Pukul 05.45 waktu Indonesia Setempat.
Reynard mengulurkan tangannya kepada Felove yang masih berada di pertengahan bukit, lalu ia menarik gadis itu ketika tangannya telah tergenggam.
Felove mengatur nafasnya sambil terduduk lemas, sebelum Reynard mengulurkan tangannya dan membantu gadis itu berdiri.
Felove bangkit dari duduknya, lalu ia berputar, manatap betapa indahnya kota ini dari tempat ia berdiri.
Felove merasakan seakan dirinya terbang, sehingga ia bisa melihat seluruh bagian kota dari tempat ia berada."Felove, lihat ini."
Felove menoleh ke arah timur, lalu ia melihat matahari yang perlahan muncul menggantikan bulan yang telah berjaga semalaman penuh.
"Keren banget, sayangnya gue gak bawa handphone."
Reynard mengeluarkan ponselnya, lalu ia menyerahkan ponsel itu kepada Felove.
Felove menatap uluran tangan Reynard, lalu ia memasukkan akun instagram miliknya di ponsel tersebut.
Ia membuka bagian instastory, lalu mengarahkan ponsel tersebut ke arah matahari yang muncul.
Gadis itu melirik ke arah Reynard sekilas, lalu ia menarik Reynard dan mengambil gambar mereka berdua yang membelakangi matahari tersebut."Kenapa gak foto mataharinya aja?"
Felove menggeleng. "Gak usah. Foto matahari banyak kok bertebaran di google. Tapi kalo foto kita berdua, kan susah dicari." Jawab gadis itu sekenanya.
Reynard tekekeh pelan, lalu ia menarik ponselnya dari tangan Felove. "Atau alasan yang lebih bagus..."
Felove mengerutkan keningnya. "Apa?"
"Kita berdua itu, lebih indah dari apapun. Jadi, sayang banget kalo gak diabadikan."
***
Satu jam setelah mereka berpuas diri di bukit itu, mereka memutuskan untuk turun dan mencari makanan untuk sarapan pagi ini.
"Gue turun duluan boleh?" Tanya Felove sambil menatap Reynard yang terlihat kebingungan.
"Gue turun duluan ya, please."
Reynard bergumam pelan. "Gue duluan aja. Biar lo nya nanti gak kenapa-napa. Biar gue jaga dari bawah."
Felove mengecutkan bibirnya. "Tapi gue maunya gue turun duluan."
Reynard mendengus pasrah, lalu ia mengangguk. Mengizinkan Felove turun lebih dulu dari dirinya.
Gadis itu melangkah perlahan, menuruni bukit tinggi itu sedikit demi sedikit.
"Mandang lo dari bawah kayak gini indah ternyata Rey. Kayak mandang permen karet pink jumbo yang ada di film spongebob." Teriak Felove dari pertengahan bukit yang telah ia pijak.
"Gak usah ngeliatin gue mulu. Turun aja yang bener."
Felove menjulurkan lidahnya, sambil menatap Reynard dengan tatapan mengejek.
"Yang bener turunnya. Ntar lo jatoh."
"Enggak mungkin jatoh!" Teriaknya.
"Jangan lewat situ, rumput—"
Brakkk...
"Felove!"
Reynard menyusul Felove turun ke bawah bukit, lalu ia mendekati gadis yang tersungkur di tanah penuh dengan pasir dan rumput di pakaiannya.
"Mana lo yang sakit?"
Felove menoleh menatap kedua bola mata Reynard yang menyiratkan kepanikan, lalu ia tersenyum diatas sakit akibat jatuh beberapa menit lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CROCOBOY [COMPLETED]
Teen FictionBagaimana jadinya, bila kau sudah berulang kali menjadi mainan seorang laki-laki brengsek, tetapi tetap mencintainya dan ingin terus kembali bersamanya walau sakit telah berulang kali menimpa dirimu? Perkenalkan, Dia Reynard Saputra. Seorang laki la...