[27] Persetujuan

2.6K 109 5
                                    

Felove berhenti berlari dengan nafas yang setengah tersengal, lalu ia membungkuk sambil memegang kedua lututnya.

Gadis itu mengusap dahinya yang dipenuhi keringat, lalu ia berjalan pelan untuk duduk di depan warung bubur ayam yang berada tak jauh dari posisi awalnya.

"Mau pesan apa?"

Felove mendongak, menatap laki-laki yang menanyakan pesanan kepadanya.

Awalnya, Felove tidak memiliki niat sama sekali untuk memesan makanan.
Tetapi karena telah ditanya seperti itu, ia terpaksa harus mengisi lagi perutnya.

"Bubur ayam aja satu. Gak usah pedes, gak usah pake kacang. Gak usah pake bawang goreng, gak usah pake daun sop. Minumnya es teh aja."

Laki-laki itu mengangguk pelan, lalu pergi meninggalkan Felove untuk membuatkan pesanan perempuan itu.

Felove mengeluarkan ponsel dari dalam saku celana, lalu ia membuka roomchatnya dengan Reynard yang tak berubah sedikitpun sejak ia mengirim pesan kemarin sore.

"Sepi banget itu roomchatnya."

Felove sontak menoleh, lalu ia menyipit untuk menatap laki-laki yang duduk di sebelah kanannya. "Lo?!"

Laki-laki itu mengangguk. "Iya gue. Gue yang tadi malam nganterin lo pulang." Ucapnya.

"Iya gue tau. Lo ngapain disini?"

Laki-laki tersebut menoleh ke kanan kiri, lalu ia kembali menatap Felove. "Setau gue ini tempat umum. Atau gue salah?"

Felove mendengus pelan, lalu ia kembali fokus kepada ponselnya.

"Oh iya by the way, lo sendirian? Kasian banget sih kayak jomblo."

Felove hanya menjawabnya dengan gumaman pelan.

"Cuek banget."

"Serah."

Laki-laki itu terus menatap wajah Felove yang sebagian besar basah karena keringat, lalu secara tak sadar, ia tersenyum kecil sambil terus menatap wajah gadis itu.

Tak lama kemudian, seorang laki-laki datang membawa semangkuk bubur dan segelas es teh, lalu ia letakkan keduanya di hadapan Felove.

"Mas. Saya pesan satu ya. Minumnya es jeruk."

Pelayan tersebut mengangguk, lalu ia kembali ke tempatnya untuk menyiapkan kembali pesanan bubur ayam.

Felove meletakkan ponselnya di atas meja, dan dengan segera ia mengambil sebuah sendok, dan menyendok bubur yang ada di dalam mangkuknya.

Gadis itu memasukkan sesendok bubur ayam ke dalam mulutnya, lalu ia menyibakkan kebelakang rambut depannya yang menutupi mata.

"Kalo mau makan baca doa dulu."

Felove terus melahap buburnya, tanpa memperdulikan ucapan laki-laki itu.

Dari dalam kantung celana trainingnya ia mengeluarkan sebuah sapu tangan, lalu ia mengusap perlahan dahi Felove dipenuhi oleh cucuran keringat.

Plak.

Felove yang merasa ada usapan lembut di wajahnya langsung spontan menoleh, dan secara spontan juga, gadis itu melayangkan satu tamparan keras kepada laki-laki aneh di sebelahnya.

"Duh. Kok ditampar sih?"

Felove memutar kedua bola matanya. "Lo gak usah sok kenal sama gue bisa gak sih. Stop ngusik hidup gue bisa gak? Gue sudah cukup terbebani sama hidup gue dan gue harap lo gak nambah beban yang ada."

Laki-laki itu mendengus. "Gue cuma ngelap keringat lo doang. Tar kalo keringatnya ikut masuk mulut kan asin jadinya."

"Iya tapi gue itu gak kenal sama lo, bule nyasar. Jadi bisa gak sih, lo tuh bertingkah seolah kita itu gak saling kenal?"

CROCOBOY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang