Dia⚡

406 25 0
                                    

Angin disore hari telah berhasil mengibarkan rambut indah miliknya.

Matanya menatap sayu. Kulitnya pun memucat.

Baju khas rumah sakit yang ia kenakan pun, semakin memperjelas bahwa dirinya adalah seorang pasien.

"Aku kangen kamu"

"Kamu lagi apa sekarang?"

"Apa kamu gak ada niatan untuk cari aku?"

Matanya memanas, hingga cairan bening membasahi kedua pipinya.

"Apa kamu selalu inget aku, sebagaimana aku inget kamu?"

Hatinya terasa perih tak beralasan.

"Aku selalu kepikiran kamu"gumamnya sambil menatap ponsel miliknya yang terdapat foto seorang lelaki yang memakai topi.

"Kamu masih ada dihati aku"

"Apa kamu kangen sama aku?"tanyanya sambil menatap langit sore yang cerah ini.

Langit berwarna jingga, mengingatkannya dengan kejadian beberapa bulan lalu. Dimana ia biasa melihat langit jingga ini bersama seseorang yang baru saja dikenal namun sudah membuatnya jatuh hati.

Matanya terpejam merasakan rindu yang mulai menusuk hatinya.

"Apa rasa rindu itu begitu sangat menyiksa?"

"Bagaimana jika yang dirindukan, tak balik merindukan?"

"Bahkan aku sendiri gak tau harus gimana cara menyikapi rindu yang terus menusuk ini." ia menggemgam erat kalung yang dj kenakan.

Kalung bertali hitam, bermata batu berwarna putih.

"Andai permintaan aku kali ini bisa terwujud, permintaan aku cuman satu. Ingin bertemu."

"Kamu udah janji sama aku, kalo kita ketemu lagi kamu bakal ngasih tau aku segalanya, termasuk isi hati kamu."

"Tapi kenapa dia gak datang tuhan!"

"Kenapa?!"

"Apa dia emang gak mau ketemu sama aku?"

"Jahat!"

"Lo jahat banget sih!"

"Lo adalah orang terjahat yang pernah gue temui!!"

"Aku selalu nunggu kamu"

"Apa kalau aku kembali ke tempat itu kamu bakal ada disana, seperti kamu yang dulu?"

Hari sudah semakin sore, bahkan taman rumah sakit ini sudah mulai sepi.

"Entah kenapa hati aku begitu mudahnya jatuh cinta sama kamu."

Dia melirik tangannya yang sedang terinfus pengisi darah merah.

"Rasa ini menyiksaku menyiksa setengah mati."

Deruan nafasnya sudah terdengar dengan jelas.

"Dek Alena ayo masuk udah sore, angin sore gak baik buat kesehatan kamu"ujar suster yang sudah berada dibelakang Alena.

"Iya suster"

---------
---------

Maaf dichapter kali ini pendek, karena emang cuman buat Alena doang sih soalnya banyak yang kangen sama dia katanya 😂

sorry for typo 💔

maaf juga kalo ga nyambung dan masih banyak bahasa bakunya
disini banyak bahasa Sundanya dan ga ada translatenya karena ga keburu hehehe maaf aja kalo ada yang ga ngerti silahkan Comment aja ya 😊

dan jangan lupa vote dan comment ya ❤❤

CoganistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang