadirku"
"Wehh... itu calonku nanti"
"Jangan pada keganjenan, dia itu calon bapak baru untuk anak-anakku".
Cukuuuppp....begitulah ocehan karyawan-karyawan wanita yang dapat membuat kuping sakit seketika. Aku kembali berjalan di saat pria di depanku berjalan. Aku hanya bisa mengekori pria itu tanpa bertanya sedikit pun. Sampai kita ketempat tujuan, yang aku lihat pertama kali adalah sebuah cafe besar dan mewah di dalam perusahaan.
Aku ternganga melihat dekorasi cafe gaya eropa jaman dulu, padahal tempat ini hanya di datangi saat makan siang dan sore. Lalu jika di lihat-lihat masakan di sini juga seperti masakan restoran bintang lima. Aku hanya bisa menelan air ludahku saat melihat daging panggang yang di lumuri saus prancis. Rasanya aku harus membawa bekal dari rumah mengingat uang saku yang aku punya hanya mampu membeli roti dan air mineral.
Saat selesai pria itu menjelaskan berbagai macam peraturan dan tata tertib yang berlaku di perusahaan mewah itu, ia memberiku seragam yang wajib di pakai saat melakukan pekerjaan. Aku sangat senang bisa diterima tanpa melakukan tes atau apalah itu, walaupun hanya office girl aku sudah bersyukur. Setidaknya aku dapat membantu ibuku.
"Office girl. Tolong buatkan aku kopi tanpa gula, antar kemejaku secepatnya" jawab seorang pria tua botak berjas hitam.
Aku hanya diam karena merasa tidak tau dimana ruangannya "Maaf, tuan. Dimana ruangan anda".
"Ckk... Office girl baru. Tolong diingat ruangan admin di lantai 24" serunya lalu pergi begitu saja.
Aku cepat-cepat membikinkan pesanan pria tadi, lalu aku mengantar kopi itu menaiki sebuah lift. Aku menekan angka 24, dengan pelan lift ini membawaku naik sebenarnya aku takut tetapi aku harus terbiasa. Tiba-tiba lift ini berhenti di angka 15 menandakan ada seseorang yang ingin masuk. Pria tampan bertubuh tinggi dan memakai kacamata yang aku tau itu bukan kacamata min, ia menatapku kaget.
Pria itu tidak memakai stelan jas seperti karyawan-karyawan lainnya, dia malah memakai kaus abu-abu lengan pendek dan celana jeans hitam juga dipadukan dengan sepatu coklat tua. Tatapan kagetnya berubah menjadi senyuman, aku hanya mengangukan kepalaku. Ia masuk dan tepat berdiri disebelahku, aku berusaha menghindari agar tidak terlalu dekat dengan pria disampingku.
"Pasti Office girl baru ya nona manis" serunya sambil menatapku, ketahuilah tinggi badanku setara dengan lengannya.
"Ya. Tuan" jawabku singkat.
"Hahahahahha" suara tawa itu membuatku menatapnya yang jauh lebih tinggi dariku.
"Kau pasti akan mendapatkan masalah nona kecil" serunya lagi sambil mencoba meredahkan suara tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sewing Heart Arrogan
RomanceTidakkk.... hidup di kota New York City terlalu sulit untukku. Di usia 7 tahun aku sudah tidak memiliki seorang ayah. Semua itu karena kecelakaan di salah satu perusahaan tempat ia dulu bekerja, tinggal aku dan ibuku yang sampai sekarang ini terus b...