"Hari kedua sekolah disini pokonya gue gak boleh telat"ujar Ira dengan tekad yang sudah bulat.
Ira turun dari mobil ayahnya, tak lupa untuk mencium tangannya dulu. Senyum manis Ira tak pernah lepas dari wajahnya.
Ira mengamati para kakak kelas yang sudah berbaris didepan gerbang.
"Lagi pada ngapain?"tanya Ira pada dirinya sendiri.
Ternyata para Kakak Osis itu sedang menyambut peserta MPLS.
Ira melihat ada Rizki dan Wildan yang sedang sibuk memberikan semangat dan kata-kata gombal.
"Hai manis! Semangat ya MPLSnya!" ucap Rizki dan Wildan berbarengan. Bahkan Ira sampai cengo melihat senyum keduanya.
"Eh iya Kak makasih"gugup Ira.
Benar dengan apa yang dikatakan oleh orang lain, ketika adik kelas melewati barisan kakak kelas, itu rasanya seperti melewati para preman.
"Berasa jadi orang penting gue, sampe disambut segitunya"gumam Ira.
"DEK AWAS!"teriak Wildan
Gubrakkkk!
"JATOH"sambung Rizki.
"Awsss!"Ringis Ira, lutut dan telapak tangannya sudah penuh darah dan tanah.
Ira jatuh karena menginjak tali sepatunya sendiri. Ini adalah akibat terlalu sibuk memperhatikan para Kakak Osis hingga tak sadar tali sepatunya terbuka.
Ira rela hari ini dicap sebagai anak cengeng, pasalnya untuk masa perkenalan seperti ini, Ira sudah memalukan.
"Kamu gapapa?"ada sepasang sepatu dihadapan Ira, dan ia mengenal suara itu, namun ia lupa siapa pemilik suaranya.
Ira hampir menangis untuk menahan rasa pedih dan malu yang saat ini ia tanggung sendiri, terlebih lagi anak-anak Osis sudah berdatangan mengelilinginya.
"Jangan nangis"segera siswa itu berjongkok dihadapan Ira.
Sekarang ia ingat.
Ingat sekali siapa pemilik suara itu.
Suara yang sering ia dengar dulu.
Wajah pemiliknya kini tepat dihadapan wajahnya.
Hatinya berdetak cepat, seperti musik dangdutan dikondangan.
"Kak Kevin"gumam Ira. Untuk kali ini ia menangis bukan karena rasa sakit dan malu, melainkan karena bertemu dengan seseorang.
"Vin kayaknya adek ini gak bisa jalan deh, coba lu gendong kasian tuh lututnya berdarah gitu.
Kevin menatap dingin Ira yang sedang menunduk sambil menangis.
Tanpa menunggu lama, Kevin langsung menggendong Ira ala bridal style.
"Ra inget nafas Ra"ujar Ira, mulut dan matanya sukses terbuka lebar akibat kaget.
Dengan mati-matian Kevin berusaha menahan senyum. Kelakuan Ira saat ini sangatlah lucu dimata Kevin.
Ratusan pasang mata menatap iri kearah Ira yang digendong oleh Kevin.
"Ih curang dia udah digendong sama Kak Kevin"
"Kok Kak Kevin selingkuh dari aku sih!"
"Itu tuh harusnya gue percaya deh"
Kevin menendang pintu uks untuk membukanya, lalu menidurkan Ira diranjang yang bersih nan rapih.
Ira mengamati sekelilingnya hingga ia terhenti disatu titik. Tempat dimana Kevin berdiri mencari alkohol, kapas, dan teman-teman yang lainnya.
"Makanya nanti kalo liat cogan lagi biasa aja, jangan sampe lupa segalanya"sindir Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coganista
Teen FictionEits kalo kalian nyangka ini tentang kisah cinta kaya romeo dan juliet yang romantisnya kaga ketulungan kalian salah, ini adalah tentang kehidupan dimana otak otak kaga berfaedah beraksi Aldito Anggara Pramesta •ketos tapi paling males rapat Wildan...