two.

6.8K 832 140
                                    

Aku tidak bisa!

Pelajaran Tuan Kim bikin rambutku rasanya mau rontok.

Tutur katanya yang halus justru membuat hampir sebagian orang dikelas ngantuk karnanya.

Aku mendesah lelah. Walau sebagian orang di kelasku tampak tidak peduli. Tuan Kim cukup tegas terhadap nilai-nilai yang diberikannya.

Sehabis pelajaran, ia pasti memberi tugas yang luar biasa banyak untuk dikumpulkan minggu depan saat pelajarannya kembali.

Pelajaran Tuan Kim sangat penting. Tapi kami tetap tak bisa konsentrasi sama sekali.

Daripada menaruh kepalaku ke meja, lebih baik aku memikirkan Jungkook sambil memperhatikan papan tulis.

Ide bagus!

Jeon Jungkook. 19 tahun. Anak kelas 12.2 yang kerjanya selalu buat onar.

Jungkook seorang anak pindahan dari Amerika. Memasuki sekolah ini pada pertengahan kelas 10.

Saat itu suasana sekolah kacau. Banyak murid yang tidak konsentrasi belajar karna pesonanya. Mereka lebih memilih melongok keluar jendela ketika cowok itu lewat daripada memperhatikan guru.

Aku salah satu dari mereka.

Serius deh, tak ada yang bisa menghalangi pesonanya untuk masuk kehatimu dan bikin jatuh cinta. Aku jamin soal itu.

Semenjak saat itu, aku menjalani profesiku sebagai stalker Jungkook.

Jungkook banyak berprestasi di bidang olahraga. Tapi otaknya kosong kalau menyangkut pengetahuan.

Sering sekali bertengkar hingga babak belur. Mengajak ribut adik kelas bahkan kakak kelas.

Tapi dia sangat gentle kalau urusan wanita.

Jungkook tak pernah menolak perempuan dengan kasar. Sikap lemah lembutnya terhadap perempuan lah yang membuat seluruh kaum hawa disekolah ini jatuh padanya.

Jungkook mudah didekati namun sulit dirangkul.

Begitu ada seorang wanita yang mencoba mengusik zona pribadinya. Jungkook langsung menendangnya jauh-jauh.

Tak pernah ada perempuan yang menjalani hubungan lebih dari dua minggu dengannya.

Kim Jennie lah satu-satunya wanita itu. Dia telah menjalani hubungan dengan Jungkook selama lebih dari satu bulan.

Sebab itu aku sedikit khawatir soal sesuatu.

Yang pertama, aku khawatir kalau Jungkook akan patah hati mengenai kebenaran yang kulihat dengan mata kepalaku tadi pagi di lorong sekolah.

Yang kedua, aku khawatir Jungkook jatuh cinta sungguhan dengan wanita itu dan akhirnya, aku yang akan patah hati karna tak punya kesempatan memilikinya sama sekali.

Meski selama ini aku tak berbuat apa-apa.

Tapi aku menyadari apa itu cinta lewat Jungkook.

Aku memilih menjadi tak terlihat ketimbang membuatnya mempresentasikanku sebagai orang yang tak menarik.

Aku memilih merelakannya dengan perempuan lain.

FOLLOW THE BRAIN || jikookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang