30

2.4K 294 20
                                    

Beberapa bulan kemudian...



Sudah semester 2. Setelah berjuang melawan penyakit, Jimin harus berjuang menghadapi ujian kelulusan nanti. Berbagai ujian harus dilewati, salah satunya Ujian Praktek.

Besok adalah Ujian Praktek dance. Jimin terus berlatih dari jam 10 pagi tadi. Ia juga ditemani Taehyung dan Jungkook.




"Jim. Lu ngga capek latihan terus? Ngga istirahat lagi.." tanya Taehyung.



"Nggapapa, Tae. Gue kan lagi sehat sekarang."


Taehyung hanya mengangguk kecil merespon Jimin.



Tiba² ia terjatuh. Taehyung dan Jungkook segera menolongnya.


"Tuh kan, inget istirahat dong, Chim.."  nasehat Jungkook.



Jimin merasa sesak napas. Dadanya terasa perih saat bernapas.


"Gue anterin pulang, yaa." Ucap Jungkook.


"Ngga usah. Ini cuma kurang istirahat aja kok. Nanti juga sembuh," kata Jimin sambil tersenyum sedikit.

Taehyung dan Jungkook hanya bisa menuruti kemauan Jimin.





Ketika sedang pelajaran, Jimin merasa sangat lemas. Ia tak bisa menopang tubuhnya lebih kuat lagi. Tiba-tiba darah merah segar keluar dari lobang hidungnya. Jungkook langsung mengambilkan tisu untuknya.



"Jim, gue rasa lu...."





"Ngga, kuk. Gue cuma kedinginan aja kok," kata Jimin sambil berusaha tersenyum.





Makin lama, Jimin merasakan perih dibagian dada dan tenggorokan. Ia langsung lari ke kamar mandi sekolah.


Ia lihat disana.  Lendirnya berubah menjadi warna hijau kemerahan. Ia kaget, tak bisa berkata-kata lagi.




Begitu juga saat jam Ujian Praktek olahraga. Siswa kelas 12 harus lari jarak jauh. Jimin yang tak kuat ditengah-tengah langsung ambruk tak sadarkan diri.


Taehyung dan Jungkook membawanya pulang ke rumah. Ny. Park curiga. Sudah berkali² Jimin dengan kondisi seperti ini. Padahal ia hampir sembuh, tapi gejala itu kembali lagi.

Ia memutuskan membawa Jimin ke dr. Jiyong lagi.





➡➡➡

Setelah memeriksa Jimin, dr. Jiyong menggelengkan kepalanya. Melihat itu, Ny. Park langsung bertanya.


"Ada apa, dokter?"


"Saya salut dengan Jimin. Dia kuat..." Jawabnya.


"Terus yang jadi masalah apa?" Tanya Ny. Park.







"Tapi ternyata virus itu lebih kuat dari Jimin," ujar dr. Jiyong.





Ny. Park membuka matanya lebar. Ia tak percaya dengan kata yang tadi dr. Jiyong ucapkan.


"Kini virus itu sudah menyebar sampai tenggorokannya, bahkan hidungnya. Dan menular 4x lebih kuat dan cepat daripada biasanya. Diperkirakan umur Jimin—"





"Cukup, dokter! Kenapa Jimin bisa kayak gini? Bukannya waktu itu anda bilang Jimin bakal sembuh dalam waktu dekat?!" Tanya Ny. Park panik. dr. Jiyong menghembuskan nafas pasrah.







"Maaf, virus ini lebih kuat dari Jimin."










Ny. Park terduduk lemas. Ia tak percaya.


"Saya yakin jika Jimin kuat, ia akan sembuh dari penyakit ini. Semoga Tuhan memberi keajaiban," kata dr. Jiyong menenangkan Ny. Park.






Di kamar inap. Langit sudah gelap. Jam kunjung pasien sudah tutup beberapa jam yang lalu. Ny. Park disana menemani Jimin.

Jimin membuka matanya perlahan. Ia melihat sekelilingnya.



"Rumah sakit?"




Ny. Park menghampirinya. "Iyaa, kamu di rumah sakit."



"Jimin sakit lagi?" Tanya Jimin.



"Virus itu datang lagi?"





Ny. Park terdiam. Tak bisa menjawab pertanyaan Jimin.




"Kenapa, Eomma. Kenapa Jimin ngga bisa ngerasain sehat sekali aja?" Tanya Jimin sambil meneteskan air matanya.


Ny. Park tak bisa menahan air matanya lagi.



"Maafin Eomma, Jimin. Mungkin Eomma pernah jahat sama orang, dan mungkin ini adalah balasan untuk Eomma. Harusnya Eomma yang kena penyakit seperti ini, bukan kamu."


Jimin langsung memeluk Eomma-nya. "Ngga Eomma. Ini cobaan. Eomma harus tegar begitu juga Jimin."



"Kadang kita harus bersyukur saat diberi kesehatan. Karena saat kita sakit, belum tentu kesehatan itu bisa kita rasakan lagi. Mulai sekarang bersyukur sebanyak-banyaknya!" Lanjut Jimin.


Entah kenapa Ny. Park tersentuh mendengarnya.






"Kamu pasti bisa sehat, Jimin. Jangan mau kalah sama virus!"











TBC~~~~


Nggapapa... Cuma mau update sebelum belajar.

Heart Gata Virus (YoonMin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang