[23] Daniel

2.8K 116 27
                                    

Felove terbangun.
Bau obat-obatan menyeruak ke seluruh penjuru ruangan yang saat ini Ia tempati.

Ruangan ini kosong.
Tidak ada satupun manusia disana.
Tetapi anehnya, televisi di hadapannya menyala dan ada sebuah ponsel yang terhubung ke stop kontak yang berposisi tepat di bawah televisi besar itu.

Cklek.

"Udah sadar?"

Felove menoleh ke arah toilet ruangannya, lalu Ia tersenyum kepada laki-laki yang keluar dari toilet tersebut. "Keluarga gue mana?"

Dokter itu mengeringkan tangannya dengan tissue, lalu ia buang tisu yang telah digunakannya tadi ke tempat sampah. "Orang tua kamu saya suruh pulang. Dua teman kamu juga sama, Saya suruh pulang. Saya bilang pada mereka, kamu butuh istirahat dan ketenangan. Dan, Saya sendiri lah yang akan menjagamu disini."

Dokter itu membantu Felove duduk, lalu ia menyodorkan gelas berisi air mineral.

Felove menerima gelas itu, lalu ia meneguk air di dalamnya hingga habis tak bersisa. "Raja gimana?"

Dokter itu tersenyum kecil, lalu ia meletakkan kembali gelas yang Felove gunakan untuk minum ke tempat awal. "Dia--"

"Jangan bilang lo kubur dia hidup-hidup! Kalo itu emang bener, sumpah gue gaakan pernah lupain dosa lo yang satu ini!"

Dokter muda tersebut terkekeh.

"Kenapa lo ketawa? Gak ada yang lucu! Oh, apa lo seneng, ngubur adek lo hidup-hidup?! Atau jangan-jangan, lo sychopath!?"

Dokter itu semakin tertawa keras. "Benar kata Raja. Kamu cerewet."

Felove menyipitkan matanya untuk menatap tajam dokter itu, lalu Ia membuang muka dengan cara menonton acara yang ada di televisi.

"Felove, Raja itu--"

"Raja itu belum mati! Gue sendiri yang ngecek nadi dia dan itu masih ada! Lo jadi dokter gimana sih meriksa denyut jantung aja gak becus." Jawab Felove merajuk.

"Iya emang Raja belum meninggal."

Felove menoleh, kembali menatap dokter tersebut. "Demi apa? Jadi? Raja masih ada?"

"Iya. Oh iya, kenalin saya Daniel, dokter umum yang notabenenya adalah kakak kandung Raja."

Felove mengerutkan keningnya. "Raja punya kakak laki-laki? Bukannya dia cuma punya Ratna sebagai kakaknya?"

Dokter itu menggeleng. "Ratna adalah anak pertama. Saya anak kedua, Raja anak ketiga, dan Daisy..."

"Daisy adik bungsu kalian yang telah meninggal?"

Daniel mengangguk.

"Maaf--"

"Gak papa. Saya udah ikhlas kok, dia pergi."

Felove menatap Dr. Daniel yang duduk di sampingnya, lalu dengan tiba-tiba, laki-laki itu membalas tatapannya.

"Daisy kenapa?" Tanya Felove.

"Daisy, dia..."

Felove mendengus. "Maaf. Lo gak perlu lanjutin. Ini bukan hak gue untuk ngusik kehidupan lo dan Raja."

Dr. Daniel menggeleng. "Kamu memiliki ikatan keluarga dengan saya. Tentu kamu mempunyai hak."

Felove menggeleng. "Oke, pertama Gue mau nanya, berapa umur lo? Kenapa lo tetep keliatan muda? Lo perawatan dimana sampe kelihatan muda gitu?"

"Saya gak perawatan, dan saya 21 tahun." Jawabnya.

"Demi apa? 21 tahun? Dokter? Itu mustah--"

"Kamu tau, di dunia ini tidak ada yang mustahil. Contohnya, lihat Raja. Dia tetap hidup walau Ia sempat meninggal."

CROCOBOY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang