🕊🕊🕊
Terkadang, aku berusaha membohongi diriku sendiri agar tidak menjadi sakit.
Aku katakan bahwa semua baik-baik saja, bahwa masalah akan berlalu seperti yang sebelum-sebelumnya.
Namun saat itu aku lupa, bahwa hatiku terlalu jujur untuk bisa tenang dengan segala masalah yang ada.
Aku salah!
Masalah tidak akan selesai dengan aku menangis, dengan aku berlari, dengan aku marah, dengan aku berteriak pada mereka, apalagi dengan aku bersembunyi!
Tapi masalah akan selesai saat aku berani berjalan dengan tenang menuju sumber masalah itu sendiri.
Lalu aku katakan! Ayo selesaikan sekarang!
🕊🕊🕊
Saat tiba di rumah sakit. Ternyata Riha belum juga bangun. Ia masih terus mengeluh sakit dan memanggil Ira.
"Sayang mama di sini, Riha bangun ya? " ucap Ira sambil membelai pucuk kepala Riha dengan sayang
Suara lembut itu dengan segera di kenali oleh si kecil riha. Ia membuka mata perlahan dan memeluk ira erat.
"Mama, riha kangen mama. "
Ira bingung sebenarnya, ia juga merasa kikuk karna di ruangan ini bukan hanya dirinya saja, namun ada ibu nisa, ramdan dan ayah ramdan, ahmad siraj.
Namun ia tetap memeluk riha. Merasakan tingginya suhu tubuh riha. Membuat ira merasa kasihan, riha pasti sangat tersiksa dengan ini.
"Mama di sini, riha cepat sembuh ya? Jangan sakit terus, nanti hafalannya tertinggal"
Ucap ira sambil tersenyum membelai wajah riha.
Membuat riha menyerukkan wajahnya ke leher ira.Ramdan yang sedari tadi memperhatikan merasa ada sesuatu yang aneh dalam hatinya.
Moment itu seolah-olah sangat pas dan cocok hingga membuat hatinya tenang dan teduh. Melihat putrinya mendapat pelukan kasih sayang dari wanita yang tampak begitu menyayanginya.
Apa ini yang di rindukan putrinya? Sosok seperti inilah yang di harapkan Riha. Tapi apakah ia siap untuk membangun kembali sebuah keluarga?...
Dan apakah wanita itu akan menerimanya andaikata ia benar-benar memintanya menjadi mama riha, menjadi istrinya?
Dia hanyalah duda beranak satu, yang selama ini tak mampu bersikap romantis dan puitis.
Almarhum istrinya mengatakan bahwa ia adalah orang yang kaku dan membosankan.
Apakah Ira juga akan menganggapnya seperti itu. Ia takut Ira akan jenuh dan bosan hidup bersama pria kaku sepertinya.
Karna ira terlihat seperti wanita yang ceria dan mudah bergaul.
🕊🕊🕊
"Nak ira, ibu sangat berterimakasih karna nak ira mau membantu proses penyembuhan riha. Kalau boleh ibu tau, kenapa riha bisa sampai sedekat itu dengan nak ira? "
"Maaf tante, bila kedekatan riha dan saya membuat keluarga tante tak nyaman. Tapi semua terjadi begitu saja. Riha selalu manja jika sedang mengaji, saya harus membujuknya untuk mau mendengarkan dan memahami pelajaran juga menambah hafalannya dengan rutin. Sampai suatu hari ia menangis saat menunggu ayahnya datang menjemputnya. Namun tidak kunjung datang danRiha menangis.
Lalu ia mengatakan 'ibu ira saja yang jadi mama riha, riha pingin punya mama. Jadi walaupun ayah gak ada masih ada mama. Bu ira maukan jadi mama riha? '
Saya merasa sangat terharu saat riha mengatakannya. Lalu saya menyetujui demi membuat riha senang, saya sungguh tak tau kalau sampai seperti ini. Maaf tante"
"Ira, tante tidak masalah dengan itu, bahkan tante berterimakasih kamu sudah mau datang kemari demi riha."
"Boleh tante tanya sesuatu, tapi maaf jika ini kurang sopan"
"Tidak apa, tanyakanlah tante"
"apa kamu sudah memiliki seseorang yang halal untukmu? "
Ira tau apa maksud dari ucapan mama ramdan dan iapun menggelengkan kepala. Ia juga tak menyangka kalau mama ramdan akan menanyakan hal seperti itu.
"Syukurlah"
"Ada apa memangnya tante? "
"Tidak papa, tante hanya ingin tau, tante takut jika memang kamu sudah memiliki suami. Suamimu akan terganggu dengan semua ini"
jawab mama ramdan sambil tersenyum penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
IBU UNTUK ANAKKU [END]
General FictionTak pernah merasakan kasih dan belaian seorang ibu sejak hari pertama melihat dunia membuat Riha merindu. Sosok kecil dan manis itu jatuh hati pada seorang wanita cantik dan menginginkannya untuk menjadi ibunya, memberikan kasih sayang dan belaian c...