2

5.6K 600 25
                                    

Sampainya di rumah, Jimin langsung tertidur. Sampai lupa sama pertanyaannya tadi.

Ny. Park merasa lega. Ia bingung harus menjawab apa jika Jimin beneran bertanya.

➡➡➡

"Pagi, Eomma!" Sapa Jimin yang udah siap dengan baju seragamnya.

"Loh? Kok pake seragam?" Tanya Ny. Park sambil menyiapkan sarapan.

"Kan Jimin mau sekolah. Emang sekarang ada pengumuman libur, ya?" Tanya Jimin mengerutkan dahinya.

"Kamu kan harus istirahat,"

Jimin makin bingung. "Loh, tapi kan Jimin ngga sakit, Eomma,"

Ny. Park menghembuskan nafasnya dengan agak kasar. "Pokoknya ikuti aja apa yang Eomma katakan!"

Jimin mengangguk pelan.

Jimin memang udah lama ngga berangkat sekolah karena sakitnya yang ngga kunjung berhenti. Rasanya rindu banget sama suasana sekolah. Apalagi bersama Taehyung dan Jungkook, sahabatnya yang paling ia sayangi.

Ia juga ketinggalan beberapa pelajaran. Padahal Jimin paling malas kalo udah disuruh belajar sendiri.

"Ayo, Jimin. Di makan rotinya, habis itu kita siap²," ujar Ny. Park sambil memberi sepiring roti.

"Siap² kemana, Eomma?" Tanya Jimin bingung lagi.

"Siap² ke dokter lah,"

Jimin semakin bingung. "Tapi kan, kemaren kita udah ke dokter,"


Ny. Park capek ngeladenin Jimin. Ia lebih memilih diam.

Sementara Jimin semakin khawatir karena Eomma-nya ngga menjawabnya.

➡➡➡

Di rumah sakit, Jimin dan Ny. Park menuju ruang poli paru. Disana sudah banyak pasien menunggu di ruang tunggu. Kebanyakan pasien disana adalah gadis² muda. Mungkin karena dokternya ganteng mungkin(?)

Jimin heran, kenapa ibunya membawa ia kesini? Ia yakin benar² sedang ngga sakit.

Setelah agak lama menunggu (karena pasiennya rame :v) mereka masuk ke ruangan dokter.

"Selamat pagi, dokter," sapa Ny. Park.

"Silahkan duduk!" Kata seseorang yang menggunakan Snelli putih itu. "Pasien dokter Seokjin ya? Ada keluhan apa?" Sambungnya.

"Ini anak saya sering sesak napas dan ini hasil CT-Scan nya," jawab Ny. Park sambil memberikan amplop besar itu.

Dokter spesialis paru-paru berkulit putih pucat itu langsung membuka amplop besar itu dan mengeluarkan isinya.

Ia membaca hasil CT-Scan itu. Kemudian ia menatap Jimin.

"Umurmu 17 tahun?" Tanya sang dokter kepada Jimin. Jimin menjawabnya dengan anggukan.

Dokter menggeleng²kan kepalanya tak percaya.

"Kenapa, dokter?" Tanya Jimin bingung.

"Kenapa anak umur segini bisa kena penyakit kayak gini?" Ucap dokter tak percaya.

Ucapan dokter itu membuat Jimin kaget dan bingung. "Emang saya sakit apa, dokter?" Tanya Jimin dengan nada khawatir.

"Kamu belum tau apa penyakitmu?" Tanya dokter kepada Jimin. Jimin menggeleng.

"Udah dikasih tau dokter Seokjin kan?" Tanya dokter. Jimin menggeleng lagi.

"Pasien harus tau apa penyakitnya, biar ngga kaget pas masa pengobatan nanti," ujar dokter kepada Ny. Park.

"Maaf, dokter," ucap Ny. Park.

Dokter terdiam sejenak. Ia harus menjawabnya, tapi juga harus membuat Jimin tenang.

Dokter menghembuskan nafasnya pelan. "Saya akan menjelaskannnya, tapi kamu harus janji sama saya. Kamu harus kuat apapun hasil diagnosanya," ucapnya.

"Saya janji, dokter!"

"Begini, kamu kena penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome, bagian dari Pneumonia yang disebabkan oleh virus ganas, Virus Corona. Penyakit ini penyakit menular dan mematikan. Banyak penderita yang meninggal gara² penyakit ini," jelas dokter.

Jimin kaget. Perasaannya super-duper hancur. Kok bisa dia kena penyakit itu? Jimin takut temen²nya bakal menjauh setelah tau penyakitnya.

Air matanya lolos keluar. Ia ngga bisa nahan air matanya lagi.

"Tapi saya akan berusaha menyembuhkan Jimin," ujar dokter.

"Kira² gimana cara penyembuhannya?" Tanya Ny. Park.

"Caranya dengan penyuntikan infus Antibiotik setiap 3 kali seminggu. Ditambah lagi dengan obat oseltamivir atau ribavirin dan steroid biar membuahkan respon dengan cepat," jelas dokter.

"Oh iya, suntik antibiotik ada efek sampingnya. Biasanya gangguan pencernaan kayak mual, muntah, diare. Ditambah efek samping lain jantung berdebar dan gampang terserang penyakit. Kalo efek sampingnya dateng terus²an, nanti kontrol kesini aja," lanjutnya.

"Okee, terima kasih, dokter,"

Setelah dokter menulis resep obat, Jimin dan Ny. Park keluar dari ruangan dokter.

dr. Min Yoongi namanya. Dokter spesialis termuda di rumah sakit itu. Ia memiliki tubuh yang tinggi, berkulit putih pucat, dan wajahnya yang tampan dan manis. Umurnya masih 24 tahun, tapi udah jadi dokter spesialis. Itulah kenapa banyak pasien cewek² muda yang berobat sama dia.

TBC~~~

Next ngga nih? Jangan lupa vote+comment yaa..

Heart Gata Virus (YoonMin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang