four.

5.7K 750 13
                                    

Aku terbagun diranjang empuk dengan bau tak asing yang kubenci menusuk hidungku secara langsung.

Aku mengernyit, melihat kegelapan menyelimuti seluruh pandanganku.

Dengan kebodohan yang memenuhi pikiranku, aku membuka mata. Cahaya terang menusuk mataku. Aku mengerjap pelan untuk menyesuaikan.

Mataku terasa berat, namun aku memaksa untuk membuka.

Yang tertangkap mataku pertama kali adalah atap dengan chandelier mungil diatas kepalaku. Aku mengerjap pelan.

Kudengar seseorang berjalan mendekatiku.

Aku tak sanggup menoleh hingga pandanganku tertutupi seluruh wajahnya.

Aku baru menyadari seseorang itu melakukan sesuatu pada tubuhku.

Aku terpaksa menoleh.

Jeon Jungkook.

APA YANG KAU LAKUKAN?!

Jungkook terlonjak kaget. Pikiranku membentak terlalu keras atau aku memang membentak karna  tenggorokanku terasa sakit.

Aku berusaha duduk. Begitu berhasil, kepalaku rasanya di tusuk ribuan jarum. Aku meringis.

"Apa yang kau lakukan?" teriak Jungkook

"Yaa! Harusnya aku yang bertanya! Apa yang kau lakukan?" aku berteriak. Geezz... beruntung kepalaku tak copot. "Untuk apa kau melepaskan semua pakaianku..." 

Jungkook maju untuk mencengkram kedua bahuku. Mengurungku dalam lengannya. Tubuhku menjadi kaku karna wajah kita tak berjarak.

"Yaa! Memangnya aku mau mengurusi orang sepertimu. Percayalah, aku tidak punya pilihan lain."

Mataku terbelalak hebat sampai merasakan perih. Aku berkedip. "Dimana aku?" tanyaku bingung.

Jungkook menjauhkan wajahnya. Lantas dengan santai menyentil dahiku dengan jemarinya.

Aku mengerucut sebal.

"Di rumah sakit." Jungkook menjawab enteng.

Aku menunggu ia memberikan penjelasan. Namun Jungkook tak juga buka mulut. Ia justru melipat tangannya di depan dada dengan pandangan yang menusuk.

"Untuk apa mengganti bajuku?" akhirnya aku bertanya.

"Kau kehilangan banyak darah dan harus dirawat."

"Aku tidak mau! Kembalikan seragamku!"

Jungkook mengacak rambutnya frustasi lantas melempar seragamku dengan kasar.

Huft. Aku menghela nafas melihat seragamku. Tidak bagus sama sekali.

Lembab, bau dan kotor berbaur menjadi satu hingga menghasilkan baju buruk rupa yang tak layak pakai sama sekali.

"Tunggu apa?" aku bertanya sinis.

"Kau benar-benar akan pakai baju itu?"

FOLLOW THE BRAIN || jikookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang