➡➡➡
Jimin sedang menunggu jemputan di sekolahnya ditemani oleh Taehyung dan Jungkook. Iyaa, dr. Yoongi akan datang dan menjemputnya lagi. Itu sudah tradisi sekarang.
Jimin melihat temannya yang sibuk mengangkat banyak buku² tebal. Tiba² temannya terjatuh karena keberatan. Jimin langsung datang dan membantunya.
"Aduh. Lain kali hati², yaa.." ujar Jimin. Temannya itu langsung mengambil buku dari tangan Jimin.
"Ngga usah dibantu! Jijik gue!" Ucap temannya dengan tatapan sinis. Kemudian teman²nya yang lain datang.
"Eh, virus?! Ngapain lu deket² dia? Mau nularin virus ke dia?" Tanya salah satu temannya.
"Ngga kok! Gue cuma mau nolongin, sumpah!" Balas Jimin.
"Halah! Alasan! Bilang aja lu mau nyari temen supaya yang terjangkit virus ngga cuma lu!" Tuduh teman²nya.
"Pliss! Gue ngga sejahat itu," ucap Jimin lemas.
"Halah! Lu mah—" salah satu dari mereka ingin melempar buku tebal itu kearah Jimin. Jimin menutup wajah dengan tangannya.
"Oi!" Terdengar suara berat dari seorang namja. Semua orang menoleh. Ia namja tinggi menggunakan hoddie abu² dan celana jeans robek². Iyaa, dr. Yoongi. Ia segera menghampiri Jimin
"Kalian apain Jimin, ha?" Tanyanya dengan suara menantang.
Suasana menjadi tegang. Mereka takut dengan namja disamping Jimin itu. Tatapannya tajam, terlihat menyeramkan.
"Maaf... Saya ngga apa²in Jimin," jawab salah satu temannya dengan gugup.
"Saya liat kalian bentak Jimin, mau ngelempar Jimin pake buku juga. Apa salah Jimin?" Tanya dr. Yoongi dengan nada yang lebih menantang.
"Saya jijik sama Jimin! Dia terjangkit virus!" Jawab salah satu teman Jimin dengan blak²an. "Iyaa! Kami ngga mau ketularan!"
Jimin tertunduk dan menangis. Tak hanya sekali ia mendapatkan ucapan pedas itu dari temannya sendiri. Ia bahkan sering stress dengan perkataan teman²nya.
dr. Yoongi tak tega melihat Jimin seperti itu. Dengan cepat ia angkat suara.
"Saya tau, kalian ngga mau ketularan. Kalian emang dianjurkan untuk menjauhi virus ini. Tapi, dengarkan kata² saya....."
Mereka semua masih terdiam sambil menunduk takut.
"Jauhi VIRUSNYA! Bukan ORANGNYA!" Tegas dr. Yoongi sambil menekan dibeberapa kata.
"Mencegah virus itu datang bukan berarti kita harus menjauhi si penderita. Orang² seperti Jimin butuh semangat dan dukungan! Kalo kalian maki terus, Jimin bisa depresi dan depresi itu ngga enak, menyeramkan!" Lanjutnya.
Jimin menatap dr. Yoongi, "Udah, Hyung. Mereka juga ngga akan dengerin,"
dr. Yoongi menoleh kearah Jimin, lalu menggandeng tangannya.
"Jimin, ayo aku anterin pulang.." dr. Yoongi menarik Jimin dengan lembut.
"Hyung..." Panggil Jimin sambil masuk ke dalam mobil lalu menutup pintunya.
dr. Yoongi menoleh sambil memasang sabuk pengaman.
"Makasih udah mau belain aku tadi."
dr. Yoongi mengangguk. "Iyaa, sama². Orang kayak mereka perlu diberi sosialisasi emang," ujarnya sambil memasang tampang kesal.
Jimin terkekeh kecil.
"Tapi..." Seketika wajahnya murung.
"Emang virus ini menjijikan banget ya, Hyung?" Tanya Jimin kembali meneteskan air matanya.
"Kenapa mereka seolah jijik banget?"
dr. Yoongi langsung menggenggam tangan Jimin tanpa basa-basi.
"Ngga usah pikirin itu, Jimin. Semua orang pasti ngga mau kena virus, bahkan cuma virus influenza sekalipun. Semua penyakit ada obatnya dan yakin aja, kamu bisa sembuh." Jelas dr. Yoongi.
Jimin merasa diberi kekuatan lagi.
"Pokoknya, kalo punya masalah langsung cerita, ya. Jangan simpen di hati terus, aku takut kamu depresi. Aku siap kok buat dengerin semua keluh kesahmu." dr. Yoongi tersenyum, kali ini lebih lebar.
"Aku mau sembuh, Hyung!" Kata Jimin dengan semangat.
"Makanya jangan males berobat. Oke?"
Jimin mengangguk mantap. Bibirnya membentuk senyuman dibalik masker yang ia pakai.
➡➡➡
Sampai di rumah Jimin. Jimin masuk ke rumahnya. Ia melihat ada Ny. Park yang sudah menunggunya. Lalu Ny. Park menghampiri Jimin dengan cepat
"Eh, Eom—"
"Jimin, ada yang mau Eomma omongin. Sini..." Ny. Park menarik tangan Jimin lalu menyuruhnya duduk di sofa.
"Duh, apa sih?" Tanya Jimin bingung.
"Gini, Eomma perhatiin kamu tuh agak berubah..." Kata Ny. Park.
"Berubah? Jimin gendutan ya, Eomma? Terus—"
"Bukan! Bukan itu..." Jimin merasa lega. Karena dia emang agak sensitif sama berat badannya.
"...Kayaknya kamu lagi ngefans sama artis, ya?" Ucap Ny. Park seolah sedang meramal.
"Ngga kok."
"Masa sih?"
"Ngga, Eomma."
Ny. Park terdiam. Ia berpikir sejenak.
"Jimin mau tidur dulu, ya..." Ujar Jimin sambil beranjak.
"Eeehhh!!! Tunggu... Tunggu..." Ny. Park menahan Jimin.
"Eomma. Apa lagi?"
"Kamu pasti sedang jatuh cinta!" Ny. Park nge-gas(?) Jimin langsung melotot.
"Ah, Eomma ngomong apa sih? Ngga kok. Yaudah, yaa, Jimin mau tidur.." Jimin beranjak pergi.
Kayaknya Jimin ngga bisa diajak ngomong. Yaudah, langsung cari tau aja mending...
TBC~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Gata Virus (YoonMin)
FanfictionPark Jimin, laki-laki 17 tahun yang ceria dan menggemaskan. Ia duduk di bangku SMA bersama kedua sahabatnya yang paling ia sayangi, Kim Taehyung dan Jeon Jungkook. Hidupnya tampak menyenangkan dan baik-baik saja. Tapi semuanya berubah saat ia di di...