3 hari yang lalu
"Ma, bagaimana menurut mama jika papa ingin menjodohkan ira dengan ramdan?" Ucap sang suami meminta pendapat. Di tanggapi dengan sumringah oleh istrinya.
"Sungguh? Papa berniat menjodohkan ramdan dan ira? Mama sangat senang pa, ira adalah tipe menantu idaman. Baik, sabar, lemah lembut dan keibuan. Dan yang paling penting ia bisa menjaga martabatnya sebagai seorang wanita (sholehah)"
"Kalau begitu kita akan membicarakan ini dengan keluarga ira. Semoga mereka menerima dengan tangan terbuka"
"Tapi bagaimana jika ira tidak menerima ramdan pa?. Mama tau ira adalah wanita yang baik dan sangat santun. Namun dia pasti juga memiliki impian untuk mendapatkan pria yang sepantasnya. Apa dia akan menerima status ramdan sebagai duda beranak satu?"
Ucapan sang istri membuat Ahmad merasa gamang. Namun ia akan mencoba. Masalah di terima atau tidak itu urusan belakangan.
"Kita akan ke sana sore ini. Jika kita mengajak ramdan, sampai kita tua pun ia akan mengatakan belum siap. Jadi kali ini aku berharap tak salah langkah menjodohkan anakku" ucap sang suami tegas dan tak bisa di bantah.
"Baiklah suamiku. Aku akan menurutimu. Lagi pula aku juga mendukung hal ini. Semoga kali ini ramdan bisa mendapatkan sepruh hidupnya untuk menyempurnakan ibadah" ucap sang mama ramdan yang di amini oleh suaminya.
🕊🕊🕊
Ira memakai pakaian sederhana dan hijab berwarna biru. Namun tetap terlihat cantik dan anggun.
"Sayang ayo, keluarga ramdan sudah datang"
Mama ira menuntun ira menuruni tangga dan membuat keluarga ramdan menjadikannya objek penglihatan.
'Ya allah, jika dia memang jodohku maka dekatkanlah ia. Namun jika bukan, maka jauhkanlah ia dan perasaan ini dari dalam hatiku'
batin ramdan merapalkan doa saat melihat ira yang mulai menuruni tangga.
"Masyaallah, cantiknyaa ibu guru" goda mama ramdan yang sukses membuat ira merona dan para suami tertawa geli mendengarnya.
"Baiklah, maksud kedatangan kami kemari adalah ingin mengkhitbah putri bapak Khumaira Al-Fansyuri"
"Nak ramdan, apa yang membuatmu yakin untuk mengkhitbah putri saya?"
Tanya ayah ira -Khatib Al-Fansyuri- yang menanyakan prihal apa yang melatarbelakangi ramdan mengkhitbah putrinya.
"saya menyukai akhlaknya yang berbudi luhur, sifatnya yang lemah lembut dan tabiatnya yang sejalan dengan ajaran Allah dan Rasulnya, oleh karna itu izinkanlah saya menikahi putri bapak"
Wajah ira merah merona mendengar perkataan yang di lontarkan oleh ramdan. Ia terus menundukkan kepalanya. Ia tak menyangka jika ia terlihat seperti itu di mata ramdan. Setaunya, ramdan adalah orang yang agak cuek dan tak peduli.
"Saya merestui. Namun keputusan ada di tangan ira, dialah yang akan menjalani kehidupan yang engkau tawarkan maka biarlah dia yang menjawab"
"Bagaimana? Apa kamu menerima lamaranku? Khumaira al fansyuri?"
Pertanyaan ramdan dan caranya menyebutkan nama ira membuat ira merasakan sesuatu berdesir di dalam hatinya. Mungkinkah secepat ini ia jatuh pada pria itu? Baiklah kalau begitu. Ia akan memutuskan sesuai kata hatinya.
"Iya, aku bersedia"
Jawabnya dengan wajah semakin menunduk malu dan merona. Sungguh ia sangat malu saat harus mengucapkan kata penerimaan. Namun jika ia tak mengatakannya mereka takkan mengetahuinya.
"Alhamdulillah"
ucap seluruh keluarga yang ikut hadir. Baik dari kalangan Ramdan maupun Ira. Di akhiri doa penutup yang di bacakan oleh ayah ramdan.
Setelah menunaikan sholat magrib di masjid, mereka makan malam bersama di rumah ira sambil membicarakan kapan acara pernikahan akan di langsungkan. Dan yang membuat mereka terkejut adalah, Riha meminta ira untuk segera tinggal di rumah ramdan bersamanya. Itu artinya pernikahan harus di percepat.
Mereka mencari tanggal yang kira-kira tepat. Dan pernikahan di putuskan akan di laksanakan 3 bulan yang akan datang pada awal bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
IBU UNTUK ANAKKU [END]
General FictionTak pernah merasakan kasih dan belaian seorang ibu sejak hari pertama melihat dunia membuat Riha merindu. Sosok kecil dan manis itu jatuh hati pada seorang wanita cantik dan menginginkannya untuk menjadi ibunya, memberikan kasih sayang dan belaian c...