five.

5.4K 780 54
                                    

Jungkook menggeliat tak nyaman. Alarm yang terpasang di nakasnya terus berdering kencang.

Jungkook membanting benda itu ke lantai. Menimbulkan suara 'prang' yang memekakkan telinga.

Jungkook tak peduli. Saat matanya kembali berusaha terpejam, bayangan seorang lelaki memasuki pikirannya. Lagi. Lelaki dengan rambut pendek, kurus, mata kucing, wajah polos.

Sial. Jungkook bahkan baru bisa tidur pukul 4 pagi tadi. Jungkook merasa gelisah bila ada seorang asing yang tidur seatap dengannya.

Apalagi laki-laki itu berpostur seperti perempuan. Imut dan wajahnya menggemaskan disatu waktu.

Demi Tuhan, Jungkook masih straight!

Namun wajah lelaki itu tetap tak mau hilang dari ingatannya.

Jungkook memaksa tubuhnya berdiri, rasa ngilu menusuk seluruh sendinya hingga Jungkook meringis kecil. Jungkook merenggangkan tubuhnya.

Tanpa mengambil kaus, Jungkook melangkah keluar kamar.

Pergi ke dapur untuk membuat susu hangat supaya mempermudahnya tidur kembali.

Segelas susu telah berada digenggamannya saat Jungkook baru menyadari apartemennya terasa kosong.

Lantainya dingin sekali. Jungkook tak pernah merasa apartemennya sesunyi ini.

Jungkook memutuskan untuk mengintip Park Jimin.

Apa laki-laki itu sudah bangun? Bagaimana dengan luka dikakinya?

Jungkook berjalan melewati ruang tv. Celana jeans belel hitam menggantung indah dipinggulnya. Sixpack yang tampak seperti lelehan coklat tersaji tanpa halangan. Namun Jungkook tidak peduli, meski Park Jimin bisa melihatnya sewaktu-waktu.

Dapurnya berada tepat dibelakang sofa ruang tamu. Ketika Jungkook melewati spot itu dan tak menemukan apapun terbaring diatas sofanya yang empuk, Jungkook tak ambil pusing.

Jungkook meneruskan niatnya, membuat segelas susu hangat dan membawanya keruang tamu. Duduk disofa dan mengambil remote tv. Ia meneguk segelas susunya, dengan santai.

Jungkook tak pernah suka politik. Dia lebih memilih melihat sekumpulan penduduk bawah laut yang begitu konyol dan tolol. Jungkook masih menikmati segelas susunya ketika ia mengidu wangi tak asing.

Wangi Park Jimin yang terasa seperti strawberry, dengan tambahan cologne yang memabukkan menyelimuti seluruh sofa.

Sialan. Jungkook perlu me-loundry sofa miliknya agar aroma laki-laki itu hilang tak bersisa.

Aish. Bikin pr saja.

Jungkook mengganti channel tv saat mengalami jeda iklan.

Terus memecet tombol pada remote hingga kembali ke channel yang sesaat lalu ditontonnya.

Akhirnya Jungkook melempar remotenya kesal.

Kemana si pria Park?! Apa pria itu tak mau bilang terimakasih? Dasar tak tahu diuntung. Akhirnya batinnya mengiba.

Jungkook berjalan menuju balkon. Menikmati minggu pagi Seoul yang nyaman saat matanya tak sengaja melihat semua pakaian Park Jimin tergantung di pagar balkon dipojok kanan.

FOLLOW THE BRAIN || jikookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang