11

9.7K 602 13
                                    

........

Asmofer di dalam restoran bintang 5 ini sungguh berat, aku hanya diam sambil menatap kedalam piring kosong di hadapanku. Wanita cantik itu masih mengalungkan tangannya di leher Bran, dan pria itu hanya diam tidak melakukan apa pun. Aku melirik kearah mereka, entah mengapa hatiku sakit. Seperti ada pecahan benda di dalam tubuhku tetapi tidak berbunyi.

"Sayang.. kau tidak menelponku jika mau makan malam.." suara manja wanita itu membuatku membisu.

"Cepat turun dari pangkuanku. Bella" seperti gertakan Bran mengusir wanita tak tau malu itu.

"Ah... sayang kau membuatku sakit hati. Kamu siapa?" tanya wanita yang  kuketahui namanya Bella.

"Aku Neya... salah satu pegawai di perusahaan tuan itu" jujur aku belum tau siapa nama pria itu, karena pertemuan kita sebelumnya sama sekali tidak ada baik-baiknya.

"Wah... kau juga yang menghabiskan makanan di meja ini. Apa kau tidak menjaga pola makanmu, aku lihat tubuhmu pendek apa kau tidak apa-apa memiliki tubuh jelek itu" ujar Bella dengan suara pedasnya.

"Hmm.. ibuku bilang aku harus banyak makan supaya tidak mati kelaparan" sautku sambil pura-pura tersenyum.

"Jadi seperti itu... oiya di mejaku masih ada sisa kalau kau mau, kau bisa memakannya. Aku tidak tega membuang makanan" kali ini Bella semakin menjadi-jadi.

"Terimah kasih, tetapi aku sudah kenyang" aku memilih untuk bersikap baik.

Bagaimana pun juga wanita itu adalah kekasih dari pria yang telah baik menolongku. Ada rasa berat di dalam hatiku mengetahui jika wanita bermulut pedas ini yang dipilih pria itu, tetapi aku sadar tidak mungkin aku kan yang dipilihnya. Ah... ngomong apa aku ini.

"Bagaimana jika aku menyuruh pelayan untuk membungkuskan semua sisa makanan dari para pengunjung disini, sapa tau ibumu juga mau mencicipi makanan mewah yang tidak pernah ia rasakan" aku terdiam, rasanya ingin menangis dan memukul wajah Bella. Mengapa wanita itu menghina ibuku padahal aku tidak melakukan apa pun yang menyakiti perasaannya.

"BELLA. TURUN SEKARANG, KALAU TIDAK... AKU BUANG KAU" teriakan Bran langsung membuat Bella yang memeluk pria itu dengan manja, turun seketika.

"Mengapa kau berteriak kepadaku... apa karena gadis kampungan ini" tunjuk Bella tepat di wajahku.

"Jangan menghinanya" kali ini suara Bran betul-betul terdengar mengerikan.

"Kau harusnya tau diri dasar wanita murahan. Jangan suka rebut pacar orang, kau pelacur murahan. Bahkan aku tidak sudi melihatmu" seru Bella dengan isak tangisnya dan langsung pergi.

Dari sini aku bisa melihat para pengunjung restoran ini memandangiku dengan tatapan meremehkan, bahkan ada yang memakiku terang-terangan. Aku mencoba untuk tetap biasa saja, kutekan semua kuku-kuku di telapak tanganku hingga menimbulkan bekas kemerahan.

"Ayo kita pergi" ajak Bran sambil menarik tanganku pelan.

Semua orang memberikan jalan untuk kita, para pelayan menundukkan tubuh mereka dalam-dalam dan yang kulihat punggung mereka bergetar. Seperti menahan rasa takut, aku tidak bisa melakukan apa-apa selain diam dan menangis di dalam kamarku.

"Maafkan sikap..." aku tau apa yang akan dia katakan maka dari itu aku memotong pembicaraannya.

"Tidak apa-apa. Terimah kasih atas makanannya" sautku berpura-pura bahagia.

"Aku sungguh menyesal karena telah..." aku tidak kuat menahan air mataku jika pria di sampingku ini mengucapkan kalimat yang mampu membuatku luluh. Aku tidak ingin lemah di mata orang-orang yang mengasihaniku.

Sewing Heart ArroganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang