6

3.7K 410 11
                                    

Hari ini Jimin sudah bisa berangkat sekolah. Ia menggunakan masker biru untuk menutupi area mulut dan hidungnya.

Baru sampai di depan kelas, teman²nya sudah berpencar menjauh darinya. Sedangkan Jungkook dan Taehyung langsung mendekatinya.

Jimin tak memedulikan teman²nya yang daritadi menatapnya jijik.

Walaupun dalam hatinya sudah bergumam dari tadi. Apa aku se-menjijikan itu? Sampai mereka ngga mau mendekati aku sama sekali?

Tapi Jimin harus kuat, seperti perkataan dr. Yoongi.

Setelah duduk di kursinya, Jimin, Taehyung, dan Jungkook bercerita sebentar sambil menunggu  kedatangan guru.

"Eh. Kayaknya gue kena virus lagi deh," ujar Jimin sambil memegang dadanya.

"Apa? Kena lagi? Virus apa?" Tanya Taehyung khawatir.

"Virus tipe hati."

Taehyung dan Jungkook  mengernyitkan dahi mereka. Ia tak mengerti apa yang Jimin bicarakan.

"Maksudnya?" Tanya Taehyung heran.

"dr. Yoongi emang pinter, bahkan dia bisa bikin virus yang ganas dan sekarang virus itu bersarang di hati gue," jelas Jimin.

Taehyung dan Jungkook semakin bingung. "Jawaban lu kurang memuaskan, gue malah makin gagal paham!"

"Oke, to the point. I'm falling in love with someone!" Jelas Jimin tanpa basa-basi.

"Dan orang itu adalah.......

Dokterku sendiri."

Taehyung dan Jungkook saling pandang. Mereka kaget mendengar pernyataan Jimin kalau Jimin menyukai seorang dokter.

"Apa dia ngga terlalu tua buat lu?" Tanya Jungkook.

"Ngga terlalu kok. Gue sama dia cuma beda 6 tahun kok," jawab Jimin. "Oh, iya. Dia juga belum menikah," sambungnya.

"Maaf, ya. Bukannya apa, tapi gue takutnya kalo dokter itu ngga suka sama lu, apalagi kalo dia udah punya calon gimana?" Ujar Jungkook.

Jimin kembali murung. Umur dr. Yoongi memang sudah cocok buat menikah. Atau bisa saja dr. Yoongi sudah punya pacar untuk dinikahkan suatu hari nanti.

Dan dari berita yang beredar, dia dekat dengan dr. Seokjin.

Jimin hanyalah pelajar SMU yang sakit²an. Nilai di sekolahnya juga biasa² saja. Rasanya tak pantas jika disandingkan dengan dr. Yoongi yang terkenal tampan dan genius.

Sedangkan dr. Seokjin, ia juga dokter sama seperti dr. Yoongi. Hanya saja bedanya, dr. Seokjin adalah dokter umum yang baru saja menyelesaikan program internsip dokter. Sedangkan dr. Yoongi sudah menjadi dokter spesialis walaupun umurnya lebih muda dari dr. Seokjin. Mereka sepertinya lebih cocok.

"Oi! Kenapa bengong?" Taehyung menyadarkan lamunan Jimin.

"Ah! Maaf. Gue cuma mikir aja." Taehyung dan Jungkook menatap Jimin.

"Namanya juga jatuh cinta. Kalo udah cinta ngga bakal memandang apapun," ucap Jimin.

Ia juga kadang heran dengan dirinya sendiri. Mengapa ia menyukai seseorang yang jauh lebih tua darinya? Itu bukan tipe Jimin banget. Tapi, yaa sudahlah. Namanya juga jatuh cinta. Kalau sudah cinta, kita akan melupakan apakah orang itu sudah masuk tipe ideal kita atau tidak. Jatuh cinta yaa jatuh cinta. Tak memandang apapun.

"Dia baik banget. Kesan pertama gue liat dia, dia tuh orangnya jutek. Tapi ternyata dia baik banget, sumpah!"

Taehyung dan Jungkook saling pandang lagi. Mereka hanya membiarkan Jimin dengan perasaannya. Lumayan lah, mereka tak perlu khawatir karena sahabatnya punya penyemangat di rumah sakit.

Tak lama guru mereka memasuki kelas mereka dan memulai pelajaran.

"Lanjutkan nanti, yaa..." Bisik Jungkook.

➡➡➡

Sekarang Jimin berada di rumah sakit, sesuai janjinya kepada dr. Yoongi. Ini adalah hari pertamanya menjalani pengobatan suntik antibiotik. Cukup menegangkan memang.

Ia membaringkan tubuh di kasur dan seorang perawat dengan pakaian serba tertutup mulai menyuntik tangan kiri Jimin lalu memasukkan jarum infus ke dalamnya. Jimin merintih kesakitan. Ternyata infus itu tak hanya satu, tapi sekitar 4 infus yang menempel di tangan kiri Jimin.

Setelah selesai memasang infus obat, perawat itu pergi. Tinggalah Jimin dan Ny. Park disana.

"Eomma. Kenapa Eomma ngga pulang?" Tanya Jimin.

"Eomma kan mau jagain Jimin. Ngga boleh?" Jawab Ny. Park.

"Nggapapa, Eomma. Eomma pulang aja, istirahat. Eomma pasti capek," ujar Jimin.

"Jadi nggapapa, Eomma ninggalin Jimin sendirian?" Tanya Ny. Park memastikan. Jimin menjawabnya dengan anggukan.

"Oke, deh. Semoga baik² aja, yaa. Nanti Eomma jemput, tenang aja.." Ny. Park mengecup dahi Jimin lalu pergi meninggalkan kamar itu.

Jimin rasanya ingin lompat². Ia membuat alasan itu agar bisa berduaan sama dr. Yoongi. Ya ampun, Jimin.

"Okee! Sekarang kita tunggu!" Jimin meraih remote tv kemudian menyalakan tv sambil menunggu dr. Yoongi datang ke kamarnya.

1 jam kemudian....

"Dokter mana, ya?" Gumam Jimin sambil membanting pelan remote tv yang daritadi ia genggam.

Tumben sekali dr. Yoongi tidak menghampirinya. Kemarin ketika di rawat inap, dr. Yoongi sering menghampiri Jimin. Bahkan hanya karena alasan sepele.

Ia mengira bahwa dr. Yoongi sedang ada tugas praktek di ruangannya. Tapi, ini bukan jam prakteknya. Jam prakteknya itu siang, sekarang sudah menjelang malam.

Jimin memiliki niat untuk mencari dr. Yoongi. Ia turun dari ranjangnya, kemudian mencoba berjalan sambil menarik tiang infus.

Jimin berjalan dengan pelan. Dari sekian banyak dokter disana, ia belum menemukan dr. Yoongi. Dimana kah dia? Apa dia belum berangkat?

Tak lama, Jimin menemukan dr. Yoongi disana. Ia segera menghampirinya. Tapi ia mengurung niatnya setelah melihat dr. Yoongi sedang bersama seseorang. Mereka bahkan terlihat sangat dekat. Jimin tak mungkin mengganggu mereka.

Siapa dia?





TBC~~~~

Heart Gata Virus (YoonMin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang