Chapter 30 || Segalanya

48.9K 3.1K 31
                                    

Assalamualaikum semuaaa....😁
Gue lagi rajin apdet ini, abisnya boring bgt kagak ada kerjaan.

Happy reading, don't forget to vote and comment okay?

🐓🐓🐓

2 tahun kemudian...

"Pa! Adek brisik banget, pasti lagi eek nih di celana"

Riha berteriak memanggil papanya. Asal kalian tahu! Jika adik kecilnya menangis, ataupun rewel Riha selalu menyalahkan papanya.

Dan juga, jika Riha sedang mendapati adiknya b.a.b atau popoknya penuh dia selalu memanggil Ramdan untuk membersihkannya, bukan Ira. Entahlah, sejak dulu dia suka membuat ayahnya kesal.

Melihat wajah jijik ayahnya saat pertama kali belajar membersihkan kotoran adiknya dulu, membuat Riha tertawa geli dan itu menjadi hiburan baginya bahkan berlangsung hingga saat ini adiknya berumur 1 tahun.

Karna itulah ia selalu memanggil papanya saat adiknya buang kotoran. Melihat wajah ayahnya yang tersiksa menjadi candu baginya. Dasar Riha!

"Sayang, mama ada di dapur! Lebih deket untuk kamu panggil, Kenapa harus teriak manggil papa?"

"Emang salah? Kan Ino juga anak papa"

"Astaga, tapi liat situasi dong sayang, kamu teriak-teriak manggil papa yang lagi tidur di atas cuma buat buang kotoran Ino sedangkan ada mamanya di sini"

Geram Ramdan menghadapi tingkah menyebalkan anaknya yang satu ini. Entahlah, dendam apa yang dimiliki Riha sampai-sampai tega menganiayanya seperti ini.

"Ya udah lah pa, udah terlanjur sampe sini. Kasian dedek Ino tuh, nunggu di bersihin eek nya"

Riha bicara tanpa rasa bersalah sedikitpun sambil memakan kembali snack nya. Kemudian ia melanjutkan menonton tv, mengabaikan papanya dengan muka bantal dan kesal mulai membuka celana putra kecilnya untuk membersihkan kotorannya.

"Ino kalo udah besar jangan kayak ka Riha ya, bisa-bisa papa gila kalo dua-duanya begitu tingkahnya, satu aja cukup"

Ucap Ramdan setelah selesai membersihkan pantat lucu putra kecilnya, kemudian dia berbicara sambil menaburkan bedak dan minyak agar terasa wangi dan segar.

"Kenapa ka? Ino abis eek ya?"

"Iya, udah kakak bersihin. Berkat anak kamu itu, yang apa-apa kalo masalah begini gercep banget manggil papanya. Kamu beruntung saya punya agen kayak dia"

Ramdan berucap sini menyindir putrinya yang tidak merasa bersalah sedikitpun, tidak merasa tersindir sedikitpun. Masih asik dengan makanan dan tv nya. Menyebalkan!

Tak lama Riha menoleh ke arah papanya, lalu ia menjulurkan lidah mengejek. Baiklah tanda perang!

Tanpa disadari, si kecil tang melihat kakaknya menjulurkan lidah tertawa, ia pikir kakaknya sedang bermain dengannya.

Mendengar tawa si kecil, membuat Ramdan yang hampir menyemburkan api amarah karena ketidaksopanan anaknya terhenti.

Ia menatap Ino, putra kecilnya yang kini berusia satu tahun Wajahnya yang menjiplak dirinya membuat kebahagiaan keluarga besarnya semakin lengkap.

IBU UNTUK ANAKKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang