Jungkook dibuat gelisah sepanjang minggu.
Tidurnya tak senyenyak dulu. Bahkan Jungkook sering terjaga sampai pukul 3 dan bangun dengan wajah lesu.
Jungkook hampir tak memiliki semangat sekolah. Kini, ia membenci sekolah.
Tak ada lagi yang menarik matanya di gedung besar tersebut.
Hampir semua cewek populer sudah dikencaninya. Jungkook mati bosan.
Jungkook berjalan malas disampin Kim Jennie yang melingkari lengannya kuat bagai ular.
Ketika Jungkook dan si Queen Bee itu berjalan melewati lorong, setiap mata pasti menatap mereka.
Namun berbeda dengan hari ini. Orang-orang menoleh jauh didepannya.
Dimana Jungkook dapat melihat Park Jimin memindai seluruh lorong, bahkan sampai bagian tempat sampah meski dia tidak mengobrak-abrik isinya.
Ketika Park Jimin jalan menunduk melewatinya, ada sesuatu yang membuat Jungkook ingin menghantam sesuatu.
Sesuatu terdekat. Kim Jennie? Wanita itu terlalu merepotkan.
"Aku tahu apa yang dicarinya." Jennie melepaskan tautan lengannya dan berkacak pinggang. "Dia pasti cari ini."
Jennie mengangkat tangannya, menunjukkan sebuah kalung perak dengan bandul anak serigala.
"Kau kembalikan saja." kata Jungkook. Terdengar hampir tidak perduli.
"Tidak ah," Jennie tersenyum miring lantas memasukkan kalung itu kembali kesaku. "Aku ingin main-main. Kupikir benda ini pasti penting baginya."
"Dia tak punya hubungan apapun denganmu."
Jennie tanpa menatap siapapun, menyeringai tipis.
Ck, dasar perempuan.
¤☆¤
Jungkook bosan dengan setiap tatapan yang diberikan wanita-wanita padanya.
Dia bahkan telah muak dengan Kim Jennie. Hanya wanita itu yang bertahan lebih dari 2 minggu bersamanya.
Jungkook tak punya pilihan lain. Ayahnya meminta Jungkook untuk tidak bermain-main dengan anak itu. Jungkook menemukan hal ini menarik dulu, jadi dia mendekati Jennie dan memintanya untuk menjadi kekasih. Jennie yang bodoh menunduk langsung dikakinya dan siap diperlakukan apa saja. Sang Ayah yang mendengar berita ini menyampaikan langsung pada Jungkook untuk tidak bermain-main dengan perempuan itu, untuk menjaga hubungan baik ayahnya dengan Tuan Kim. Si konglomerat.
Namun semenjak dia tahu kalau Jennie lebih cerewet dan manja dibandingkan mantan-mantannya, ia muak. Tapi paling tidak Jungkook harus bersabar menghadapi perempuan manja itu, atau Ayahnya akan tahu dan Jungkook akan mendapat masalah lebih besar.
Beruntungnya, semenjak seminggu yang lalu Kim Jennie tak pernah menghubungi Jungkook. Pria itu tidak rindu. Sama sekali. Ia justru bersyukur.
Jungkook rasa, ini waktu yang tepat untuk memutuskan hubungan memuakkan ini.
¤☆¤

KAMU SEDANG MEMBACA
FOLLOW THE BRAIN || jikook
FanfictionJimin lapar dengan rasa bahagia yang jarang dicecapnya. @disjikookluvgongrazy start : march 16. end : -