"Hai, Felove Tamara. Gue kira lo gak cukup pintar untuk nebak isi teka-teki sederhana itu. Tapi kelihatannya, gue salah." Ujar laki-laki berkemeja dan bercelana hitam panjang tersebut.
"Hm, siapa ya?"
Laki-laki itu maju, sambil mengusap rambutnya yang tertiup angin pantai kebelakang. "Lupa sama gue?"
Felove menggeleng.
"Gak lupa?" Tanya laki-laki itu lagi.
Felove kembali menggelengkan kepalanya. "Bukan lupa. Lebih tepatnya gue gak tau lo itu siapa."
"Oh. Yaudah kalo gitu kita kenalan dulu." Laki-laki itu menjulurkan tangannya, sembari tersenyum menatap kedua mata Felove. "Gue Zion. Pacarnya Brigitta." Ujar laki-laki itu sembari tersenyum kepada Felove.
"Oh, pacarnya Gitta." Felove mengulurkan tangannya, menggenggam tangan Zion yang terulur. "Gue Felove. Felove Tamara." Jawabnya.
Mereka melepaskan genggaman tangan masing-masing, lalu Zion mengeluarkan sesuatu dari dalam kantung celananya.
"Gue minta izin ya."
"Izin ap--"
Zion langsung mengikat kepala Felove dengan kain hitam, sehingga gadis itu tak bisa melihat apapun saat ini.
"Ikut gue." Ujarnya.
***
"Zee lama bange--"
"Stt. Sayang diam." Ucap Zion berbisik, dengan jari telunjuk yang ditempelkan di bibirnya.
"Lo sayang-sayang sama siapa?"
Zion maupun Brigitta menoleh ke arah Felove yang matanya masih tertutup, lalu mereka kembali saling pandang sebelum akhirnya melirik gadis itu lagi.
"Zeze. Kata Rey si Felove nya tinggal disitu aja." Ucap Brigitta berbisik kepada Zion.
"Serius?"
Brigitta mengangguk.
Zion melepaskan genggaman tangan Felove perlahan, tetapi gadis itu kembali menggenggam bahkan ia menarik tangan Zion agar laki-laki itu tidak bisa pergi meninggalkannya. "Jangan kemana-mana!" Ucap Felove setengah teriak. "Zion?!!"
"Iya. Enggak." Zion menggaruk tengkuknya yang tak gatal, lalu ia mengangkat kedua bahunya. Memberi isyarat kepada Brigitta bahwa ia tak tahu harus bagaimana.
"Felove. Gue Brigitta."
"Brigitta?" Felove memajukan tangannya, mencari keberadaan Brigitta tetapi ia tak dapat menjangkau keberadaan gadis itu.
Saat ia ingin kembali menggenggam tangan Zion, laki-laki itu sudah tak di tempat semulanya."Gitta! Zion!!!"
Tak ada jawaban.
Tak ada suara apapun disana, selain suara ombak yang berdesir.Felove kembali memajukan tangannya, ingin meraba sesuatu yang ada di dekatnya, tetapi ia tak dapat menjangkau apapun.
"Nyari apa?"
Felove berbalik badan, mencari dari mana suara tersebut berasal.
"Gue disini bukan disana."
Felove berputar, ingin mencari keberadaan dimana orang tersebut berdiri. "Tolong gue dong. Gue gak bisa buka penutup mata ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
CROCOBOY [COMPLETED]
Teen FictionBagaimana jadinya, bila kau sudah berulang kali menjadi mainan seorang laki-laki brengsek, tetapi tetap mencintainya dan ingin terus kembali bersamanya walau sakit telah berulang kali menimpa dirimu? Perkenalkan, Dia Reynard Saputra. Seorang laki la...