Pagi hari, Jimin udah siap dengan baju seragamnya. Tak lupa juga dengan masker yang menutupi bagian mulut dan hidungnya.
Di sekolah ia disambut oleh kedua sahabatnya, Taehyung dan Jungkook.
"Haii, Jimin! Selamat dataaanngg!!" Sambut mereka berdua.
"Yailahh. Emang gue ninggalin kalian berapa hari, ha?" Tanya Jimin.
"Ngga nyadar apa? Lu udah ninggalin kita selama 1 Minggu lebih 4 hari. Kita kan khawatir! Emangnya lu sakit apa?" Tanya Jungkook.
Jimin merenung.
Kalo aku jawab yang sebenarnya, mereka pasti njauhin! Batinnya. Dia teringat perkataan dr. Yoongi yang mengatakan kalau penyakit itu adalah penyakit menular dan menularnya cepat sekali.
"Kok lu diem aja, sih?" Taehyung menyadarkan lamunan Jimin.
"Ehe. Gapapa kok, cuma flu doang," jawab Jimin.
"Ah, syukurlah! Cepet sembuh, Jimin-kuuh," ucap Jungkook sambil memeluk Jimin.
Jimin menghindar dengan cepat. Jungkook bingung sama sikap Jimin yang menghindar ketika akan dipeluk. Biasanya dia ngga akan begitu.
"Kok lu menghindar dari gue, sih?" Tanya Jungkook heran.
Jimin diam lagi. Dia harus jawab apa?
"Ehm. Ahh... Anu... Gue takut lu ketularan gue, hehe," jawab Jimin.
Jungkook cuma tersenyum. "Yaudah deh, gapapa."
Tak lama guru masuk ke dalam kelas mereka. Pelajaran pun dimulai
Selama pelajaran, Jimin merasa suhu tubuhnya meningkat. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya.
Jungkook yang melihatnya langsung membujuknya untuk pulang dan beristirahat.
"Ayo, Jimin. Pulang aja, entar gue anterin," ujar Jungkook.
"Ngga usah, Kuk. Gue kuat kok," kata Jimin meyakinkan Jungkook. Tapi Jungkook tetap tak yakin sama keadaan Jimin.
"Ngga yakin gue. Ayo, pulang aja biar lu istirahat!" Bujuk Jungkook. "Soal surat izinnya, nanti Taehyung yang ngurusin," lanjutnya.
Akhirnya Jimin menuruti apa kata Jungkook. Lalu Jungkook mengantar Jimin pulang, sedangkan Taehyung mengurusi surat izinnya.
➡➡➡
Sampainya di rumah, Jimin hanya bisa terbaring lemah. Badannya menggigil karena demam. Udah diberi kompres air hangat tapi panasnya belum juga turun.
Tiba² hidungnya mengeluarkan cairan merah. Iyaa, darah. Darah itu mengalir deras.
Ia tak berani memanggil ibunya. Ia tak ingin ibunya khawatir. Dengan sekuat tenaga, ia mencoba menghentikan darah itu sendirian.
Udah beberapa tisu yang ia habiskan dan darah itu belum juga berhenti. Ia melihat ke kaca, ternyata darah itu menyebar sampai mulut dan pipinya karena saking banyaknya.
Ia menangis, darah itu mengalir tambah deras. Ia tak tau apa yang harus ia lakukan. Yaa, Jimin kurang ngerti soal cara mengatasi mimisan.
Ia mencoba keluar kamar dan menuju kamar mandi secara sembunyi². Ia mencoba mencuci darah itu sampai hilang, tapi cara itu tetap sia².
Sampai sesak nafasnya kumat. Ny. Park mendengar suara nafas Jimin kemudian menghampiri Jimin di kamar mandi.
Ia syok melihat hidung Jimin penuh darah. Segera ia menghampiri Jimin.
Tapi pandangan Jimin makin kabur, kepalanya makin pusing. Sampai akhirnya ia terjatuh dan untungnya Ny. Park bisa menangkapnya dan membawanya ke ruang tamu.
"Halo?! Ambulan? Tolong saya......!!"
➡➡➡
Sampainya di rumah sakit, Jimin langsung dibawa ke IGD dan bertemu dengan dr. Seokjin lagi disana.
dr. Seokjin segera memeriksa Jimin sedangkan Ny. Park hanya bisa menunggu dan terus berdoa.
Ia bertanya², kenapa Jimin tak memanggilnya tadi? Bukannya Jimin selalu memanggilnya saat keadaannya drop?
5 menit kemudian, dr. Seokjin keluar dari ruang pemeriksaan.
"Jimin harus dirawat di rumah sakit. Suhu tubuhnya meningkat drastis, sekarang udah 40°C. Nanti dia akan ditangani oleh dr. Yoongi," jelas dr. Seokjin.
Ny. Park hanya bisa pasrah melihat kondisi anaknya.
➡➡➡
5 menit kemudian. Jimin tersadar dan sekarang sudah berada di kamar inap.Ia melihat sekitar, terasa asing. Kemudian ia melihat selang infus yang menempel ditangannya.
"Syukurlah, kamu udah sadar," ujar seorang namja dengan stetoskop yang tergantung di lehernya sambil membawa alat ukur tekanan darah dan termometer. Iyaa, dr. Min Yoongi.
Jimin melihat dr. Yoongi mendekatinya kemudian membuka kancing bajunya. *Pliss jangan mikir yang aneh² woyy :'v* kemudian menempelkan stetoskop di dadanya. Setelah itu, ia mengukur suhu badan dan tekanan darahnya.
"Syukurlah panasmu udah turun. Tapi tekanan darahmu rendah sekali, harus banyak istirahat," jelas dr. Yoongi.
"Dokter? A... Aku di rumah sakit? Mana Eomma?" Tanya Jimin.
"Eomma-mu bilang kalo saya harus jaga kamu. Jadi Eomma-mu nitipin kamu ke saya," jawab dr. Yoongi dengan ekspresi datar.
"Tapi, aku mau sama Eomma!" Ucap Jimin.
"Ya ampun! Jangan bersikap kayak anak kecil, Jimin!" Kata dr. Yoongi.
"Wajar dong! Berapapun umur kita, pasti kalo lagi sakit tetap mau ditemani ibu kita kan?" Ucap Jimin.
"Terserah kamu. Dasar anak kecil!" Kata dr. Yoongi.
Jimin cemberut. Kenapa banyak pasien mau berobat sama dokter jutek kayak dia? Batinnya.
Ia terus memandangi wajah dr. Yoongi.
Tapi entah kenapa ia merasa bahagia dan tanpa disadari ia tersenyum selama memandangi wajah dr. Yoongi. Auranya yang dingin bisa menghangatkan hati Jimin.
Tampan!
dr. Yoongi melihat Jimin yang daritadi memandanginya.
"Ahh! Ma.. maaf, dokter," ucap Jimin grogi.
dr. Yoongi hanya menatapnya bingung lalu pergi keluar ruangan.
"Ah! Dokter!" Panggil Jimin. dr. Yoongi menoleh.
"Nama dokter siapa?" Tanya Jimin tanpa ragu².
"Emangnya kamu ngga liat ada tulisannya di depan ruang periksa saya?" dr. Yoongi balik bertanya.
"Saya ngga sempet baca, dok. Ehee," jawab Jimin.
dr. Yoongi mendekati Jimin lagi.
"dr. Min Yoongi," ucap dr. Yoongi sambil mengulurkan tangannya. Kemudian Jimin membalas dengan uluran tangan juga.
"Ngga usah sebut namamu. Saya udah tau."
Jimin cuma tersenyum. Lalu dr. Yoongi meninggalkan Jimin di kamar inap.
Untung ganteng kamu, dokter :')
TBC~~! Duh gaje amat anjirr :'> Sorry sorry😂
Suka ngga sama cerita ini? *Ngga!
Klo suka jangan lupa pencet tanda bintang di pojok kiri bawah yaa😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Gata Virus (YoonMin)
FanfictionPark Jimin, laki-laki 17 tahun yang ceria dan menggemaskan. Ia duduk di bangku SMA bersama kedua sahabatnya yang paling ia sayangi, Kim Taehyung dan Jeon Jungkook. Hidupnya tampak menyenangkan dan baik-baik saja. Tapi semuanya berubah saat ia di di...