"Pagi Felove."
Felove mendengus sembari menutup novel yang sedang dibacanya, lalu gadis itu berdiri untuk melangkahkan kakinya pergi menjauh dari bangku yang ia tempati saat ini.
"Tunggu." Reynard menggenggam pergelangan tangan Felove saat gadis itu hendak menjauh darinya, lalu ia menarik gadis itu untuk kembali duduk di dekatnya.
"Gue mau ke kelasnya Cinta."
"Gue gak peduli. Gue maunya lo duduk sini. Duduk bareng sama gue."
Felove memutar kedua bola matanya, lalu ia menarik tangannya agar tangan itu bisa dilepas Reynard dan ia bisa pergi menjauh dari laki-laki brengsek tersebut.
"Gue mau ngasih tau lo sesuatu." Ujar Reynard yang tetap tak dipedulikan oleh Felove.
Felove terus mencoba menarik dan melepaskan tangannya dari genggaman Reynard, tetapi ia tidak bisa. Genggaman Reynard sangat kuat, bahkan hingga membuatnya sedikit meringis kesakitan.
"Lepasin! Gue mau pergi!"
Reynard terus mempererat genggamannya, sambil terus menatap gadis keras kepala di hadapannya itu.
"Gue bilang lepas! Lo ngerti bahasa manusia gak sih?! Mungkin itu karma kali ya dari tuhan buat lo! Lo jadi tuli, bego, tolol. Itu semua karma buat laki-laki brengsek yang suka mainin cewek seenaknya kayak lo!"
Reynard bangkit dari posisi duduk nyamannya, lalu ia berdiri tepat di depan mata Felove. "Susahnya dengerin gue ngomong apa sih! Jadi cewek keras kepala banget. Lo itu cuma butuh ikutin apa yang gue suruh. Bukan malah gue yang harus ngikutin kemauan cewek kayak lo!"
Felove tertegun.
Baru kali ini ia melihat Reynard semarah ini. Laki-laki itu benar-benar sangat marah kepadanya. Saat ini, Reynard bahkan terlihat seperti laki-laki yang tak memiliki perasaan sama sekali terhadap lawannya. Ia tak melihat, bahwa yang berlawanan dengannya saat ini adalah Felove. Gadis yang telah ia jadikan bahan taruhan kemarin.
Seharusnya, Felove lah yang memiliki hak untuk marah dan membentaknya secara kasar.
Tapi nyatanya, Reynard bahkan terlihat seperti orang yang tak bersalah sama sekali. Ia berlagak baik dan tenang, seperti laki-laki suci yang tak pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya, walau hanya sekalipun.Felove menarik tangannya agar ia bisa segera pergi menjauhi Reynard, tetapi laki-laki itu malah makin memperkuat genggamannya.
"Mau kemana sih emang? Gue cuma mau ngejelasin semuanya biar lo gak salah paham lagi ke gue, Felove. Bentar doang. Cuma lima menit deh." Ujar Reynard masih dengan posisi yang berada tepat di hadapan Felove.
"Lo nanya gue mau kemana? Gue mau kemana aja Rey. Mau kemana aja asal gue gak berada di deket laki-laki virus, kayak lo!"
***
"Oh, hai Felove. Belum pulang?"
Felove mengangkat kepalanya sembari mencari sumber suara itu, lalu ia tersenyum ketika mendapati Syifa tersenyum bahagia kearahnya.
"Hai Syifa. Iya belum pulang. Tadinya mau download aplikasi sebentar, eh gak taunya, keterusan nyaman gue duduk disini."
Syifa terkekeh pelan, lalu ia duduk di bangku yang berada tepat di hadapan Felove. "Boleh gue duduk sini?"
Felove mengangguk.
Gadis itu belum pulang kerumah sejak ia pulang sekolah, hingga saat ini. Hingga pukul 8 malam waktu Indonesia setempat.
Bukannya tidak ingin pulang, ia hanya terlalu nyaman untuk duduk di sofa yang tengah ia duduki saat ini, sembari menikmati wifi gratis dengan cara menonton video yang dibuat oleh channel-channel youtube kesukaannya.
Sesekali ia memesan minuman, dan sesekali ia juga harus merelakan uangnya berkurang lebih banyak untuk membeli makanan saat perutnya tak tahan melihat pembeli lain menikmati satu menu yang terlihat menggoda untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CROCOBOY [COMPLETED]
Teen FictionBagaimana jadinya, bila kau sudah berulang kali menjadi mainan seorang laki-laki brengsek, tetapi tetap mencintainya dan ingin terus kembali bersamanya walau sakit telah berulang kali menimpa dirimu? Perkenalkan, Dia Reynard Saputra. Seorang laki la...