23

6.8K 337 1
                                    

Pagi hari....

Aku dan ibuku seperti biasa menghabiskan waktu dengan sarapan bersama dengan tenang, terkadang sesekali aku bercanda untuk menghilangkan rasa jenuh. Aku sudah memasukan beberapa pakaianku ke dalam koper, ibuku juga sudah memasukan beberapa barang penting yang akan di bawa ke rumah nenekku.

Untuk beberapa waktu aku akan tinggal di Negara yang tidak aku kenal, tetapi sepertinya itu satu-satunya cara agar aku dan ibuku bisa bertahan hidup. Tidak mungkinkan aku meminta bantuan apa lagi soal uang kepada Bran, selama ini aku terlalu banyak merepotkannya. Aku akan memberitahunya hari ini jika aku akan berhenti dari kantornya.

"Neya... jangan melamun terus, cepat habiskan sarapanmu!" tegur ibuku hingga aku tersadar dari lamunan.

"Ah.. iya, bu. Oiya nanti sore ibu ingin makan apa?" tanyaku.

"Tidak usah masih ada beberapa bahan makanan, kau harus mengantar surat pengunduran dirimu, ya sayang. Jangan sampai lupa," ibuku kembali mengingatkanku.

"Iya, bu. Oiya bagaimana kabar nenek?" aku kembali bertanya.

"Nenekmu sangat baik, dia malah bahagia jika kita tinggal bersamanya," jawab ibuku sambil tersenyum.

"Apa kita harus meninggalkan rumah ini?" aku merasa sangat nyaman tinggal di sini walaupun aku tidak memiliki teman yang banyak.

"Sayang, maafkan ibu. Kapan-kapam kita akan datang kesini sekedar untuk berkunjung, ibu janji," seru ibuku sambil mencium puncak kepalaku.

"Ya, aku sangat kangen dengan nenek!" seruku sambil tersenyum.

"Begitu dong, kau harus tersenyum. Nah, sekarang kau pergi bekerja sayang. Nanti kau terlambat." dengan cepat aku melirik kearah jam dan betul jika tidak cepat  berangkat aku akan sangat terlambat.

"Dah...bu, aku pergi," aku langsung berlari tidak lupa aku mengecup singkat pipi kanan ibuku dengan sangat cepat.

Aku berlari sekuat tenaga takut terlambat, apalagi jika hari ini adalah hari terakhir aku berkerja. Untung saja tiket pesawat di belikan oleh nenekku, jadi uang ibuku masih  cukup untuk membeli beberapa makanan atau mungkin oleh-oleh.

Di lain tempat....

Seorang wanita cantik dengan pakaian kekurangan bahannya turun dengan angkuh dari jet pribadinya, sebuah mobil mewah sudah siap di depannya, seorang pria berstelan jas hitam membukannya pintu untuk masuk ke dalam mobil itu.

Ia tersenyum saat melihat suasana yang masih sama saat ia masih kecil di New York, mobil mewah itu membelah kota itu dengan cepat. Ada banyak sekali orang-orang yang bekerja dengan gaji kecil tetapi berhati besar, wanita itu sangat tidak menyukai orang-orang kecil. Mungkin, karena ia sudah terlahir dan di besarkan dari keluarga yang kaya raya.

Mobil mewah itu berhenti tepat di depan sebuah kantor yang sangat besar dan megah, supir tadi cepat-cepat turun lalu membukakan pintu untuk tuannya. Semua  karyawan di kantor itu sangat terpesona dengan wanita cantik tetapi berhati sombong itu.

Dengan tubuh indahnya ia melangkah penuh percaya diri, ada banyak sekali karyawan pria yang dengan terang-terangan tersenyum nakal kearahnya, tetapi ia sama sekali tidak melirik. Ia terus saja berjalan dan memasuki lift para petinggi di kantor itu, tidak ada yang berani menenggurnya.

🔸️🔸️🔸️

Aku berada di dalam lantai 45 untuk mengantar kopi dan jus yang di minta oleh para karyawan. Aku membersihkan meja dan mengangkat gelas sisa kopi, dari belakang seorang pria menegurku.

"Hai... tolong kau buang kopi ini, kemarin aku tidak sempat meminumnya?" perintahnya.

Aku tersenyum sambil mengambil gelas yang masih penuh berisi kopi "Baiklah, apa ada yang bisa saya bantu lagi?" tanyaku dengan sopan.

Sewing Heart ArroganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang