Rencana⚡

865 56 5
                                    

Hari senin, upacara, hujan gede lengkap lah sudah kenikmatan hidup ini. Berbeda dengan Rizki yang sedang kesal karena ia masih terjebak dalam kemacetan, mobil yang dari tadi dikendarainya sama sekali tidak bergerak sedikitpun.

"Bisa-bisa telat nih gua" perasaan bercampur aduk tak henti-hentinya Rizki melirik ke arah jam tangan yang sudah menunjukkan pukul tujuh pas.

Kemacetan tadi pagi cukup memakan waktu kurang lebih 20 menit.
Gerbang sudah ditutup menandakan bahwa jam pelajaran telah dimulai, karena kebetulan hari ini hujan besar.

Karena Rizki masih memiliki sifat badboynya maka ia dengan lihai memanjat pagar belakang sekolah. Mobil yang ia kendarai sengaja dititipkan pada warung mie ayam depan sekolahnya.

Dengan langkah tergesa-gesa seperti maling yang ketauan nyolong sendal capit,Rizki melewati lorong kelas Ips yang memang letaknya disebelah belakang, seribu langkah telah dilakukan dan semua bacaan surat surat pendek pun telah dilaksanakan, takut-takut sudah ada guru dikelasnya.

Namun yang terlihat, tak ada satu pun guru yang mengajar dikelas itu, Rizki menganggap ini sebagai keberuntungan, tak mau menunggu lama lagi, langsung saja ia mendudukan bokongnya dikursi miliknya sendiri.

"Bro tumben telat"tanya Aldi yang kebetulan duduk di depannya.

"Macet."jawab Rizki sambil mencoba menyisir rambutnya yang basah karena air hujan tadi.

"Liburan jadikan?"tanya Wildan.

"Jangan ke Lembang deh, kedeketan. gimana kalo ke Yogyakarta?"sahut Kevin.

"Ide bagus noh, Yogyakarta kayanya seru juga ye gak" ujar Aldi yang membetulkan ucapan Kevin

"Ok."

"Kita naik kereta, terus gua ga mau pesen hotel ah"ujar Wildan sambil memainkan handphone yang digenggamnya.

"Terus lu mau tidur dimana babi?"

"Gimana kalo kita nyewa rumah aja?"ide gila Wildan sudah mulai kambuh lagi.

"Rumah sapee?"tanya Kevin dengan nada malas.

"Rumah tradisional gitu yang dari kayu, tapi fasilitasnya kaya hotel gitu. Ah pokonya seru dah ayo!"antusias seolah Wildan yang akan membayar semua itu.

"Berapa hari?"

"5 hari" ujar kompak mereka berempat.

Terlihat disana Tia memasuki kelas dengan wajah cemberut, tentu saja hal itu langsung membuat Aldi bersemangat untuk menggodanya, terlebih lagi sekarang sedang free class karena hampir semua guru rapat dan yang tersisa hanya guru piket saja.

"Pagi Tia" sapaan hangat Aldi berhasil membuat pipi Tia menghangat, entah sejak kapan ia mulai mengenali rasa yang berbeda.

"Pagi juga" senyuman manis Tia pun berhasil menghipnotis Aldi.

"Senyum lu bagus,cantik."

"Jangan percaya sama senyuman, dia suka bohong."ujarnya sambil duduk dikursinya yang terletak dibarisan paling depan.

"Gua suka mata lu, mata ga bisa bohong kan?"

"Iya, terus?"

CoganistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang