Park Jimin namanya. Biar gampang, panggil aja Jimin. Pemuda 17 tahun yang manis nan imut, yang bisa bikin para seme epilepsi(?)
"Eomma!" Panggil Jimin. Yang dipanggil langsung bergegas menuju kamar Jimin.
"Iyaa? Ada apa, nak?" Tanya Ny. Park sambil buka pintu kamar Jimin. Dia melihat anaknya terbaring di kasur sambil memegang dadanya.
"Ya ampun. Sesak lagi?" Tanya Ny. Park lagi.
Akhir² ini Jimin sering mengeluh sesak napas. Yaa, dia emang punya asma. Tapi asma-nya ini udah kambuh kurang lebih 10 kali dalam sebulan. Ditambah dia flu ngga berhenti². Bayangin gimana menderitanya Jimin.
Jimin cuma mengangguk menjawab pertanyaan Ny. Park tadi. Kalo udah sesak napas emang susah buat ngomong :''
"Emang obat yang dikasih dokter kemaren ngga mempan ya?" Gumam Ny. Park sambil mengamati kemasan obat yang diberi dokter 1 bulan lalu.
Karena kasihan sama anaknya, Ny. Park langsung bawa Jimin ke rumah sakit.
➡➡➡
Sampainya di rumah sakit, Ny. Park langsung membawa Jimin ke IGD. Disana ia bertemu dr. Kim Seokjin, dokter yang memeriksa Jimin 1 bulan yang lalu.
"Obatnya ngga manjur?" Tanya dr. Seokjin masih ngga percaya.
"Iyaa. Udah minum rutin, tapi dianya masih sering sesak," jawab Ny. Park.
dr. Seokjin langsung mengambil stetoskop-nya, lalu dia tempelkan tepat pada punggung Jimin.
"Suara mengi-nya masih ada. Tapi disini ditambah suara ronki pas dia buang nafas. Saya agak curiga sama paru²nya. Nanti setelah nafasnya enakan, di CT-Scan aja," jelas dr. Seokjin.
"Baik, dokter."
Lalu, dr. Seokjin memasangkan alat Nebulizer di hidung dan mulut Jimin. Biar mengurangi rasa sesak.
Setelah beberapa menit, Ny. Park mengantarkan Jimin ke ruang yang penuh dengan alat² canggih, Instalasi Radiologi.
➡➡➡
Setelah Jimin diperiksa, Ny. Park memberikan hasil CT-Scan ke dr. Seokjin.
dr. Seokjin mengamati hasil CT-Scan itu dengan serius. Ia mengerutkan dahinya, entah apa yang ia pikirkan ketika melihat hasilnya.
"Em.. Saya harus bicara berdua dengan Ny. Park," ujar dr. Seokjin. Tak lama Jimin keluar dari ruangan itu.
"Kira² Eomma ngomongin apa ya?" Gumam Jimin.
"Paru² Jimin udah bener² ngga sehat," kata dr. Seokjin.
"Maksudnya?" Tanya Ny. Park bingung.
"Dia kena Pneumonia,"
"Pneu... Apa?" Tanya Ny. Park kesusahan menyebut 'Pneumonia'
"Pneumonia, radang paru². Penyebabnya adalah virus Corona," jelas dr. Seokjin.
"Oh iyaa, virus ini termasuk virus ganas. Virus ini menyerang orang di usia berapa aja yang punya kekebalan tubuh rendah. Virus ini bisa menyebabkan kematian," sambung dr. Seokjin.
Ny. Park udah ngga mampu menahan air matanya lagi. Ia benar² ngga bisa membayangkan hidup tanpa putra satu²nya yang manis itu.
"Tapi, bisa disembuhkan kan?" Tanya Ny. Park khawatir.
dr. Seokjin terdiam sebentar.
"Iyaa. Bisa disembuhkan, tapi saya ngga bisa ngasih harapan penuh bakal sembuh," jawabnya.
"Tolong, dokter! Sembuhkan anak saya. Saya akan membayar berapa pun agar anak saya sembuh!" Pinta Ny. Park.
"Iyaa. Besok saya akan kirimkan Jimin ke dokter paru². Dia lebih ahli, saya harap Jimin bisa sembuh jika berobat bersamanya," jelas dr. Seokjin.
"Terima kasih, dokter."
Ny. Park keluar dari ruangan dokter. Ia melihat Jimin yang duduk bosan sambil memainkan ponselnya.
"Eomma!" Panggil Jimin sambil mendekati Ny. Park.
"Tadi ngomongin apa sama dokter?" Tanya Jimin.
Ny. Park terdiam. Ia ngga tau harus gimana ngomonginnya ke Jimin.
"Nanti kita omongin di rumah aja yaa..." Kata Ny. Park. Jimin mengangguk.
Setelah mengurusi pembayaran, mereka pulang ke rumah.
TBC~
Haaiii.. Kanna kembali dengan FF baruuu~ Ini FF ke-3 (ketiga atau keempat? ._.) Judulnya kayak judul lagunya AKB48 yaa :v
FF ini kayaknya bakal lebih nge-drama gitu, beda sama FF gue sebelumnya. Hehe
Beberapa gue ambil dari kisah nyata gue yg harus berjuang melawan penyakit, wuoohh.. :v
Btw, yang Suga and Chim bakal lanjut setelah pengobatan besok yaa..
SELAMAT MENIKMATI KAWAAANN!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Gata Virus (YoonMin)
FanfictionPark Jimin, laki-laki 17 tahun yang ceria dan menggemaskan. Ia duduk di bangku SMA bersama kedua sahabatnya yang paling ia sayangi, Kim Taehyung dan Jeon Jungkook. Hidupnya tampak menyenangkan dan baik-baik saja. Tapi semuanya berubah saat ia di di...