Chapter 22 || "RASA MUAL"

59.9K 3.6K 108
                                    


🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️

Sesampainya di rumah, Ramdan membaringkan Riha di kamarnya, dia tertidur sehabis menangis kencang sekali saat dipijat. Ramdan mengecup puncak kepala putrinya dengan sayang kemudian membersihkan bekas lelehan air matanya.

Selesai dengan Riha, Ramdan menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Waktu menjelang ashar dan ia ingin sholat berjamaah bersama isterinya. Ketika memasuki kamar dia mendengar gemercik air dari kamar mandi, istrinya sedang mandi.

Ira keluar dengan rambut panjangnya yang terlihat basah, Ramdan memperrhatikan wajah isterinya yang terlihat segar dan cantik tentu saja. Ira menatapnya dengan senyum yang begitu lembut.

"Kaka mau mandi atau makan dulu, biar Ira masakkan"

"Kemarilah" ucap Ramdan sambil menepuk sisi kasur yang ia duduki, lalu ia mengambil handuk yang Ira pegang kemudian menggosokkannya ke kepala isterinya.

"Kakak pasti lelah, Ira bisa mengeringkannya sendiri ko"

"Tak apa, aku suka melakukannya" Ramdan tersenyum lembut sembari terus menggosok rambut isterinya dengan handuk.

"Terimakasih" Ira tidak dapat menahan senyum malu-malunya, perasaan nyaman dan senang diperlakukan suaminya sedemikian lembut membuatnya terbang.

Namun tak lama kemudian Ira beranjak, kemudian berlari menuju wastafel yang ada di kamar mandi.

"Huekk"

"Huekk"

Ramdan terkejut, Ira lari begitu saja kemudian terdengar suara muntahan. Setelah sadar dari keterkejutannya Ramdan berjalan cepat menuju kamar mandi.

"Sayang, kamu sakit?" Tanyanya dengan cemas sembari memegangi rambut Ira agar tidak terkena muntahan. Ia juga memijit lembut tengkuk isterinya.

Ira hanya menggeleng menjawab pertanyaan suaminya. Dia mual, tapi yang keluar hanyalah air berwarna kekuningan.

Ramdan diam dan memikirkan sesuatu, mungkinkah?

Baiklah, nanti saja ia membahas itu, sekarang ia berusaha membantu Ira meredakan rasa mualnya.

"Ka, aku mau sholat asar dulu ya. Rasanya badanku lemas"

Baiklah, niat Ramdan yang belum terucap untuk mengajak Ira berjamaah sudah lebih dulu mendapat jawaban.

"Kalau begitu kaka mandi dulu, setelah sholat kita pesan makanan saja, kamu tidak perlu masak"

Ira hanya mengangguk meng-iya kan ucapan suaminya. Kemudian ia mengambil wudhu, karena sudah masuk waktu Ashar ia langsung menunaikan sholat.

Selesai dengan menghambakan diri pada Sang Pencipta, Ira berjalan menuju ruang tengah untuk berbaring di sofa, ia sengaja tidak berbaring di kasur karena takut benar-benar tertidur.

Lagi pula ia lapar dan menunggu Ramdan selesai dengan sholat nya kemudian memesan makanan yang sejak tadi menari-nari di kepalanya. Kenapa ia sangat ingin makan makanan itu ya, entahlah Ira sendiri tidak tau.

Ramdan berjalan mendekati Ira masih dengan mengenakan sarung sholatnya. Ia berjalan mendekati isterinya sambil mencari-cari menu di salah satu aplikasi yang menawarkan jasa antar makanan dll.

IBU UNTUK ANAKKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang