🍙🍙🍙
Jack berjalan dengan santainya ia menggunakan stelan jas yang rapih, senyuman indah menghiasi wajah tampanya. Semua karyawan wanita di buat pangling melihat tingkah Jack pada pagi hari itu. Ia menaiki salah satu lift yang di pakai oleh para dewan tertinggi di perusahaan itu. Saat sampai di lantai paling atas lift terbuka, ia menuju ke ruangan sahabatanya sedekar menyampaikan salah satu pesan penting.
Krrik...
Suara pintu di buka, luntur sudah senyuman bahagia Jack saat melihat adegan sepasang kekasih di depan matanya sedang berciuman. Bukan, tetapi Bran yang mencium gadis mungil itu dengan ganas, sedang gadis yang di ketahui bernama Neya itu berusaha melepaskan diri dengan cara mendorong dada bidang sahabatnya.
"PAGII.. PAGI BEGINI KALIAN SUDAH MEMBUAT MATAKU TERNODA" teriak Jack hingga membuat Bran terpaksa melepaskan ciumannya.
"KAU MENGGANGGUNG SAJA" teriak Bran yang tidak mau kalah.
"Kau bilang mengganggu? Bagaimana jika yang liat kejadian ini, bukan aku tetapi karyawan atau office lainnya. Cari tempat, jangan di kantor" nasehat Jack.
"So suci... biasanya kau yang paling beringas dengan wanita bahkan tidak memandang tempat" sindir Bran.
Aku hanya diam sambil menunduk menyembunyikan wajahku yang entah sudah memerah padam, kulirik Bran dari ekor mataku. Pria itu malah tidak tau-tau seolah tidak perjadi apa-apa. Jika sudah begini, rasa kesalku malah mendominan. Aku langsung menyerahkan kertas tadi kepada Bran dan ia hanya menaikan salah satu alisnya, rasa kesalku semakin naik. Kembali aku menginjak sepatu mahanya itu.
"Aduhh.. apa lagi sayang?" tanyanya.
"Cepat tanda tangan"perintahku.
Bran mengendus kesal "Iya... ya. Sini" dengan cepat ia menanda tangani surat itu dan aku langsung tersenyum lebar.
"Sayang.. jangan pergi dulu, aku masih mau bersamamu di sini" suara manja Bran kembali keluar.
"Heii.. hei bayi tua. Ada orang di sini, kau ada rapat dengan salah satu perusahaan asal Inggris. Jangan lupa, waktumu tinggal 5 menit lagi" peringat Jack dengan wajah di buat-buat mual.
"Iss... besok-besok saja. Atau kau saja yang menggantikan aku di rapat itu" perintah Bran seenaknya saja.
"Mana bisa, para pembisnis itu sudah menuju ke sini. Jangan main-main, kerja yang betul seperti yang sering kau lakukan" ujar Jack tegas.
"Cepat jangan diam aja... sana pergi sama Jack" usirku.
"Ckk... yang punya kantor ini siapa sih, kok aku di usir-usir" kesal Bran dan aku hanya tersenyum menanggapi tingkahnya itu.
"Kalau begitu cepat pergi" sautku yang mulai gregetan.
"Iya...iya, sayang" seru Bran dan langsung mengecup kening lalu pergi.
"Jangan dekat-dekat sama calon istriku" seru Bran yang sudah berada di luar.
"Tenang, paling aku culik aja" saut Jack sambil tertawa.
"Awas aja kupotong masa depanmu" ancam Bran dan Jack langsung berhenti tertawa.
"Memang rapatnya penting banget?" tanyaku sambil menatap kearah Jack.
"Tidak penting bagi Bran tetapi penting bagi perusahaan Inggris itu dan Omar. Jadi kau sudah dapat tanda tangan!" saut Jack sambil memperhatikanku.
"Sudah dong." jawabku mantap.
"Kalau begitu ayo kita sarapan" ajak Jack.
"Tapi... aku harus kerja" seruku merasa tidak enak karena selalu meninggalkan pekerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sewing Heart Arrogan
RomanceTidakkk.... hidup di kota New York City terlalu sulit untukku. Di usia 7 tahun aku sudah tidak memiliki seorang ayah. Semua itu karena kecelakaan di salah satu perusahaan tempat ia dulu bekerja, tinggal aku dan ibuku yang sampai sekarang ini terus b...