kini mereka berada dikamar hotel tempat diadakannya resepsi pernikahan. setelah acara selesai sekitar satu jam yang lalu, para tamu undangan membubarkan diri hingga tersisa sanak keluarga yang masih berkumpul sambil bercanda ria.
mereka memanfaatkan waktu pertemuan ini sebaik mungkin. karena jarang mereka bisa berkumpul seperti ini jika tidak ada acara besar.
Ramdan memperhatikan Ira yang terlihat sangat lelah dengan pakaian pengantin dan heels-nya yang tingginya sekitar 7 cm.
lalu ia berdiri dan berpamitan pada keluarga besarnya juga keluarga besar Ira untuk pergi kekamar hotel yang memang disediakan untuk mereka menginap.
"maaf semuanya, Ramdan permisi untuk istirahat. sepertinya Ira sangat kelelahan setelah acara tadi. maaf tidak bisa menemani lebih lama" kemudian ia menarik tangan Ira dengan hati-hati.
sesampainya dikamar Ramdan menyuruh Ira duduk diatas kasur, lalu ia berjongkok dihadapan Ira kemudian melepaskan sepatu yang dikenakan oleh Ira.
ia mengambil handuk kecil yang tersedia digantungan kamar mandi dan membasahinya dengan air hangat. ia mengelap kaki Ira dengan lembut.
"kak jangan"
ucap Ira enggan melihat apa yang dilakukan oleh Ramdan padanya. ia tidak menyangka Ramdan akan melakukan hal seperti itu terhadap dirinya.
bahkan ia sendiri tidak terfikirkan untuk melakukannya pada Ramdan, istri macam apa dia.
"tidak papa, aku tau istriku ini sangat lelah. menggunakan sepatu setinggi 7 cm dan berdiri dihadapan orang selama berjam-jam. aku saja yang melihatmu sejak tadi merasa tersiksa"
tak ayal apa yang dikatakan oleh Ramdan membuat ia terharu. ia tidak menyangka bahwa Ramdan memperhatikannya sejak tadi, ya Allah beruntungnya.
"oh iya kak, dimana Riha?"
Ramdan yang sedang mengusap kaki Ira dengan hari-hati menoleh menatap wajah istrinya.
"mama bilang Riha akan pulang bersama mereka nanti"
ucapan Ramdan membuat Ira mengerutkan keningnya
"apa tidak papa? apa Riha tidak akan mencari ayahnya?"
"dia juga sering tidur bersama dengan mama ketika aku harus lembur dikantor, jadi kurasa menginap bersama mama untuk malam ini juga tidak papa"
ia malah berfikir mengenai kehidupan Riha ketika ayahnya harus bekerja dan ia harus tinggal bersama neneknya tanpa ibunya.
pantas jika ada saatnya ia membutuhkan sosok seorang ibu dalam hari-harinya. kini ia bertekad akan menjadi ibu yang baik untuk anaknya. ya, anaknya Riha.
Bukankah sekarang Riha sudah menjadi anaknya? ia akan membahagiakan Riha dan menyayanginya seolah memang dialah ibu kandungnya. dan mengingat Riha membuatnya merindukan gadis kecil itu.
"sudah baikan?"
pertanyaan Ramdan membuat pikiran Ira kembali ke alam nyata.
hari ini Ira merasa ia berolahraga jantung, semua yang dilakukan dan diucapkan oleh Ramdan membuatnya dag dig dug.
"setelah ini kita sholat sunnah ya, ini akan jadi pertama kalinya aku mengimamimu dan kamu menjadi makmumku, lalu setelahnya kita tidur, kamu pasti lelah"
Ira mengangguk senang. ini adalah sholat berjama'ah pertama mereka. pembuka dari sholat jama'ah mereka yang semoga dapat selalu mereka lakukan hingga akhir hayat nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
IBU UNTUK ANAKKU [END]
Ficción GeneralTak pernah merasakan kasih dan belaian seorang ibu sejak hari pertama melihat dunia membuat Riha merindu. Sosok kecil dan manis itu jatuh hati pada seorang wanita cantik dan menginginkannya untuk menjadi ibunya, memberikan kasih sayang dan belaian c...