17

2.8K 343 16
                                    

Sekarang sudah malam dan hujan turun dengan sangat deras, tapi Jimin masih sibuk membereskan rumahnya dari tadi pagi. Tn. Park memang keras, jadi Jimin tak berani membantahnya.



Jimin sudah berkali² menyeka keringatnya. Bahkan hampir ambruk saat itu. Tapi ia tetap menahannya.



Ny. Park yang melihat Jimin sampai tak rela, ia menyuruh Jimin untuk tidur dan beristirahat.



"Kamu istirahat aja, nak.." kata Ny. Park. Jimin mengangguk pelan kemudian mengganti bajunya dengan baju tidur.




"Kamu ini gimana? Nyuruh Jimin istirahat jam segini. Ini masih jam setengah 7!!" Bantah Tn. Park.


Ny. Park menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Jimin udah kerja daritadi pagi! Apa kamu ngga kasian?!"





"LHOO? JUSTRU AKU DIDIK DIA BIAR MANDIRI!!" Tn. Park mengeraskan suaranya.




"TAPI NGGA GINI JUGA!! INGET, DIA MASIH SAKIT!! BERI DIA WAKTU ISTIRAHAT! KALO KAYAK GINI KESANNYA DIA KAYAK BABU!!" Ny. Park juga mengeraskan suaranya.



"TADI DIA JUGA UDAH MAKAN KAN?KENAPA KAMU SEWOT SIH?!! KAMU TERLALU MANJAIN DIA!! JIMIN ITU COWOK!! NGGA BOLEH MANJA!!"




"TAPI DIDIKANMU ITU TERLALU KERAS!!!!!"



"KAMU TERLALU MANJAIN DIA!!!!"






Jimin mengunci pintu kamarnya rapat². Ia membanting beberapa barang di kamarnya. Lalu menangis dengan suara yang sedikit kencang.


Ia tak tahan lagi. Ia benci melihat kedua orang tua nya bertengkar. Ia merasa bersalah telah merepotkan orang tuanya.



Andai Jimin ngga sakit, pasti ngga bakal begini. Jimin mau seperti dulu, hidup dengan tenang dan menyenangkan. Kini ia sangat takut, ia tersiksa. Ia tak kuat berlama-lama dikondisi seperti ini.




Rasanya Jimin ingin mati saja disaat itu juga. Ia bahkan berharap Tuhan mengambil nyawanya sekarang. Sekali lagi, ia tak tahan. Ia tertekan.




















"AAAAAAAAARRRRRRGGGHHHH!!"















Ia berteriak kesal. Tak tahan dengan kondisi seperti ini. Tak ada yang bisa menolongnya sekarang. Ia hanya bisa berdoa.




"Ya Tuhan! Jika aku mati sekarang, tolong pertemukan aku dengan dr. Yoongi sekarang walau hanya beberapa detik!" Pinta Jimin.








Entah kenapa dadanya sakit sekarang. Bahkan rasanya perih untuk bernapas. Hidungnya mengeluarkan darah segar yang cukup banyak. Ia batuk terus menerus mengeluarkan beberapa lendir berwarna kehijauan. Sakit sekali! Apa benar doanya terkabul?





Jimin berusaha menggedor pintu kamarnya agar Ny. Park dan Tn. Park mendengarnya.







"EOMMAAAA!! APPAAAA!!!!!"








Tn. Park dan Ny. Park langsung menghampiri kamar Jimin. Tapi pintunya terkunci.




Dengan sisa tenaga yang ada, Jimin membuka kunci pintu kamarnya. Kemudian Tn. Park dan Ny. Park masuk yang mendapati Jimin dengan kondisi seperti itu.




Lama kelamaan, Jimin benar² tak sadar. Tak ada pergerakan sama sekali.




Ny. Park syok berat. Bahkan hampir pingsan. Tn. Park langsung membawa Jimin ke mobilnya lalu mengantarnya ke rumah sakit.






➡➡➡

Di rumah sakit.

"Akhirnya... Tugas gue selesai juga, tinggal tidur di rumah," ucap dr. Yoongi sambil berjalan menuju mobilnya.





Tiba² ia mendengar suara sedikit berisik di depan IGD. Lalu ia menoleh. Disana ia melihat pasien yang butuh penanganan cepat.



Pasien itu sangat familiar dimatanya.








"Siapa ya itu? Kok kayak Jimin?"








"Jimin?"








"Bukan kok."


































"APAAA?!!! JIMIINNN??!!" Ia langsung berlari menuju IGD.






Ia melihat Jimin yang sedang dibaringkan di sebuah kasur. Ia langsung menghampirinya.




"Ah! Untung ada kamu, Yoon. Tolong bantu saya," kata dr. Seokjin. dr. Yoongi segera membantunya.


Terlihat Ny. Park yang tadinya khawatir, mimik wajahnya berubah jadi kecut gara² melihat dr. Yoongi. Entah kenapa ia masih tak menyukainya.



Beberapa menit kemudian, dr. Yoongi dan dr. Seokjin keluar dari ruangan Jimin diperiksa.




"Jimin harus dirawat disini. Karena kondisinya sangat lemah. Perlu perawatan rumah sakit," jelas dr. Seokjin kepada kedua orang tua Jimin.



"Haduh. Dasar ringkih!" Kata Tn. Park sambil mendengus kesal.





"Em. Maaf, pak. Jangan bilang Jimin ringkih. Karena kalau ringkih, dia ngga bakal bertahan lebih dari 1 tahun," ucap dr. Yoongi.



"Halah! Ngga usah ikut campur kamu! Tau apa tentang Jimin?!" Balas Tn. Park. dr. Yoongi hanya diam tak membalas.






"Ya sudah, pengobatannya biar kami yang menangani. Anda boleh pulang terlebih dahulu.." kata dr. Seokjin. Kemudian kedua orang tuanya Jimin pulang ke rumah. Entah mereka bakal berdebat selama di rumah atau tidak, kita tak tau.






Jimin sudah dipindahkan di kamar inap rumah sakit. dr. Yoongi menemaninya malam itu. Jujur, ia rindu Jimin. Ia rindu senyum Jimin yang menggemaskan. Kenapa ia harus melihat Jimin dengan keadaanya seperti ini?







Bertahanlah Jimin!









TBC~~~~

Heart Gata Virus (YoonMin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang