[46] Photograph

2K 83 12
                                    

Ps : Video di mulmed diputernya pas gue suruh play ya.

***

Reynard belum ketemu juga?"

Cinta hanya menganggukkan kepalanya, lalu ikut duduk di samping Felove sambil menatap sendu sahabatnya itu.

"Udah saatnya lo pisah sama dia." Ujar Cinta sangat hati-hati. Takut Felove tak setuju dengan ucapannya.

Felove mendengus, "Tapi— gue bahkan belum ada ketemu sama dia loh setelah makan bareng siang itu. Terus gue harus gimana? Toh dia juga gak bisa dihubungin sama sekali." Felove mengacak kasar rambutnya. "Besok gue sudah harus pergi dan dia belum ada kabar sama sekali."

"Lo khawatir sama dia?"

Felove mengerutkan keningnya, lalu menggeleng. "Biar bagaimanapun Reynard itu pernah baik sama gue. Jadi ya gak bisa seenaknya lah gue pergi gitu aja. Lagipula, Cinta. Reynard itu sekarang statusnya masih pacar gue." Ujar Felove dengan penuh penekanan disetiap akhir kalimatnya.

"Tapi kan lo gak ada rasa lagi sama dia?"

Felove berdecak kesal. "Iya tapi kan—"

"Mending sekarang siapin barang lo, karena besok lo harus sudah ikut Virlan ke Australia!"

"Gue—"

"Apalagi? Reynard??" Cinta memberi jeda pada ucapannya. "Sumpah ya, Pe. Bokap tirinya Reynard itu orang yang baik banget. Dan dia marah gitu ke Reynard, ya pasti karena Reynardnya yang kelewatan! Reynard pergi dari rumah, itu keputusan dia sendiri dan lo gak harus nanggung konsekuensi kalo dia kenapa-napa!"

Felove menautkan kedua alisnya. "Lo kok gitu sih?"

"Bukan gue gak suka kalo lo sama Reynard, tapi masa depan lo itu hal yang nomor satu, Felove. Lo boleh mikirin Reynard, tapi lo harus mikirin diri lo sendiri dulu. Love yourself, Pe. Jangan bikin orang yang sayang sama lo jadi kecewa cuma karena rasa sayang lo ke orang lain lebih besar daripada rasa sayang lo ke diri sendiri."

Felove mengangguk, lalu tersenyum kecil. "Makasi, Cin." Ujarnya.

"Sama-sama. Oh iya pasport lo, visa? Udah diurus belum?"

"Udah. Semua diurus Virlan gue tinggal terima bersih aja katanya."

"Oh.." Cinta melipat baju Felove yang masih tergeletak di atas kasur, lalu ia kembali menatap gadis itu. "Gimana hubungan lo sama Virlan? Udah jadian?"

Felove menoleh, lalu terkekeh pelan. "Apaan sih. Kagak lah."

"Kagak apa kagak nih?"

Felove berdecak gemas. "Enggak! Gue masih pacaran sama Reynard masa mau pacaran juga sama Virlan. Satu aja susah, minggat gaada kabar. Gimana kalo dua. Lagipula gue gamau maruk, yakali cowok gue dua. Kayak iya-iya nya aja."

"Oh yaudah. Nanti habis putus dari Rey langsung ke Virlan ya? Siap deh."

Felove menarik rambut Cinta yang terkuncir kuda, sehingga membuat gadis itu sedikit meringis kesakitan.

"Lo sendiri sama Ardito gimana, sama Bang Daniel gimana? Maruk lu. Mana seleranya yang high class banget. Ganteng, iya. Kaya, iya. Pinter—"

"Gausa ditanya kalo pinter mah. Dito sekolah seminggu sekali aja ranking satu mulu dia dikelas. Gue curiga dia pelihara jin buat nyontekin jawabannya anak-anak pinter pas lagi ujian." Ucap Cinta terus fokus kepada baju yang dilipatnya.

"Jadi, lo masih sama Dito?"

Cinta bergumam kesal. "Ya masih lah! Secara gue mau nikah sama dia—"

CROCOBOY [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang