[22] Stay

2.6K 118 13
                                    

Pukul 09.00

Felove meringis kesakitan, saat ia secara tak sengaja meyentuh dahi sebelah kanannya.

Gadis itu mulai bangun dari tidur nyenyaknya, lalu ia beranjak untuk mengambil air mineral di dapur.

Mimpinya tadi malam sangat buruk.
Di mimpi itu, Ia dan Raja ditabrak mobil secara cepat, dan mereka terpental tetapi Raja dengan sigap memeluk erat tubuhnya.
Di mimpi itu ia juga melihat Raja tak lagi sadarkan diri tepat di samping tubuhnya yang juga terkulai lemas. Celana laki-laki itu sobek, tangannya bedarah, dan banyak luka di bagian wajahnya.

Felove meneguk air mineral di gelas yang ia genggam, lalu ia mendengus perlahan.
Kenapa bisa ia bermimpi seperti itu?
Apa karena dia rindu dengan Raja?

Felove menggeleng.
Mana mungkin dia rindu dengan laki-laki nakal macam Raja.
Melihat muka laki-laki itu saja, rasanya ingin Ia cabik-cabik sampai tak berbentuk.

"Felove."

Felove menolehkan kepalanya, lalu ia mengerutkan kening saat melihat Cinta mendatanginya dengan rambut yang amat sangat berantakan.

"Kok Lo disini? Eh, Cinta. Kalo Lo mau keluar rumah tu seenggaknya cuci muka sisir rambut dulu. Biar gak gitu amat. Serem tau." Ucapnya.

Cinta berdecak, lalu ia mengambil ikat rambut dan mengumpulkan seluruh helai rambutnya jadi satu sebelum ia mengikat rambut itu. "Lo udah sadar?" Tanyanya.

Felove mengernyit. "Lo kira Gue pingsan."

"Iya lah Lo pingsan."

Felove terkekeh. "Gila ya Lu. Oh iya by the way, ini jidat Gue ngapa perih gini ya? Serasa habis dicakar gitu."

"Bukan habis dicakar. Tapi--"

Cinta merasakan ada getaran di kantung belakang celana yang ia kenakan, lalu gadis itu mengambil ponsel dan mengangkat panggilan telepon yang masuk ke ponselnya.

"Iya."

Hanya satu kata singkat itu yang Cinta ucapkan.
Setelahnya, Ia langsung menarik paksa Felove, dan membawa sahabatnya pergi menggunakan mobil miliknya yang sudah terparkir sempurna di garasi rumah Felove.

Cinta menyeret masuk Felove ke dalam mobilnya, lalu ia masuk dan mulai menjalankan mobil itu ke jalan raya.

"Mau kemana?" Tanya Felove yang sampai saat ini masih bingung dengan apa yang sedang terjadi.

"Raja Lo--"

Felove berdecak. "Tu anak kenapa buat masalah mulu sih. Gue sampe belum mandi, belum gosok gigi, bahkan belum cuci muka udah dia susahin aja. Asal Lo tau ya Cin, semalem tuh badan Gue sakit parah. Kayak tulang Gue tuh--"

"Lebay."

Felove mendengus. "Liat aja ya. Begitu Gue liat mukanya nanti, Gue jambak itu jambulnya!"

Cinta tak menjawab.
Gadis itu menambahkan kecepatan mobil yang ia kendarai, sambil terus mencoba fokus kepada jalanan yang ada di hadapannya.

***

"Kenapa kesini? Malu Gue belum mandi."

Cinta terus-terusan tak pedulikan perkataan Felove.
Baginya, gadis itu terlalu cerewet untuk saat ini.
Ia harusnya bisa diam.
Dan berfikir, bagaimana keadaan Raja kedepannya.

"Mau kema--"

Dingin.
Kaku.

Itu yang Felove rasakan sekarang.
Disaat ia melihat sebagian besar keluarga dan teman sekolahnya, ada di depan ruang ICU menangis dan saling memeluk satu sama lain.

CROCOBOY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang