Jimin terbangun karna aroma bumbu masakan yang menyapa hidungnya.
Tiba-tiba perutnya berbunyi. Ketika ia mengintip lewat sofa, Jimin dapat melihat Jungkook dengan apronnya. Berkonsentrasi dengan apapun yang pria itu masukkan ke panci.
"Kau masak?"
Jimin menghampiri Jungkook dengan muka bantal. Jungkook menahan senyum mendengar suaranya yang serak. Jimin yang mengucek-ngucek matanya terlihat seperti anak kecil. Apalagi jari-jarinya yang imut menambah kesan kekanakkan.
Jungkook sedang platting ketika Jimin duduk dikursi bar dihadapannya. Bertumpu dagu dengan kedua tangan.
Jimin menguap lebih dulu sebelum berkata. "Kau bisa masak toh, kukira kau anak manja."
Jungkook diam saja. Tidak menanggapi perkataan menyebalkan yang keluar dari bibir manisnya.
"Kalau begitu, kau tidak butuh aku dipagi hari. Aku bisa rapihkan apartemenmu sepulang sekolah. Bagaimana?" tanya Jimin tertarik.
"Tidak."
Satu kata yang Jungkook keluarkan. Singkat, padat dan jelas, yeahh... "Kenapa?"
"Besok kau yang masak. Hari ini pengecualian."
"Hei, kau kan bisa masak sendiri."
"Untuk apa masak sendiri kalau aku punya pembantu, benar?"
Jimin mempoutkan bibirnya. "Yang mengecewakan," Jimin memotong perkataannya agar Jungkook penasaran. Tapi pria itu tidak berekspresi. "Aku tidak bisa masak!" seru Jimin sambil menggebrak meja. Meringis saat tetesan sup tercetak dimeja. Jimin menatap Jungkook hati-hati. Amarah pria kan sulit ditebak. "Aku bersihkan." Jimin mengambil tisu terdekat dan mengelapnya sampai bersih.
"Milikmu." Jungkook menyodorinya semangkuk sup hangat.
"Kenapa kau tidak bikin roti isi saja?"
"Kau juga harus masak ini besok." Tanpa menjawab pertanyaannya, Jungkook justru menimpa obrolan mereka dengan diktaktornya lagi.
"Iya, iya." Jimin pasrah. Jungkook mengambil kursi terdekat. Hingga mereka duduk berhadapan. "Omong-omong, bagaimana seragamku?"
"Di meja tamu."
"Beneran?" Jimin mengangkat bokongnya. Mengintip melewati sofa. Setumpuk pakaian yang tak asing baginya. "Hanya seragam?" ujarnya kecewa.
"Kau bisa pakai bajuku."
"Tapi bajumu kebesaran semua." protes Jimin tak ditanggapi Jungkook sama sekali. Jimin berdecak kesal.
Setelah makan, Jimin kebagian mencuci piring. Jungkook menghilang dikamarnya 5 menit lalu.
Jimin mematikan keran, mengelap tangannya. Lalu pergi mandi.
¤☆¤
Jungkook makan sebelum mandi dan pergi kesekolah, cek.
Dia sarapan lauk, dengan sayuran. Bukan roti selai atau roti isi, cek.
Jimin perlu mencatat itu dalam memonya untuk menjalani profesi sebagai babu Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOLLOW THE BRAIN || jikook
FanfictionJimin lapar dengan rasa bahagia yang jarang dicecapnya. @disjikookluvgongrazy start : march 16. end : -