Chapter 3

75.7K 5.4K 24
                                    

🕊🕊🕊

Ketika kamu merindukan Nabi, maka pada saat itu Nabi jauh lebih merindukan kamu!

Saat kamu menangis rindu akan Nabi, maka pada saat itu tersenyum indah padamu!

Saat kamu berjalan mendekati Nabi, Maka saat itu Nabi berlari sembari merentangkan tangan untuk memelukmu!

"Jangan lupa sholawat"

🕊🕊🕊

Pagi ini Ramdan menyiapkan pakaian dan tas sekolah putrinya. Ia juga harus bergegas karna pagi ini jadwalnya bukan di kantor miliknya.

Melainkan menjadi dosen di salah satu Universitas di Jakarta.

"Papa hari ini jadi pak guru ya? "

Tanya Riha melihat pakaian yang di pakai oleh ayahnya tidak seperti saat akan ke kantor"

"Iya sayang, makanya papa harus buru-buru. Nanti kalo telat di marahin sama murid papa"

"Murid papa berarti tidak sopan! Masa pak gurunya di marahin sih kan gak boleh pa"

Ucap Farikha dengan tampang marahnya membuat ramdan sedikit tersenyum sambil memakaikannya seragam. Ia memperlihatkan wajah marahnya seolah-olah murid ayahnya ada dihadapannya.

"Berarti murid papa harus belajar sama Fariha biar tau sopan santun" ucap Ramdan sambil tertawa.

"Tidak! Bukan sama Riha, tapi sama ibu Ira. Kan ibu Ira yang ajarin Riha sopan santun"

Ucapan Riha membuat Ramdan mengernyit, Riha selalu membawa nama gurunya itu ketika bersamanya. Baik saat bercerita ataupun mengingat sesuatu.

Membuat Ramdan merasa penasaran pada sosok guru yang membuat Riha sangat kagum dan mengidolakannya itu. Yang setiap ucapannya di ingat dan ditiru oleh putrinya.

Untung wanita itu guru agama dan berbudi pekerti baik. Jika tidak, akan jadi apa purtinya jika mencontoh orang yang tak baik, Pikirnya.

🕊🕊🕊

"Nenek, pokoknya Riha mau papa yang antar ngaji"

ucap bocah imut itu dengan wajah merengut dan mata berkaca-kaca.

"Sayang, papa sedang di kantor. Riha tidak kasihan, selesai mengajar papabpergi ke kantor mencari nafkah untuk Riha. Untuk Membelikan Riha pakaian dan mainan baru setiap minggu. "

"Tapi papa sudah lama sekali tidak antar Riha ngaji. Riha mau papa yang antar nek".

Kali ini Riha berucap sambil menangis, ia merasa kecewa dengan papanya yang selalu tidak punya waktu mengantarnya sekolah maupun mengaji, Jadi kali ini ia ingin papanya. Hanya papanya.

"Kalau papa tak bisa, Riha gak mau ngaji"

Setelah mengucapkan itu dia menaiki tangga menuju kamarnya dan papanya. Menutup dan menguncinya dari dalam.

Prilaku Riha hari ini membuat sang nenek tertegun. Pasalnya baru kali ini Riha melakukan aksi seperti ini.  Sebenarnya ada apa dengan cucunya itu?

🦋🦋🦋

Ramdan dengan buru-buru turun dari mobil dan memasuki kamarnya. Namun masih terkunci.

Ia sudah mendengar semua dari sang mama melalui ponselnya. Dan ia merasa terkejut tentunya.

Ini pertama kali putrinya melakukan hal ini. Apa kali ini ia sudah keterlaluan?

Apa ia mengabaikan putrinya terlalu jauh sehingga membuat Riha bersikap seperti ini?

"Sayang, papa pulang. Riha katanya mau diantar papa?."

Ucap Ramdan melalui balik pintu, Berharap putrinya mau membukakan pintu. Namun nihil tak ada jawaban apalagi pintu terbuka.

"Riha maafin papa, papa salah. Sudah lama tidak antar Riha ke sekolah, tidak pernah antar Riha mengaji. Tapi jangan ngambek gini ya? Riha buka pintunya ya?"

Sang mama yang berdiri di samping Ramdan hanya menatap putranya sendu. Inilah akhinya jika Ramdan terlalu lama mengabaikan Riha. Inilah yang ia takutkan.

"Bi, tolong ambilkan kunci cadangan di lemari gudang."

Tak lama apa yang ramdan minta datang. Segera ia membuka pintu dan menelusuri seisi kamar.

Riha sedang tidur di atas kasur dengan tubuh yang di tutupi selimut dan kepalanya di tutup oleh bantal.

Pantas saja dia memanggil putrinya tak mendapat sahutan. Ternyata ia tertidur, Mungkin karna kelelahan menangis.

Ramdan menaiki kasur dan berniat memeluk putrinya. Namun ia terkejut saat merasakan suhu tubuh putrinya sangat panas.

"Mah... Mamah, "

Panggil Ramdan dengan cemas

"Ada apa nak, kenapa teriak-teriak"

"Mah, badan Riha sangat panas. Ramdan harus gimana mah"

Ucap Ramdan panik. Karna Riha jarang sekali sakit, baru kali ini putrinya ini demam sampai setinggi ini.

"Ayo bawa kerumah sakit"

Dengan segera Ramdan menggendong putri kecilnya ke dalam mobil dan menidurkannya di pangkuan sang mama.

🕊🕊🕊

Riha mengalami demam tinggi. Dan dokter menyarankannya untuk di rawat, Karena jika sampai tiga hari demamnya tak kunjung menurun maka memerlukan penanganan lebih lanjut.

Dan Ramdan tentu menyetujuinya, Demi yang terbaik untuk putri tercintanya.

'Sayang kamu harus kuat, papa akan lebih perhatian, papa akan lebih sering menemani Riha dan papa akan lebih menyayangi Riha dari sebelumnya. Cepatlah sembuh nak'

Doanya dalam hati, hatinya menyesal atas ketidak berdayaannya menjadi seorang ayah. Kini seolah apa yang membuatnya meninggalkan Riha (pekerjaan) seolah tak lagi berharga. Tentu putrinya adalah yang paling penting.

IBU UNTUK ANAKKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang