13

10K 624 0
                                    


💐💐💐💐

.
..
.
.
.



Jake terus mengumpat dalah hati ketika panggilan darinya tidak diangkat oleh Omar, dengan terpaksa ia pergi sendiri sambil membawa mobilnya. Jake baru saja sampai di depan cafe, ia melangkahkan kakinya menuju cafe yang pernah di datanginya bersama Omar.

Entah mengapa saat Jake melihat gadis itu ada rasa gugup, dan rasa itu bertambah berkali-kali lipat. Sebelumnya ia tidak pernah merasakah hal seperti ini, biasanya semua wanitalah yang mengejar-ngejar dan memikirkan dirinya, sekarang semua itu berbeda. Kini dirinyalah yang mengejar- ngejar seorang gadis.

Rangkaian indah bunga mawar berwarna putih telah siap ditangannya. Ia membuka pintu cafe itu lalu masuk kedalam, sepasang matanya mencari tempat duduk yang pas dan mulai melirik kekanan dan kekiri mencari keberadaan gadis yang membuatnya tidak bisa tidur.

Sudah lebih 1 jam ia duduk dan gadis itu tidak memunculkan tanda-tanda keberadaannya. Secangkir kopi hitam yang menemaninya sudah habis, ia tersenyum kecut menatap bunga mawar yang diletakkanya di atas meja.

Jake beranjak dari tempatnya lalu kekasir untuk membayar kopi lezat itu, ia menatap kearah mobilnya dan memilih berjalan kaki sekedar mencari angin, ia menusuri jalanan kota New York. Para wanita yang menatapnya menjerit melihat seorang pria tampan membawa bunga mawar putih, tetapi ia sama sekali tidak peduli. Ia masih asik memikirkan di mana keberadaan gadis pelayan cafe itu.

"Awasss...." ujar seseorang di belakang Jake. Pria itu mengendarai sepeda dengan kecepatan di atas rata-rata, mau tidak mau Jake harus menghindar dan membuat bunga di tangannya terjatuh.

"Perhatikan jalanmu. Sialan!" Seru Jake kesal, ia langsung mengambil setangkai bunga mawar yang masih terlihat indah.

"Ahh... hari ini kacau sekali" gumam Jake yang masih betah menatap bunga mawar di tangannya.

Ia kembali berjalan menyusuri jalanan yang tidak terlalu padat, Jake sesekali mencium aroma yang dikeluarkan bunga mawar itu. Senyumannya kembali menyembang saat wajah imut gadis yang bahkan ia tidak tau namanya terlintas di benaknya. Seorang wanita tua duduk di sudut salah satu toko games, Jake mengeluarkan dompet lalu mengeluarkan selembar uang dan memberikan uang itu kepada wanita tua itu, atau seorang pengemis.

"Terimah kasih.. nak" seru wanita tua itu.

"Tentu..." saut Jake sambil memberikan senyuman.

"Apa kau sedang jatuh cinta?" tanya wanita itu sambil memandang kearah setangkai bunga mawar di tangannya.

"Ah... aku tidak terlalu yakin" gumam Jake.

"Hanya untuk wanita yang tepat saja yang mendapatkan bunga mawar putih yang indah itu. Wanita itu pasti sangat istimewah" seru wanita tua itu menerka-nerka.

"Ya... dia adalah gadis yang istimewah" jawab Jake kali ini ia membayangkan wajah gadis itu.

"Semoga beruntung.. nak" wanita tua itu  memberikan dukungan untukknya.

"Tentu.. terimah kasih" Jake langsung berjalan kembali.

Tetapi belum jauh langkahnya menjauhi toko games itu, terdengar suara dua orang yang saling berargumen dan menawar harga sebuah barang. Suara perempuan itu terdengar tidak mau kalah, begitu pun dengan suara pria itu. Jake melirik kearah sampingnya dan menemukan gadis yang tadi di tunggunya sedang bedebat dengan seorang pria pemilik toko games.

"Ahh.  Baiklah... baiklah. Ini ambilah uangku, dasar pemeras" ucap gadis mungil itu dan langsung berjalan keluar.

Tingg.... suara pintu yang di buka oleh Deany membuat Jake sadar dari lamunannya, gadis itu menatap pria yang tepat berada di depannya dengan rasa curiga. Ia melirik ke tangan pria itu dan menemukan setangkai bunga mawar yang indah. Merasa tidak enak oleh tatapan yang dilontar pria bermata indah di depannya, membuat Deany gugup.

Sewing Heart ArroganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang